Budaya-Tionghoa.Net | Cerita ini ditulis oleh Ying Shao yang hidup antara abad kedua dan ketiga sesudah Masehi. Kakek saya adalah bupati di distrik Chen, pada satu hari menjelang midsummer festival, beliau mengundang sekretarisnya bapak Du Xuan untuk minum arak dan makan kecil. Mereka berbincang-bincang mengenai penghidupan dan pekerjaan mereka, sunggu kebersaman yang mengembirakan.
|
Kakek mengambil cucing dan arak lalu setiap cucing diisi dengan arak dan ditempatkan diatas meja didepan mereka untuk diminum. Suatu busur panah berwarna merah tergantung diatas dan merefleksi dalam cucing (cangkir) arak sebagai satu ular kecil. Waktu Pak Du Xuan diajak oleh kakekku untuk bottom up arak, meskipun beliau takut minumnya, tetapi tidak berani menolak untuk tidak meminumnya.
Sedari itu pak Du Xuan merasahkan sangat nyeri diperutnya dan tidak dapat makan, sehingga badannya tambah hari tambah kurus. Beliau telah pergi ke dokter dan mendapatkan berbagai obat tetapi tidak menyembuhkan neyri perutnya.
Kemudian pada satu hari, Kakek saya memanggil pak Du Xuan untuk membicarakan satu pekerjaan. Dalam kesempatan ini Kakek tanya pada beliau mengapa bisa mendapatkan penyakit ini ? Pak Du Xuan karena takut diberi arak dengan ular didalamnya dengan takut-takut beliau mengatakan pada Kakek cerita yang sebenarnya.
Sesudah pak Du Xuan pulang Kakek mengobservir kejadian itu, karena kakek tahu jelas tiada ular dalam arak yang beliau minum. Dan mencoba meneliti kejadian dari semula, barulah beliau tahu adanya refleksi dari busur panah itu yang merupahkan sebagai ular.
Kakek mengirim kereta untuk mengambil pak Du Xuan kerumah kami dan meletakkan cucing dan winenya dalam posisi yang sama seperti dulu, supaya tampak refleksi ular dalam cangkir wine. Kakek lalu meminta agar pak Du Xuan melihat yang sebenarnya, serta memberi penjelasan bahwa yang dinminum itu tidak lain adalah refleksi dari busur diatas dinding yang merupahkan ular. Du Xuan melihatnya dengan mata kepala sendiri dan memang yang dia minum itu adalah refleksi dari busur yang merupakan ular. Sejak penjelasan kakek itu penyakitnta pak Du Xuan spontan sembuh sama sekali dan kondisinya kembali seperti semula !
Disini saya ambil dua contoh pengaruh dari satu kejadian yang tidak enak, satu prejudice atau satu trauma psyche (pukulan jiwa) dari luar dapat menimbulkan satu obsesi dengan akibat yang negative bahkan merugihkan kesehatan. Pengaruh jiwa ini sudah banyak sekali ditulis dalam cerpen-cerpen kuno dan juga dalam teori-teori ilmu kedokteran traditional Tiongkok.
Segala yang mengganggu jiwa akan mengakibatkan tekenan jiwa dengan segala akibatnya seperti gugup, gampang marah, stress dan sukar tidur atau kalau tidur mimpi yang menakutkan.
Kalau jiwanya tenang, sifatnya juga tenang, dapat menikmati penghidupan duniawi meskipun tidak kaya dalam bidang materi. Kehidupan keluarga yang harmonis, malam dapat tidur nyenyak dan bangun dengan semangat segar! Orang mengatakan tentang kekayaan jiwa.
Dr. Han Hwie-Song
Breda, 30 mei 2006 Holland
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua