PANDANGAN MASA DEPAN
Angka resmi menunjukan Produk Nasional Bruto (GNP) meningkat cepat dan tingkat hidup rakyat juga naik dalam beberapa tahun belakangan ini.Gambar indah dari
ekonomi Tiongkok digunakan sebagai contoh untuk menunjukan bagaimana satu negeri dapat mengambil manfaat kalau dilakukan transisi yang ¡¨halus¡¨ dari satu
¡¨ekonomi komando¡¨ ke ¡¨ekonomi pasar¡¨. Tetapi, banyak pengamat Tiongkok cenderung mengabaikan kontradiksi kontradiksi pokok yang tidak dipecahkan dalam ekonomi. Karena perusahaan perusahaan besar dan sedang masih memproduksi 46% dari hasil industri total Tiongkok dan bertanggung jawab atas lebih dari 60%
dari pajak yang dibayar oleh semua perusahaan kepada Negara, keberhasilan dari Reformasi bergantung kepada transformasi dari perusahaan perusahaan itu menjadi
badan badan yang bebas untuk mencari laba. Tetapi, diantara 11.540 perusahaan industri negara ukuran besar dan sedang saat ini, sepertiga sampai setengah dari
perusahaan perusahaan itu menderita kerugian¡Xdan kerugian itu menjadi semakin serius sejak tahun 1985. Sejak pertengahan tahun 80-an, banyak perusahaan negara meminjam uang banyak sekali dari Negara untuk membayar buruh buruh mereka dan pada tahun 1988, hutang total perusahaan perusahaan itu kepada Negara meningkat dengan cepat. Pada bulan Maret 1988, akumulasi total dari hutang perusahaan perusahaan tersebut mencapai lebih dari 100 billion ren min bi. Selama tahun
1990 Negara membayar lebih dari 60 billion dari hutang itu (barangkali ini dilakukan hanya dengan menghapus hutang itu). Tetapi, enam bulan kemudian, hutang melonjak dan mencapai rekord setinggi lebih dari 200 billion RMB.
Bagaimana memutar dan membalik situasi adalah salah satu tantangan yang paling gawat yang dihadapi oleh kaum reformis, begitu gawatnya sehingga mereka menempatkan ¡¨memperdalam reformasi dari perusahaan perusahaan negara ukuran besar dan sedang¡¨ sebagai prioritas untuk tahun 1992. Pada musim semi 1992, PBB dan Dewan Negara Tiongkok (dan lembaga negara lainnya) bersama-sama mensponsori sebuah konferensi di Peking tentang bagaimana memperbaiki efisiensi dalam perusahaan negara Tiongkok. Wakil wakil dari Pepsi, Shell, IBM, Japan Railroad, perusahaan perusahaan negara dan swasta dari Italia dan Kanada menghadiri
konferensi itu. Tidak ada pertentangan yang mendasar dikalangan peserta konferensi tentang apa yang perlu dikerjakan. Tetapi, masalahnya tetap sama,
yaitu tentang bagaimana meneruskan reformasi itu. Sekarang kaum reformis harus menghadapi satu krisis ideologi yang sudah mereka ciptakan sendiri.
Pada saat kaum reformis bersikeras bahwa Tiongkok masih tetap satu negeri sosialis dan PKT adalah wakil sah dari kaum proletar Tiongkok, mereka harus mengakui, paling tidak dalam propagandanya sendiri, bahwa kaum buruh masih tetap tuan dari negeri itu. Kaum buruh menyatakan bahwa kalau mereka adalah tuan dari Negara dan kalau Negara masih memiliki pabrik secara hukum, maka pabrik pabrik itu adalah milik mereka.Manajemen mempunyai kebebasan untuk pergi (sudah terjadi
sering sekali di masa lalu), tetapi buruh akan terus disitu. Jadi, walaupun manajemen sudah mendapat wewenang hukum untuk mengelola pabrik dan memecat buruh
kalau dianggap perlu, wewenang hukum itu masih harus dipaksakan.
Pada pihak lain, sulit untuk mengatakan berapa lama buruh akan dapat terus melawan. Sekarang ini kaum reformis sedang ofensif. Mereka merencanakan strategi
dana taktik baru, sementara itu buruh melawan dengan pasif. Jadi, kalau buruh tidak mulai mengambil peranan lebih aktif dalam merancang strateginya dalam
perjuangannya melawan kaum reformis, mereka akan berada dalam posisi yang semakin tidak menguntungkan. Hal ini sungguh benar sekali, apalagi sejak
hancurnya sistim komune rakyat kaum buruh telah kehilangan persekutuannya dengan kaum tani dalam perjuangan mereka bersama melawan mesin negara yang sekarang dikontrol oleh kaum borjuisi.
Hasil perjuangan kaum proletar Tiongkok dimasa depan tergantung pada berapa dalam perjuangan masa lalu mereka berakar dikalangan kaum proletar sendiri dan
apakah mungkin bagi kaum proletar untuk mengorganisasi dirinya dan bersekutu dengan kaum tani untuk kedua kalinya. Pandangan saat ini tidak begitu cerah. Ini
tidak berarti kaum reformis bisa dengan lancar dan mudah mendorong maju proyek-proyek kapitalis mereka.
Sementara itu, dipedesaan, boom pendek sebagai hasil dari reformasi pedesaan Deng pada pertengahan tahun 80-an sudah berakhir. Kaum tani terus berusaha meneruskan produksi dengan infrastruktur yang memburuk, persediaan mesin mesin pertanian ukuran besar yang makin menyusut dan tanah yang makin
terpecah-pecah dengan perkecualian manufaktur padat kerja yang meluas didaerah pesisir dan dipinggiran kota kota besar. Lagi pula, sebagai akibat dari harga
sarana pertanian yang meningkat terus, dan hutang besar yang ditanggung Negara, kehidupan sehari-hari kaum tani menjadi makin sulit. Dalam beberapa bulan
belakangan ini dilaporkan banyak pemberontakan dipedesaan Tiongkok yang menyangkut jutaan tani.
Dengan makin dalamnya reformasi, kontradiksi antagonis antara kerja dan kapital (sekarang dikontrol oleh kaum birokrat dalam Partai) akan meluas. Kalau buruh didorong terus sampai terbentur pada tembok dan tak bisa kemana-mana lagi, akhirnya mereka harus melawan. Pada saat esei ini ditulis, laporan dari Tiongkok mengabarkan 200 buruh wanita yang sudah pensiun dari Capital Iron and Steel Corporation pada tanggal 15 Februari menggelar demonstrasi di pintu gerbang
komplex Zhong Nan Hai di Peking, kantor pejabat pejabat tinggi Pemerintah; sejak demonstrasi di lapangan Tian An Men pada tahun 1989, aksi itu merupakan satu
protes besar ditempat itu yang dilaporkan (24). Wanita wanita itu memprotes Capital Iron and Steel Corporation karena pensiun mereka tidak dibayar. Capital Iron and Steel Corporation, satu konglomerat berukuran besar dengan 200,000 buruh, dianggap sebagai model oleh kaum reformis karena menghasilkan laba yang tinggi, yang pada tahun 1991 mencapai 1.82 billion RMB. (25). Tidak heran kalau protes buruh terjadi pada perusahaan dimana reformasi mencapai sukses.
Disampaikan oleh HKSIS , http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/18680
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | HKSIS
CATATAN
- Tujuan dari proyek proyek kapitalis adalah mengarahkan transisi ke kapitalisme. Proyek proyek ini adalah satu cara kongkrit untuk merestorasi dan meluaskan hubungan produksi kapitalis (dan hubungan antara yang mendominasi dan yang didominasi, antara pemilik alat produksi dan produsen langsung). Pelaksanaan proyek kapaitalis akhirnya akan memindahkan produsen langsung dari posisi mengontrol alat produksi dan hasil produksi dari kerja mereka. Proyek kapitalis secara diametral bertentangan dengan proyek sosialis yang bertujuan mengarahkan transisi ke sosialisme dimana produsen langsung akan mempunyai kontrol atas alat produksi, hasil produksi dari kerja mereka dan distribusi menurut jumlah kerja, jadi bukan menurut besarnya kapital seperti dalam proyek kapitalis. Proyek sosialis adalah proyek yang dirancang untuk memperkuat kepentingan klas jangka panjang dari kaum proletar dan proyek itu tidak sama dengan apa yang dinamakan program kesejahteraan sosial di negeri negeri kapitalis maju. Sejarah Tiongkok menunjukan bahwa proyek sosialis hanya bisa dilakukan oleh satu mesin negara yang dipimpin oleh kaum proletar. Tetapi, selama periode transisi sebelum 1978, kekuatan klas yang menginginkan transisi kapitalis tidak bernah berhenti mencoba untuk mendorong maju proyek proyek kapitalis. Kekuatan klas ini sering menemukan wakilnya dalam PKT yang memegang kekuasaan. Kontradiksi dalam hubungan produksi selama transisi sosialis, kalau tidak dipecahkan, akan memperkuat kekuatan klas kapitalis. Seperti terjadi di Tiongkok, kekuatan klas kapitalis akhirnya mengambil alih Partai dan Negara. Di Tiongkok, perjuangan klas yang terus berlangsung sejak awal Republik Rakyat sampai hari ini tercermin dalam kompetisi antara proyek proyek sosialis dan proyek proyek kapitalis. Tujuan dari proyek proyek kapitalis bertolak punggung dengan tujuan proyek proyek sosialis dan metode pelaksanaan proyek kapitalis juga berbeda secara drastis dengan metode pelaksanaan proyek sosialis. Pelaksanaan proyek kapitalis dalam reformasinya Deng pertama-tama bersangkutan dengan pengambilan langkah langkah hukum dan kemudian mendorong dari atas sampai ke kesatuan kesatuan produksi. Pelaksanaan dari proyek sosialis dari 1949 sampai 1978 dilakukan melalui gerakan massa dimana keinginan massa diuji, dicek dan diartikulasi. Gerakan massa di masa lalu menciptakan ideologi baru yang dimiliki oleh massa. Walaupun memang benar bahwa dalam kedua periode itu, pelaksanaan dari proyek proyek menitik beratkan peranan ideologi dalam merubah hubungan produksi, dan menggunakan propaganda dalam media massa sebagai taktik, tetapi terdapat perbedaan pokok antara mereka. Dalam periode sebelumnya (sampai akhir periode itu), massa didorong untuk mengekspresikan dirinya, sedangkan dalam reformasinya Deng, expresi massa ditekan. Sebelum tahun 1978, 4 Da: damin, dafang, dabianlun dan dazibao yang berarti ¡¨suara besar¡¨, ¡¨keterbukaan besar¡¨, ¡¨perdebatan besar¡¨ dan ¡¨koran dinding besar¡¨ adalah cara cara kongkrit untuk expresi itu. Semua 4 Da dan hal buruh untuk mogok dilarang ketika grupnya Deng mengambil alih mesin Negara dan mengubah Konstitusi pada tahun 1979 (lihat catatan no.6)
- Lihat catatan kaki 7
- Kami memilih menggunakan ¡¨past tense¡¨ untuk gambaran yang berikutnya,walaupun banyak aspek dari kehidupan di pabrik masih berlaku. Tetapi, buruh telah kehilangan atau sedang dalam proses kehilangan banyak hak hak dan hak istimewa yang mereka miliki dimasa lalu. Misalnya, sekolah sekarang sering sekali menarik bayaran besar bagi keperluan yang bermacam-macam. Tarif listrik, gas, air, telpon dan sewa rumah melejit naik dan kaum reformis mendorong swastanisasi semua perumahan, memaksa buruh untuk membeli apartemen mereka.Sistim kesehatan yang pernah ada dulu berada dalam proses keruntuhan atau sudah runtuh. Ada banyak contoh.
- ¡¨Sejarah sistim kerja kontrak kita¡¨ (Labor Contract System Handbook, ed. Liu Chiang-tan (Science Publisher, 1987), 1-18.
- Lihat Charles Bettelheim, Cultural Revolution and Industrial Organization in china (Monthly Revieuw Press, 1974).
- D.Y. Hsu dan P.Y. Ching, ¡¨Persekutuan buruh tani sebagai strategi untuk perkembangan pedesaan di Tiongkok¡¨, Monthly Revieuw (Maret, 1991), hal.27-43
- Hak untuk mogok dan 4 Da yang dijamin dimasukan dalam Konstitusi pada tahun 1975 ketika untuk pertama kalinya Konstitusi mengalami perubahan (Konstitusi dikeluarkan pada tahun 1954). Hak hak ini dihapus dalam Konstitusi 1979. China New Analysis. No.1114 (Maret 1978): hal.6-7 dan No:1188 (Agustus, 1980), hal.7
- Selama hampir seluruh periode tahun 50-an, upah berdasarkan kepada kerja borongan diterapkan secara luas dalam industri milik Negara tiongkok; selama periode itu buruh yang kena sistim upah itu meningkat dari 32% sampai 42%. Pembayaran melalui kerja borongan naik dari 1% pada tahun 1984 dan dari semua personil pada tahun 1981 menjadi 11% pada tahun 1984 dan 1985. David Granick, ¡¨Multiple Labor Market in the Industrial State Enterprise Sector¡¨, the China Quarterly (June, 1991), hal. 283.
- Lihat ¡¨Dokumen-dokumen penting sejak Konggres ke XI¡¨, jilid 2, hal 747-750
- Harian Rakyat (Ren Min Re Bao) , (6 Mei, 1988):hal.2
- Ibid
- Harian Rakyat (23 Juni 1988), hal.1
- Harian Rakyat (4 Januari 1988); hal 1
- China¡¦s New Analysis, No: 1370 (15 Oktober, 1988) hal 1
- Harian Buruh (20 April dan 14 Mei, 1992) hal 1
- Ibid (13 Agustus 1988), hal.1
- China¡¦s New Analysis No:1461 (1 Juni, 1992), hal.3
- Ibid. Pidato Zhou di Harian Rakyat (6 Januari, 1992) hal.2
- Ibid
- Ibid. Hal 24-25
- Pada tahun 1988, gajih pokok rata rata adalah 56.1 persen dari gajih buruh yang dibawa pulang. Lihat Yi Bu Zheng ¡¨Masalah Pengangguran dan Asuransi Pengangguran pada tahap perkembangan ini¡¨. Fu Dan Academic Journal No:1 (1992): hal 25
- Lihat D.Y. Hsu dan P.Y.Ching, ¡¨Gerakan Massa- Strategi Sosialis Mao untuk Perubahan¡¨
- ¡¨Reformasi Struktur Ekonomi Tiongkok (Juni, 1992),hal.46-42
- Beijing, UPI, dari [email protected] (David R. Schweis Berg)
- ¡¨Reformasi Struktur Ekonomi Tiongkok¡¨ (Agustus, 1992), hal. 7