Budaya-Tionghoa.Net | Ada pertanyaan seperti ini : [“…….Saya pernah diberitahu oleh seorang praktisi Fengshui bahwa memindahkan kuburan sangat tidak dianjurkan dalam Fengshui, karena dapat mengakibatkan meninggalnya anak cucu almarhum. Selain itu disebutkan bahwa makam leluhur lebih penting dibandingkan Fengshui rumah tinggal, karena dapat menyerang nyawa. Lebih jauh lagi, diinformasikan pula bahwa dalam membongkar kuburan tulang belulang almarhum tidak boleh terkena sinar matahari. Apakah para rekan di sini dapat memberikan alasan logis terhadap hal-hal tersebut di atas. Sebelum dan sesudahnya saya mengucapkan banyak terima kasih……” ]
***
Sebenarnya dalam beberapa hal, sering dilakukan pemindahan kuburan terutama pada masa lampau. Pemindahan kuburan dilakukan ketika diperkirakan runtuhnya suatu keluarga karena fengshui leluhur yang rusak. Biasanya mereka akan melihat apakah mayat leluhurnya rusak atau awet dalam artian tidak rusak dalam jangka waktu lama. Jika tetap awet maka posisi fengshui kuburan itu sudah baik dan mendapat qi yang baik pula.
|
Konsep bahwa kuburan mempengaruhi keturunan berasal dari pemikiran bahwa tubuh keturunan atau anak cucu itu berasal dari nenek moyang mereka, jika tubuh nenek moyang rusak maka tubuh keturunan itu juga akan rusak. Rusak disini bisa diartikan bahwa kuburan yang menjadi tempat mereka tinggal itu tidak membuat “tubuh” nenek moyang menjadi awet. Kaitan antara keturunan dengan nenek moyang tidak lepas begitu saja ketika nenek moyang mereka meninggal. Jika yang meninggal tidak mendapat tempat yang nyaman maka keturunan mereka juga tidak akan nyaman.
Konsep ini berlanjut dengan konsep hukum karma yang agak berbeda dengan konsep hukum karma agama Buddha. Konsep ini dalam agama Tao disebut Chengfu atau tenggelam mengapung. Sejak jaman dahulu, sudah ada pemikiran bahwa Hun dan Po itu adalah dua unsur pembentuk kehidupan manusia, ketika meninggal maka hun akan ke atas dan bersifat Yang sedangkan po bersifat yin dan kembali ke bumi. Konsep hun po ini kemudian berakar dalam fengshui, po manusia yang meninggal dan terikat oleh kuburan ini harus diantar atau dibersihkan sehingga kembali ke bumi. Karena itu upacara Chaudu juga berkaitan dengan Po dan Hun. Seperti upacara orang yang meninggal itu dilakukan selama 7 minggu berturut-turut untuk mengantarkan Po kembali ke bumi.
Kaitan dengan fengshui adalah, po dipercaya bisa membuat keluarga yang ditinggalkan tidak nyaman terutama po yang terikat atau hun yang terikat pada posisi yang tidak memadai atau nyaman. Pola karma Cheng yang artinya mengikat kepada generasi diatas kita, tentunya akan melahirkan suatu bentuk pemikiran pelimpahan jasa bagi leluhur kita, juga konsep karma Fu nantinya akan membuat kita mau berbuat amal kebajikan demi keturunan kita.
Dengan memberikan tempat yang nyaman bagi “arwah” leluhur kita, tentunya kita sudah membuat suatu kebajikan bagi leluhur dan dipercaya pahala dari kebajikan itu nantinya akan juga turun atau kita nikmati. Konsep hukum karma menjadi landasan bagi ilmu fengshui, sayangnya sekarang ini konsep ini perlahan mulai melenyap.
Kaitannya dengan proses membersihkan tulang, hal ini berkaitan dengan sifat YIN atau negatif. Dimana pembersihan PO atau tulang belulang itu berkaitan dengan sifat po itu sendiri yaitu negatif. Catatan , Po tidak selalu berkaitan dengan hal yang tidak kelihatan, tapi bisa kita artikan juga tulang belulang yang masih tersisa sebagai salah satu unsur dari po.
Masalah logis atau tidak itu sudah menjadi hal yang “relatif” tergantung dari sudut mana anda memandang. Tapi secara umum dipercaya bahwa pengaruh kuburan itu hanya sekitar 120 tahun.
Dalam Canon Dao terdapat beberapa kitab yang berkaitan dengan fengshui, misalnya kitab Huangdi Zhaijing, Jiutian XuanNv Qingnang Haijiao Jing dan kitab lainnya. Empat binatang yang menjadi pedoman fengshui itu merupakan 4 binatang suci dalam agama Tao. 4 binatang itu adalah Bei Xuan Wu ( kura-kura ), Zhuo Qing Long ( naga hijau), You BaiHu ( harimau putih), Nan Zhu Que ( merak merah ).
Jaman dahulu, prinsip kuburan itu amat sederhana, misalnya harus di tempat yang tinggi, untuk menghindari kelembaban dan gangguan binatang serta serangga. Kemudian berkembang menjadi banyak aturan. Misalnya 5 bintang yang dikaitkan dengan 5 unsur bentuk gunung dan bukit [bentuk lokasi], misalnya bulat adalah unsur logam. Kemudian dikaitkan dengan prinsip pergerakan qi, Naga posifit naga negatif 24 arah gunung.
Secara umum, posisi bentuk posisi kuburan jika dilihat dari jauh bagaikan rahim. Kemudian pada masa dinasti Ming akhir dan Qing, bentuk kuburan yang kita lihat itu sudah berbentuk rahim, dimana bongpai itu adalah rahim.
Dao An
Xuan Tong
Budaya-Tionghoa.Net |Mailing List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa