Budaya-Tionghoa.Net | Yang terhormat para pembaca dan rekan-rekan yang budiman. Dengan ini mang Ucup ingin belajar mengenai acara perayaan ulang tahun dalam budaya Tionghoa, mungkin ada rekan-rekan atau para pembaca yang bisa membantu memberikan pencerahannya: [1] Kenapa HUT disebut sejit ini dlm bhs dialek apa dan apa arti sebenarnya ? [2] Kebiasaan apa yang sebaiknya dilakukan pada saat HUT , [3] makanan apa yang sebaiknya disajikan seperti mie agar panjang umur mungkin ada makanan-makanan lainnya yang bermakna atau mempunyai arti atau simbolis tertentu , [4] konon kalau memberi hadiah angpau kepada yang berulang tahun sebaiknya perkalian dua jadi oleh dua puluh ribu, dua ratus ribu, dua juta dst agar hokienya bisa berlipat kali ganda , [5] pantangan apa yang sebaiknya tidak dilakukan pada saat HUT, [6] adakah usia2 tertentu yang bermakna di dalam budaya Tionghoa seperti kalau di barat usia 17 tahun, 50 tahun, 60 tahun dan apa artinya makna usia tsb , [8] lagu apa yang biasanya dinyanyikan, [9] apakah mereka juga merayakan dengan acara meniup lilin . Mang Ucup ingin mengetahui sebanyak mungkin hal-hal yang berkaitan dengan HUT dalam budaya Tionghoa untuk bantuannya saya ucapkan banyak terima kasih sebelumnya. [Mang Ucup]
|
Sebelum menjawab beberapa point pertanyaan diatas , sudah 3 bulan berlalu sejak [ASM 25] saya kirimkan ke forum kita ini dan mohon maaf serta maklum kepada seluruh anggota sekalian karena tersendat-sendatnya pengiriman ASM yang pertamanya saya rencanakan akan dikirim seminggu sekali pada waktu dimulainya rubrik ini karena ketiadaan waktu.
Sejit adalah dialek Hokkian, mandarinnya adalah 生日Shengri (dibaca shengjek). Arti harfiahnya hari atau tanggal lahir. Ulang tahun di dalam adat Tionghoa kuno biasanya tidak dirayakan secara terbuka sebelum umur 50 tahun, namun karena pengaruh modernisasi Barat, sekarang ini perayaan ulang tahun dirayakan lebih bebas pada umur berapa saja. Sebelum umur 50 tahun, perayaan ulang tahun di zaman dulu cuma dianggap sebagai urusan internal keluarga dan dirayakan sendiri di dalam rumah. Perayaan ulang tahun terbuka biasanya dimulai dari ulang tahun ke-50, diikuti oleh perayaan kecil setahun sekali dan perayaan besar sepuluh tahun sekali. Perayaan besar sepuluh tahun sekali ini biasanya disebut Co Siu dalam dialek Hokkian (Zhuo Shou).
Ada istilah berbeda-beda untuk umur yang berbeda:
50 tahun: Nuan Shou (Ulang tahun pemanasan)
60 tahun: Xiao Shou (Ulang tahun kecil)
70 tahun: Zhong Shou (Ulang tahun sedang)
80 tahun: Da Shou (Ulang tahun besar)
90 tahun: Zhong Lao Tian Shou (Ulang tahun menambah umur)
100 tahun: Ji Yi (Ulang tahun menambah kesehatan)
Ulang tahun adalah event kegembiraan, pada acara-acara seperti ini, maka sama seperti adat pernikahan atau kelahiran yang ditonjolkan adalah warna merah yang melambangkan kegembiraan dan kesejahteraan. Tidak heran kalau di acara ulang tahun tradisional seperti ini, banyak ditemukan selimut-selimut merah yang dihadiahkan oleh teman-teman dan kerabat digantungkan di kiri kanan dinding.
Hadiah tentunya dipilih yang cocok dengan selera yang ulang tahun, kalau menghadiahkan pakaian tentunya yang pas dengan umur yang ulang tahun. Kalau angpao, maka jumlah yang di dalamnya diusahakan berjumlah genap, karena ganjil biasanya melambangkan kesepian, kurang sempurna dan sebaliknya genap melambangkan kesempurnaan. Ini berlaku pula untuk penberian angpao pada acara lainnya, seperti pernikahan, tahun baru dan lain2.
Makanan yang harus ada dalam perayaan ulang tahun ini adalah miesoa (Mian Xian). Di Taiwan dan Hokkian, biasanya disuguhkan Miesoa kaki babi, kaki babi perlambang kekuatan dan kesehatan, sedangkan miesoa perlambang panjang umur. Waktu memakan miesoa sebaiknya jangan digigit di tengahnya, harus ditelan panjang. Juga ada angku kue (Kue penyu merah) yang melambangkan panjang umur serta sejahtera. Penyu berumur relatif panjang. Lalu ada pula siutho kue (kue persik panjang umur), yang berwarna merah muda dengan isi bubuk kacang di dalamnya., bentuknya macam persik gepeng.
Tidak ada kue ulang tahun dan peniupan lilin seperti perayaan di barat di dalam perayaan ulang tahun tradisional Tionghoa ini. Yang ada seharusnya adalah penghormatan pada leluhur. Namun ini tentu saja boleh ditiadakan bagi yang tidak lagi memeluk kepercayaan tradisional Tionghoa.
Tidak ada lagu dinyanyikan, yang ada hanya rangkaian puisi yang dipersembahkan sebagai ucapan selamat kepada yang berulang tahun. Tentu saja sekarang ini ada lagu ulang tahun yang diadaptasi dari lagu “Happy Birthday”, judulnya “Sheng Ri Kuai Le”.
Sebelum umur 50 tahun, tentu saja ada perayaan ulang tahun yang bermakna simbolis, seperti masih ada kebiasaan merayakan ulang tahun ke-16 untuk remaja lelaki di kalangan Hokkian, Tiochiu dan Konghu yang menandakan kedewasaan seseorang. Sampai sekarang, perayaan seperti ini masih ada di Taiwan, terutama di daerah Tainan, biasanya dirayakan secara massal bertepatan pada hari raya Valentine Tionghoa, tanggal 7 bulan 7 penanggalan Imlek yang akan jatuh pada tanggal 31 Juli 2006 ini.
Oh, satu lagi, perayaan ulang tahun tradisional Tionghoa merujuk pada penanggalan Tionghoa (Imlek), dan perlu diketahui sesuai penanggalan Imlek maka umur seseorang harus ditambah 1 daripada umur sebenarnya. Ini dikarenakan, orang Tionghoa percaya bahwa umur seseorang harus dihitung sejak ia mulai bernyawa di rahim sang ibu dan masa 9 bulan 10 hari di dalam kandungan kemudian dibulatkan sebagai 1 tahun. Itu makanya, di kalender Tionghoa umur setiap shio yang kelihatan merupakan umur Imlek.
Tidak usah pusing dengan hal di atas, contoh kecil saya ceritakan untuk memperjelas. Tahun ini merupakan tahun Naga, bila seorang anak lahir di tahun ini maka ia ber-shio Naga. Tidak ada umur 0 di dalam sistem umur Tionghoa, maka sejak lahir ia telah berumur 1 tahun. Tahun berikutnya, ia akan berumur 2 tahun dan seterusnya.
Rinto Jiang
Budaya-Tionghoa.Net |Mailing List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa