REFORMASI DAN SITUASI PELIK
YANG DIHADAPI OLEH KAUM REFORMIS
Reformasi perburuhan adalah satu bagian integral dari keseluruhan reformasi Deng. Alasan alasan yang ada dibelakang reformasi perburuhan Deng adalah sama dengan alasan alasannya Liu 20 tahun yang lalu. Apa yang ingin dicapai Liu ? Dari luar, rencana Liu untuk mereformasi sistim perburuhan bisa dijelaskan dengan mudah melalui pikirannya yang menitik beratkan kepada perkembangan tenaga produksi. Menurut Liu, efisiensi adalah kunci untuk meningkatkan kecepatan dan akumulasi kapital. Bagi dia dan pengikutnyam efisiensi berarti memaksimalkan produksi dengan ongkos produksi minimum melalui teknologi baru dan /atau mengurangi ongkos produksi. Buruh tetap di perusahaan perusahaan negara mempunyai satu skala gajih bertingkat 8 yang tetap dan menerima banyak tunjangan. Menggantikan buruh tetap dengan buruh sementara berarti menurunkan ongkos produksi. Upah buruh sementara yang rendah bisa terus dipertahankan, karena ada cadangan buruh tani yang hampir tak terbatas. Kalau Liu berhasil dalam usahanya untuk menegakan dan meluaskan sistim buruh sementara, akan sudah
terbentuk satu pasar tenaga kerja yang lumayan besarnya; itu akan menggagalkan proses menghapuskan kerja upah. Persediaan tenaga kerja yang besar sekali dari pedesaan akan memaksa buruh di perusahaan negara untuk menyerahkan banyak hak dan tunjangan yang sudah mereka dapat, termasuk status kerja tetap mereka. Dengan mengikuti argumentasi itu, Liu menentang kolektivisasi dalam produksi pertanian. Dalam komune dulu, petani mengorganisasi produksinya secara kolektif dan ¡¨kelebihan tenaga kerja¡¨ dikerjakan untuk membangun infrastruktur dipedesaan, bukannya pindah ke kota untuk mencari pekerjaan. Seperti sudah dikatakan diatas, kolektivisasi memperkuat persekutuan antara buruh dan tani dan memperlemah persekutuan antara kaum borjuis di kota kota dan tani kaya di pedesaan.
Liu gagal menjegal kolektivisasi pertanian dan usahanya yang berkali kali untuk menegakan kerja kontrak juga gagal. Deng berhasil menghancurkan komune pada tahun 1984, tetapi itu hanya tahap pertama dari reformasi desanya. Tahap kedua adalah pembentukan tanah pertanian swasta komersial yang luas. Tanah pertanian komersial yang luas itu akan dikelola seperti di Barat dan motivasinya adalah pencapaian keuntungan maksimum. Menurut Liu dan Deng, rangsangan untuk angka angka keuntungan yang lebih besar adalah satu satunya kekuatan yang merangsang tanah pertanian itu untuk meningkatkan teknolohgi dan memperbaiki efisiensi.
Menurut kaum reformis, perkembangan dari tanah tanah pertanian komersial besar yang efisien adalah juga satu satunya cara untuk memaksa tanah pertanian keluarga kecil yang tidak efisien keluar dari bisnis. Petani yang tidak bisa mempertahankan tanah pertaniannya akhirnya harus meninggalkan tanahnya dan bekerja di tanah tanah pertanian yang besar. Berbagai macam politik ditetapkan dan dipropagandakan untuk membantu tanah tanah pertanian besar dalam bentuk kredit dengan bunga rendah, sarana pertanian murah, bantuan teknik, dan harga tinggi bagi hasil pertaniannya. Tetapi, pembentukan besar besaran dari tanah pertanian komersial swasta yang luas tidak pernah terjadi, walaupun ada subsidi negara dan rangsangan lainnya yang diberikan oleh Negara. Mayoritas dari petani menolak untuk meninggalkan tanahnya. Sampai sekarang mereka masih bisa melawan
tekanan tekanan untuk mengusir mereka dari tanahnya. Pemerintah menyerah kepada kaum tani dan beberapa kali menyesuaikan harga produksi pertanian. Ini memungkinkan kaum tani untuk mempertahankan sepetak kecil tanahnya dan hidup dari tanah itu. Exodus besar besaran kaum tani meninggalkan tanahnya , seperti yang terjadi di negeri negeri Dunia Ketiga, adalah sesuatu yang secara politik tak terpikirkan di Tiongkok. Memang betul terjadi perpindahan tenaga kerja dari daerah pedesaan miskin ke kota kota besar dan daerah pesisir dan pasar tenaga kerja ada di kota kota dan di pedesaan. Tetapi akumulasi kapital primitif dalam skala yang luas belum terjadi. Di kota kota, walaupun jumlah orang yang mencari pekerjaan dari pedesaan telah meningkat tinggi, baik Pemerintah di kota kota maupun dipusat masih membatasi dengan keras sekali perpindahan itu karena takut
akan timbulnya huru hara. Sampai sekarang pasar pasar tenaga kerja di kota kota belum cukup besar untuk memberi dampak penting kepada penerimaan pekerja di perusahaan perusahaan negara. Buruh di perusahaan perusahaan negara sampai hari ini terus melawan banyak usaha kaum reformis dalam menghancurkan ¡¨jaminan periuk¡¨ dan mengubah tenaga kerja menjadi barang dagangan. Persoalannya adalah berapa lama mereka bisa terus melawan?
Berapa kuatnya klas proletariat Tiongkok? Walaupun sebelum reformasi telah terjadi satu transformasi yang penting dalam proletariat Tiongkok sebagai klas, namun proletariat Tiongkok masih tetap lemah. Hal ini menjelaskan mengapa Mao dan pengikutnya hanya mewakili satu minoritas kecil dalam PKT dan mengapa Deng dan pengikutnya dapat mengambil alih mesin Negara pada tahun 1979, dan dengan demikian membalik arah transisi. PKT didirikan untuk mewakili kaum proletariat Tiongkok. Seberapa jauh buruh di Tiongkok turut serta dalam Revolusi dan turut serta dalam menentukan politik selama transisi setelah kemenangan perang revolusioner? Memang benar bahwa selama Revolusi, kaum buruh di kota kota industri besar menyokong PKT dalam perjuangannya untuk memenangkan Revolusi dengan mengorganisasi demonstrasi demonstrasi dan pemogokan. Tetapi mereka tidak secara langsung berjuang dalam perang revolusioner. Basis Revolusi Tiongkok berada di pedesaan dan prajurit dari Tentara Route Kedelapan juga direkrut di pedesaan. Setelah Pembebasan, sebelum berakhirnya proses pemindahan hak milik atas alat produksi dari klas kapitalis ke Negara, kaum buruh memainkan peranan yang penting dengan jalan mengawasi operasi perusahaan perusahaan swasta. Selama berlangsungnya proses pemindahan itu, kaum buruh mendukung Negara sepenuhnya dengan jalan menjaga ketertiban dan meningkatkan produksi.Tetapi, tidak seperti buruh industri di negeri negeri kapitalis yang harus berjuang untuk setiap hak dan tunjangan, kaum buruh di Tiongkok mendapatkan perlindungan hukum dari Negara sejak awal ketika proses pemindahan hak milik atas alat produksi selesai.
Perjuangan kaum proletariat Tiongkok selama sepuluh tahun sebelum reformasi 1979 adalah unik. Kaum buruh ,dipimpin oleh PKT, turut serta dalam gerakan massa yang mencapai puncaknya dalam Revolusi Kebudayaan. Adalah sesuatu yang adil kalau kita mengatakan bahwa dengan perjuangan politik itu kesedaran kaum buruh agak meningkat tetapi perjuangannya untuk mendapatkan atau mempertahankan hak dan hak hak istimewanya sampai Reformasi, bukanlah satu ujian yang sungguh sungguh bagi kekuatannya karena PKT dan Negara ada dibelakang mereka. Mao menamakan Revolusi Kebudayaan satu latihan sebelum pertempuran yang sungguh sungguh. Sekarang menjadi ujian yang sungguh sungguh ketika PKT dan Negara berusaha untuk menarik semua hak dan hak istimewanya. Untuk pertama kalinya kaum buruh harus berjuang sendiri untuk mempertahankan hak dan tunjangannya dan sampai sekarang mereka bisa memperlihatkan kekuatannya dengan melawan berbagai perubahan penting yang dipaksakan dari atas. Pertunjukan kekuatan ini membuat kaum reformis enggan untuk berhadapan secara agresif dengan buruh karena takut akan adanya huru hara skala besar. Kaum reformis mengerti bahwa mereka hanya dapat menjalankan reformasinya dengan mempertahankan ketertiban. Demonstrasi mahasiswa sampai musim semi 1989 mengkhawatirkan kaum reformis, tetapi sesudah kaum buruh memberi dukungan besar kepada mahasiswa baru Deng menjadi panik dan mengirim pasukan untuk menindas demonstrasi dengan kejam.
Sampai sekarang perjuangan buruh melawan mesin Negara kelihatannya agak pasif. Buruh terus mencoba melindungi diri dari gelombang serangan serangan kaum
reformis. Ada banyak pemogokan pemogokan skala nasional yang tidak diberitakan. Pemogokan merupakan aksi kolektif dari buruh tapi kelihatannya agak terpencar-pencar dan tak terorganisasi. Setelah pembunuhan Tian An Men tanggal 4 Juni 1989, Rejim Tiongkok sekarang tidak mengijinkan adanya keragu-raguan tentang apa yang akan dilakukan kalau dihadapkan kepada satu oposisi yang terorganisasi, tak perduli macamnya. Ini berarti semua oposisi yang terorganisasi harus bekerja dibawah tanah.
Kurangnya oposisi aktif yang terorganisasi dari kaum buruh terhadapa reformasinya Deng bisa dicari sebabnya pada bagaimana gerakan massa dulu berkembang. Gerakan massa dulu dipimpin dan diorganisasi oleh PKT. Selama 30 tahun, PKT mengorganisasi dan memimpin massa untuk turut serta dalam gerakan gerakan yang mendorong maju usaha rakyat pekerja dan meningkatkan kesedarannya. (22). Segala usaha yang terorganisasi yang mewakili kepentingan buruh yang terpisah dari PKT tidak pernah berhasil.Pada akhir tahun 60-an ketika gelombang tinggi Revolusi Kebudayaan sudah surut, komite revolusioner didirikan untuk menggantikan hierarki organisasi Partai di pabrik pabrik. Komite Revolusioner itu tidak pernah mendapat kekuasaan riil. PKT tetap berfungsi sebagai pengambil keputusan di pabrik pabrik. Pada waktu Deng dan pengikutnya mengambil kepemimpinan dalam PKT, anggota Partai dibawah mengerti bahwa kalau mereka tidak mengikuti perintah dari atas, maka mereka mengambil resiko dipecat dari Partai.
Ada baiknya juga untuk melihat peranan serikat buruh di pabrik pabrik Tiongkok. Serikat buruh berdiri sendiri seperti serikat buruh di negeri negeri Barat tidak pernah ada di Tiongkok, juga tidak ada gerakan serikat buruh yang berkembang saat ini. Ketika kaum reformis menegakan sistim kerja kontrak di pabrik pabrik, hal itu merupakan satu perubahan dalam syarat syarat kontrak kerja. Kalau serikat buruh mewakili kepentingan buruh, maka, atas nama kaum buruh sebagai satu kesatuan kolektif dengan kapasitas tawar menawarnya, serikat buruhlah yang akan berunding dengan manajemen. Perundingan tak pernah terjadi. Politik kerja kontrak yang baru dengan jelas menyatakan bahwa ketika masa satu kontrak berakhir, perusahaan akan berunding dengan buruh satu persatu..
Di negeri negeri kapitalis, serikat buruh mempunyai 2 peranan: 1) mewakili buruh dalam perjuangannya melawan kapitalis untuk mendorong hasil sebesar mungkin bagi kaum buruh, 2) mendorong produksi dengan menyalurkan perselisihan antara buruh dan manajemen melalui peundingan resmi. Di Tiongkok, selama periode transisi sebelum tahun 1979, peranan serikat buruh terbatas pada nomer dua, ditambah peranan kecil dalam mengurus kesejahteraan buruh. Karena kepentingan buruh dan kepentingan perusahaan negara dianggap satu dan sama, jadi tidak ada kebutuhan bagi serikat buruh untuk memperjuangkan kepentingan buruh; oleh karena itu serikat buruh di Tiongkok adalah satu lengan dari perusahaan milik negara dengan pusat perhatian mendorong produksi.
Kaum reformis telah mengambil semua tindakan hukum yang diperlukan bagi transisi. Disamping undang undang yang disebut diatas, undang undang tentang kebangkrutan juga disetujui pada tahun 1986. Tetapi ketika menterapkan undang undang itu, kaum reformis mendapat perlawanan yang kuat. Perusahaan negara tidak bisa memecat buruh, walaupun perusahaan itu tidak bisa lagi berjalan sepenuhnya dan menderita kerugian.Menurut undang undang perusahaan, perusahaan bertanggung jawab atas kerugiannya, tetapi dalam kenyataannya Negara harus memberi kredit kepada perusahaan supaya buruh bisa dibayar. Ketika perusahaan tidak bisa membayar pinjaman itu, maka pinjaman itu diprogram kembali dan seringkali pinjaman baru diberikan lagi. Kaum reformis tidak berhasil memaksa banyak perusahaan negara untuk menyatakan perusahaannya bangkrut. Selama beberapa tahun belakangan ini kaum reformis dan buruh berada seperti dalam satu pertandingan tarik tambang, dan kaum buruh berusaha untuk bertahan. Untuk mempertahankan ¡¨ satu keadaan yang stabil bagi reformasi dan kondisi yang menguntungkan untuk penanaman modal asing¡¨, Rejim Tiongkok sekarang tidak mempunyai pilihan lain kecuali berjalan perlahan-lahan dalam melaksanakan langkah langkah hukum baru karena takut akan timbulnya huru hara. Pada pihak lain, karena buruh hanya melawan secara pasif, maka hak dan tunjangan mereka perlahan-lahan dipotong habis.