Budaya-Tionghoa.Net | Qing Ming disebut juga Cheng Beng atau Chni-Mia , adalah salah satu dari 24 jieqi atau cuekhui .Yang dimaksud 24 jieqi adalah awal dan tengah bulan kalender matahari , bukan kalender bulan. Karena itu Qing Ming jatuh pada tanggal 4-5 April kalender Masehi. Daftar 24 jieqi dan penjelasan lebih jauh bisa dilihat dalam artikel “Kalender Matahari dan Bulan” yang ditulis oleh salah satu moderator Budaya Tionghua , sdr King Hian. Salah satu jieqi lain yang sering dirayakan adalah Dongzhi yang jatuh pada tanggal 22 Desember.
|
SUASANA QING MING
Qing Ming berarti terang dan cerah dan Qing Ming Jie dapat diartikan sebagai “Pesta Hari Yang Terang Dan Cerah” . Disekitar tanggal 4 sampai 6 April , di Tiongkok pada umumnya akan turun banyak hujan . Daripada itu Qing Ming bukan saja satu “kesedihan” untuk berkunjung ke kuburan leluhur tetapi juga “kegembiraan” untuk berjalan-jalan menikmati alam yang indah.
Orang-orang akan menanam pohon dengan harapan hidup akan sukses . Qing Ming adalah hari yang bagus pula untuk berjalan-jalan keluar kota , bermain laying-layang atau jalan ke desa untuk melihat panorama musim semi yang indah. Penghidupan mulai ramai dan para petani mulai mengerjakan tanahnya agar dapat panen pada waktu musim gugur nanti.
(Ilustrasi gambar lukisan diambil dari wikimedia , bisa diklik jika tanda kaca pembesar sudah muncul di thumbnail foto)
{phocagallery view=category|categoryid=76|limitstart=0|limitcount=0|detail=5|displaydetail=0|displaydownload=0|displaydescription=0|displayimgrating=0|type=1 }
Aktivitas bertamasya di hari Qing Ming ini bisa ditelusuri dalam lukisan karya Zhang Zeduan , “Along The River During Qing Ming Festival ” atau “Qingming Shanghe Tu 清明上河图” . Lukisan itu menunjukkan keramaian pada Qing Ming festival di atas jembatan di Kaifeng yang dibangun ratusan tahun yang lalu di masa dinasti Song yang sampai sekarangpun masih terlihat modern. Terlihat keramaian wisatawan di sekitar sungai Bian untuk menikmati “spring outings”.
Orang Tionghua menghormati orang tua dan leluhurnya. Maka dihari yang baik ini digunakan untuk pergi ke kuburan , membersihkan kuburan dari tanaman liar yang tumbuh tidak karuan dan merawat kuburan orang tua dan leluhur agar tetap bersih dan rapih. Di pekuburan itu orang-orang membawa hio buat dibakar di depan dan sekitar pekuburan. Lalu membaca doa dengan pengharapan – permintaan – yang ditujukan kepada Shangdi , lalu kemudian Dewa Bumi dan akhirnya kepada yang meninggal yang dihadapan kita kuburannya. Dan orang-orang itu bersujud di depan pekuburan dengan khusuk dan sakral.
Orang-orang yang datang ke pekuburan leluhur dan orang tua yang sangat dihormati itu, semacam upacara sangat resmi. Mereka datang dari jauh – dari seberang lautan. Ada yang datang dari Hongkong – Singapura – Malaysia buat ber- Cheng Beng di tanah Jawa buat sembahyang Cheng Beng di pekuburan para leluhur dan orang tuanya. Biasanya orang-orang membawa makanan yang berupa buah-buahan, seperti berjenis jeruk , apel , semangka dan makanan lainnya, bahkan makanan ayam atau ikan dan lainnya. Katanya jumlah bawaannya harus berjumlah ganjil. Ada nama san-sheng, artinya tiga yang hidup,- bernafas maksudnya. Yang dimaksudkan yalah : babi – ayam dan ikan,- . Tidak lupa pula makanan kesukaan mereka untuk diberikan kepada leluhur , juga menyekar bunga . Mereka membakar uang kertas dan dengan membakar yoshua lalu menghormat pada roh dari leluhur mereka yang telah meninggalkan dunia ini.
Perayaan Qing Ming tempo dulu di Indonesia berlangsung ramai , jalanan sangat ramai dengan orang yang berpakaian bagus dan rapih bersama keluarganya mengunjungi ke tempat penguburan leluhurnya. Mereka mengambil istirahat sehari untuk menikmati pertemuan reuni antar keluarga di tempat kuburan leluhurnya, seolah-olah leluhur juga akan ikut senang melihat kebahagian dan kedamaian diantara keturunannya.
Salah satu member meluangkan waktunya untuk menyajikan puisi tentang Qingming.
Di hari raya Cengbeng hujan mengguyur deras
Pejalan yang hilir mudik seakan kehilangan sukma
Di mana gerangan letak kedai minuman keras?
Penggembala cilik menunjuk jauh kearah dusun Xinghua.
(Du Mu , Terjemahan Aris Tanone )
Tabu
Ada yang seharusya diingat. Walaupun hal ini hanya dari omongan dan cerita dari mulut ke mulut. Katanya, janganlah menikah pada hari Qing Ming atau Cheng Beng ini . Sebab akan berakhir dengan perceraian – tidak bahagia. Apa betul begitu – apa ilmiah begitu? Saya tidak tahu, tapi memang ada keluarga saya yang akhirnya bercerai. Ini bagi yang percaya, bagi yang tidak percaya ya bebas sajalah,-
SEJARAH DAN LEGENDA SEPUTAR QING MING
Qing Ming disebut juga Cheng Beng atau Chni-Mia , adalah salah satu dari 24 jieqi atau cuekhui (no 5 dalam tabel) .Yang dimaksud 24 jieqi adalah awal dan tengah bulan kalender matahari , bukan kalender bulan. Karena itu Qing Ming jatuh pada tanggal 4-5 April kalender Masehi. Daftar 24 jieqi dan penjelasan lebih jauh bisa dilihat dalam artikel “Kalender Matahari dan Bulan” yang ditulis oleh salah satu moderator Budaya Tionghua , sdr King Hian. Salah satu jieqi lain (no 22 dalam tabel) yang sering dirayakan adalah Dongzhi yang jatuh pada tanggal 22 Desember.
No | Nama 1 | Nama 2 | Gregorian |
1 | Lichun | Lipchun |
4,5 Februari |
2 | Yushui | Wushui |
18,19 Februari |
3 | Jingzhe | Kingtio |
5,6 Maret |
4 | Chunfen | Chunhun |
20,21 Maret |
5 | Qingming | Chingbing | 4,5 April |
6 | Guyu | Kokwu |
19,20 April |
7 | Lixia | Liphe |
5,6 Mei |
8 | Xiaoman | Siaobuan |
21,22 Mei |
9 | Mangzhong | Bongcing |
5,6 Juni |
10 | Xiazhi | Heci |
21,22 Juni |
11 | Xiaoshu | Siaosu |
7,8 Juli |
12 | Daxhu | Taisu |
22,23 Juli |
13 | Liqiu | Lipchiu |
7,8 Agustus |
14 | Chushu | Chusu |
23 Agustus |
15 | Bailu | Peklo |
7,8 September |
16 | Qiufen | Chiuhun |
22,23 September |
17 | Hanlu | Hanlo |
8,9 Oktober |
18 | Shuangjiang | Sngkang |
23,24 Oktober |
19 | Lidong | Lintang | 7,8 November |
20 | Xiaoxue |
Siaosuat |
22,23 November |
21 | Daxue | Taisuat |
7,8 Desember |
22 | Dongzhi | Tangci |
21,22 Desember |
23 | Xiaohan | Siaohan |
5,6 Januari |
24 | Dahan | Taihan |
20,21 Januari |
Qing Ming konon sudah dikenal sejak masa dinasti Xia (2100-1600 SM), tetapi lebih jelasnya perayaan Qing Ming sudah ada di masa dinasti Zhou pada masa periode Chunqiu [770-476 SM] , dan awal mulanya adalah upacara yang berhubungan dengan musim dan pertanian sebagai pertanda berakhirnya hawa dingin dan mulainya hawa panas . Pada awalnya perayaan Qingming tidak semeriah perayaan Hanshi 寒食节 atau perayaan makanan dingin. Ada satu syair kuno yaitu “Sehari sebelum Qing Ming tidak ada api” atau yang sering disebut Han Se Jie (perayaan makanan dingin).
1. Perayaan Makanan Dingin (Kisah Jie Zhitui)
Selain itu Qing Ming juga dikaitkan dengan sebuah kisah mengenai seorang pangeran bernama Chong-er 重耳 atau Tiong Ji dari negara Jin melarikan diri karena difitnah oleh selir ayahnya. Dalam pelarian itu dia ditemani beberapa pengawalany diantaranya adalah Jie Zhitui 介之推 atau Kai Cuthui yang sangat setia. Beberapa tahun kemudian sang pangeran kembali ke negaranya dan berhasil menjadi raja bernama Jin Wengong atau Cin Bunkong. Seluruh pengikutnya diberikan jabatan dan hadiah kecuali Jie Zhitui.
Jie Zhitui merasa tidak dihargai oleh sang raja kemudian dia pergi bersama ibunya ke gunung Mian atau Mian Shan (Bian San) . Di kemudian hari raja Jin Wengong teringat pada Jie Zitui dan mencarinya sampai ke Mian Shan. Setelah beberapa hari mencari , Jie belum juga ditemukan. Atas nasehat seorang penasehatnya , Jin Wengong membakar hutan di Mian Shan agar Jie segera keluar karena terdesak api.
Disisi lain Jie takut dihukum atau dibunuh oleh bekas junjungannya sehingga Jie terbakar dalam posisi menutupi tubuh ibunya. Sejak itu Jin Wengong memakai bakiak dan mengganti nama gunung Mian Shan menjadi gunung Jie. Jie Zitui sendiri dikubur di pohon Liu yang mati meranggas. Jin Wengong memerintahkan rakyat untuk memakan makanan dingin. Setahun kemudian Jin Wengong mendatangai makam Jie dan mengucapkan penyesalan dan menyelenggarakan upacara penghormatan yang megah. Pada saat itu Jin Wengong melihat pohon Liu tumbuh kembali sehingga disebut Qing Ming Liu . Sejak itu peristiwa itu ditetapkan sebagai hari Qing Ming.
Walaupun kisah Jie itu tercatat dalam Dongzhou Lieguo Zi dan banyak buku sejarah lainnya mencatat nama Jie , tetapi kisah terbakar tersebut hanya terdapat dalam Dongzhou Lieguo Zi. Peristiwa itu dikaitkan dengan Hanshi Jie 寒食节 (Han Cit Sue) atau perayaan makanan dingin dimana orang-orang tidak memasak atau menghangatkan makanan pada hari tersebut yang dimaksudkan untuk menghormati Jie yang tewas terbakar. Dimasukkannya kisah Jie ini bertujuan untuk mengenang jasa orang yang benar2 berjasa tetapi tersingkirkan sama seperti kisah Ou Yan dengan Duanwu (Pekcun).
Kebiasaan menggunakan batang Liu sebagai pertanda Qing Ming ada berbagai versi . (1) berkaitan dengan Shen Nong (2) berkaitan dengan pemberontakan Sorban Kuning (3) mengusir hawa jahat dimana Qing Ming itu merupakan salah satu dari tiga hari setan dalam setahun. Dimana hari itu para setan diberikan kebebasan , tidak hanya pada hari Cioko dan QiYue Ban saja.
2. Legenda Da Yu大禹
Menurut legenda lainnya, perayaan Qingming dikaitkan dengan Da Yu 大禹, pendiri dinasti Xia 夏朝( 2033-1562 BCE),dimana Da Yu berhasil melawan banjir besar dan rakyat merayakannya karena banjir sudah bukan merupakan ancaman lagi.
3. Qing Ming Dari Dinasti ke Dinasti
Ada kisah dari beberapa penguasa yang berkaitan dengan Qingming seperti Liu Bang dan Zhu Yuanzhang. Kisah Liu Bang [Lao Pang] dengan Qingming adalah: Setelah mendirikan dinasti Han (206SM-220M), Liu Bang kembali ke kampung halamannya, mencari kuburan orang tuanya. Ternyata ia tidak dapat menemukan kuburan orang tuanya. Lalu ia melembar segenggam Wu Se Zhi (kertas lima warna) ke udara, dan wusezhi ini terbang dan menempel ke kuburan orang tuanya. Akhirnya ia berhasil menemukan kuburan orang tuanya.
Dekatnya hari Hanshi dan Qingming sehingga pada masa dinasti Sui dan Tang 隋唐 ( 581-907 CE )melebur menjadi satu. Dimasa dinasti Tang , hari Qing Ming ditetapkan sebagai hari wajib untuk para pejabat membersihkan kuburan , mengurus kuburan-kuburan yang terlantar dan menghormati para leluhur. Tradisi pada masa dinasti Tang hampir sama seperti sekarang , seperti membakar uang , menggantung lembaran kertas pada pohon Liu, sembayang , membersihkan kuburan. Yang mungkin hilang adalah menggantung lembaran kertas dan sebagai gantinya lembaran kertas itu ditaruh diatas kuburan.
Di masa dinasti Ming , Zhu Yuanzhang (Cu Goanciang) , sang pendiri dinasti mencari makam orang tuanya ia memerintahkan setiap orang menaruh untaian kertas panjang (ko cua) di tanah kuburan dan diatas nisan (bongpai) pada saat Qingming.
4. Perayaan Cioko
Perayaan Cioko adalah perayaan (yang dipengaruhi) Buddhisme. Pada perayaan cioko diadakan upacara pelimpahan jasa kepada leluhur (yang sudah meninggal) juga kepada mereka yang sudah meninggal tetapi tidak mempunyai keturunan. Dalam Ullambana Sutra (Yu Lan Pen Jing) dikatakan Maudgalyayana (Mulian) (Pali: Moggallana) mengetahui ibunya terlahir di alam setan kelaparan, dengan kesaktiannya ia mengirimkan makanan, tetapi ibunya tidak bisa memakannya. Sang Buddha menasehati Maudgalyayana untuk membuat persembahan makanan (dan kebutuhan lain) kepada Sangha pada tanggal 15 bulan 7. Jasa perbuatan ini dilimpahkan kepada ibunya agar dapat mendorong berbuahnya karma baik sang ibu. Akhirnya, ibu Maudgalyayana dapat terlahir di alam yang lebih baik.
QING MING SEBAGAI SALAH SATU PILAR BUDAYA
Pilar budaya Tionghoa salah satunya adalah penghormatan kepada para leluhur dan bakti, Penghormatan dan bakti itu diwariskan melalui berbagai macam tradisi dan festival, salah satunya adalah festival Qing Ming 清明节 atau yang dikenal dengan sebutan hari raya Cheng Beng, masih ada pilar lainnya seperti Zhong Yong 中庸 atau 和合 yang maknanya adalah jalan tengah, keselarasan antara langit bumi dan manusia.
Dalam festival Qing Ming juga ditekankan keselarasan itu, misalnya dengan menanam pohon, menghormati leluhur, kebebasan para gadis istana bermain tanpa hambatan atau protokoler istana yang seringkali menghambat kebebasan mereka. Terkait dengan masalah kuburan, Qingming sering juga disebut festival orang mati 鬼节, perayaan membersihkan kuburan kuburan 扫坟节. Pada hari tersebut biasanya yang dilakukan adalah kegiatan membersihkan kuburan. Adapun masa ziarah ditetapkan dari Chun Fen sampai Gu Yu atau sekitar dua minggu sebelum dan sesudahnya. Kebiasaan itu tergantung tradisi setempat yang berbeda-beda.
Dengan system itu maka tanggal jatuh perayaan atau festival Qingming selalu berkisar antara tanggal 4 hingga 6 bulan April kalender Gregorian. Jadi selain merupakan hari untuk mengenang leluhur dan membersihkan kuburan, arti Qingming berdasarkan sistem kalender adalah perubahan cuaca, dapat dikatakan titik berhentinya udara dingin dan cuaca menghangat. Bila kita artikan kata Qingming, maka Qing berarti cerah dan Ming artinya terang sehingga bila digabungkan maka Qingming berarti terang dan cerah. Hari dimana udara menjadi hangat dan baju tebal tidak dipakai lagi.
Pertanyaan yang mungkin perlu dipikirkan apakah Qing Ming hari untuk membersihkan kuburan saja ? Secara umum ada beberapa kegiatan, antara lain membersihkan kuburan, sembahyang di kuburan, berkumpul, bermain, bercocok tanam, menanam pohon.
Sistem kalender demikian diperlukan karena pertanian merupakan basis kehidupan rakyat di Tiongkok pada jaman dahulu, jadi wajar beberapa festival berkaitan dengan pertanian. Misalnya tradisi di utara Tiongkok yang membuat sapi dari tanah pada saat menyambut Li Chun atau masuknya musim semi dan mempersiapkan diri menyambut Qingming. Cara pembuatan sapi tanah juga masih ditulis di Tongshu 通书atau buku pintar yang sampai sekarang masih digunakan sebagai buku pedoman untuk melihat dan menghitung hari.
Jadi tidaklah heran dihari Qingming merupakan hari di mana para petani mulai bercocok tanam, selain itu hari Qingming biasanya juga sering dilakukan kegiatan menanam pohon. Jadi sejak jaman dahulu, pemikiran dan kegiatan reboisasi juga dilakukan hanya sayangnya tenggelam dan dilupakan. Kebiasaan menanam pohon itu tentunya demi keselarasan antara langit bumi dan manusia.
Gadis-gadis istana bebas bermain polo, tarik tambang, sepak bola. Kebiasaan ini adalah untuk membebaskan para gadis istana dari segala protokoler yang mengekang mereka selama itu. Dan perayaan Qingming bukan satu-satunya perayaan yang membebaskan mereka untuk bermain sepuasnya tanpa protokoler istana yang ketat. Hiburan lainnya di kalangan istana dan juga para militer adalah permainan merebut piala dengan menggunakan perahu. Selain itu juga bermain layangan, menghias telur, makan telur, memperbaiki kuburan, adu ayam, sembahyang kepada leluhur dan macam-macam kegiatan lainnya beredar di kalangan rakyat jelata. Yang terpopuler adalah bermain layangan, karena itu festival Qing Ming juga disebut festival layang-layang 风筝节.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya , pada jaman dinasti Tang, Qingming juga merupakan hari libur nasional dan para pejabat kota diwajibkan merawat dan memperbaiki kuburan-kuburan yang tidak terawat. pada masa dinasti Tang, para pejabat daerah diwajibkan membersihkan dan mengurus kuburan-kuburan yang terlantar. Ini bukan hanya berkaitan dengan keselarasan juga sikap menghormati mereka yang telah meninggal dengan merawat kuburannya. Membersihkan kuburan leluhur dikaitkan dengan sikap bakti dan menghormati, tentunya juga memiliki ciri khas budaya Tionghoa pula. Selain sebutan saomu 扫墓 atau membersihkan kuburan, kegiatan ke kuburan pada saat Qingmin juga disebut baisao 拜扫 atau menghormati danmembersihkan.
Kegiatan yang umum adalah menggunakan makanan sebagai lambang penghormatan. Makanan merupakan salah satu pilar budaya Tionghoa jadi tidaklah perlu heran mereka juga menggunakan makanan sebagai lambang penghormatan mereka. Inilah ciri khas budaya Tionghoa dan sesungguhnya menggunakan makanan sebagai lambang penghormatan juga memiliki factor-faktor yang tidak merugikan, karena makanan itu masih bisa dimakan oleh orang hidup dan bukan dimakan oleh orang mati. Kita bisa beramal kepada mereka yang tinggal disekitar kuburan itu dengan memberikan makanan setelah upacara penghormatan selesai. Selain penggunaan makanan sebagai symbol, juga membakar kertas perak atau yinzhi 银纸 dan seringnya disebut gincoa. Mungkin bagi segelintir orang beranggapan bahwa itulah kertas uang mati, tapi sesungguhnya gincoa mengandung makna yang berkaitan dengan filsafat Tionghoa. Dimana berkaitan dengan kosmologi 5 unsur dan tanah melahirkan perak.
Seperti perayaan lainnya, Qingming juga memiliki makanan khas seperti makan telur yang kulitnya sudah dilukis, tapi untuk telur yang diukir tidak dimakan. Selain itu ada beberapa yang mungkin tidak pernah ada di Indonesia ini seperti makanan dari daun Ai / moxa 艾草 yang menjadi ciri khas suku Khe, bubur dingin, ciri khas rakyat dibawah kaki gunung Mian, Qing tuan 青团adalah makanan khas Qingming dari daerah Suzhou 苏州.
Kenapa pada hari Qing Ming itu harus menyapu dan membersihkan kuburan ? Itu berkaitan dengan tumbuhnya rumput , ditakuti binatang-binatang merusak kuburan. Dan cuaca mulai menghangat. Jadi hari itu dianggap cocok untuk membersihkan kuburan. Dan sejak jaman dahulu hari QingMing ini adalah hari untuk menghormati leluhur , membersihkan kuburan. Kebiasaan lainnya adalah main layangan , makan telur , melukis telur dan mengukir kulit telur. Dan tidak ada kebiasaan yang membakar rumah-rumahan dan mobil-mobilan. Membakar benda-benda seperti itu hanya dilakukan sekali saja saat penguburan.
Tujuan QingMing itu selain menghormati leluhur adalah ingat kampung halaman.Contohnya ada satu tradisi dimana jika org yang merantau itu ketikapulang pada saat QingMing , org tsb akan mengambil tanah tempat lahirnya dan menaruh dikantong merah. Ketika org tersebut tiba lagi ditanah tempat ia merantau, ia akan menorehkan tanah tersebut ke alas kakinya sebagai perlambang bahwa ia tetap ingat tanah kelahirannya. Sekarang ini banyak orang dari daerah lain seperti Kalimantan, Sumatra yang merantau ke Jakarta, tentunya juga wajar mengingat tanah kelahirannya dan tempat ia mengabdikan hidupnya. Jangan pula melupakan kerabat-kerabatnya yang ada di tempat kelahirannya. Budaya Tionghoa mengacu kepada tempat kelahiran bukanlah selalu mengacu kepada negri leluhur.
Festival Qingming pada akhirnya terkait dengan pilar-pilar budaya Tionghoa yaitu penghormatan leluhur, makanan, kekerabatan, keselarasan dan harmony, setia berbakti, juga kebersamaan. Dan hal itu tidak hanya ada pada festival Qingming saja tapi pada semua festival yang ada. Dengan menghormati leluhur berarti kita harus menjaga sikap hidup kita agar tidak mencoreng nama leluhur. Semoga pada perayaan festival Qingming ini kita menyadari bagaimana cara kita menghormati leluhur, caranya sederhana yaitu berikanlah kontribusi positif pada lingkungan kita dan selalulah menjaga perilaku kita agar tidak memalukan para leluhur.
Berbaktilah dan setia kepada negri kita tinggal karena dalam membakar kertas emas maupun perak mengandung makna tanah melahirkan logam dan tanah itu adalah tempat dimana kita berpijak.
Dikompilasi dari tulisan Ardian Changianto , Dr. Han Hwie-song , King Hian , Rinto Jiang , Sobron Aidit , Aris Tanone (Lihat Artikel Terkait)
- http://web.budaya-tionghoa.net/budaya-tionghoa/festival-dan-perayaan/191-sekali-lagi-tentang-ceng-beng-
- http://web.budaya-tionghoa.net/seni-dan-hobby/chinese-literature/1434-sajak-hari-raya-cengbeng
- http://web.budaya-tionghoa.net/budaya-tionghoa/festival-dan-perayaan/1829-mengapa-ceng-beng-jatuh-pada-tanggal-5-april-
- http://web.budaya-tionghoa.net/budaya-tionghoa/festival-dan-perayaan/610-tradisi-ceng-beng-qing-ming
- http://web.budaya-tionghoa.net/budaya-tionghoa/festival-dan-perayaan/44-kalender-matahari-dan-kalender-bulan
- http://web.budaya-tionghoa.net/budaya-tionghoa/festival-dan-perayaan/1430-catatan-tentang-cheng-beng-qing-ming-
- http://web.budaya-tionghoa.net/budaya-tionghoa/festival-dan-perayaan/1546-qing-ming-jie-hokkian-jing-bing
Budaya-Tionghoa.Net |Mailing List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa