Budaya-Tionghoa.Net | ROBERT KUOK atau Guo Henian 郭鹤年 datang dari keluarga kaya di Johor. Dilahirkan pada tanggal 6 Oktober 1923 di Johor-Malaysia, Kuok muda mendapatkan pendidikan yang bergengsi di Raffles College , segenerasi dengan Lee Kuan Yew . Dari almamaternya itu Kuok mempunyai hubungan baik dengan pemimpin masa depan Malaysia .
|
Ayahnya berasal dari Fujian yang datang ke Malaya (Malaysia) di awal abad 20 dan dekat dengan sultan Ibrahim dariJohor. Ayahnya mendapat lisensi dari sultan untuk perusahaannya , Tong Seng & Co untuk menyuplai gula dan beras. Pada saat ayahnya meninggal di tahun 1949 , Kuok mengambil alih perusahaan keluarganya.
Dia sempat pindah sesaat ke London ketika perusahaannya dicurigai oleh pemerintah karena kakaknya terlibat dalam Partai Komunis Malaya. Di tahun 1954 , dia kembali ke Malaya. Kembalinya Kuok merupakan momentum penting dalam hidupnya. Dia akan kehilangan kesempatan emas untuk mendirikan imperium bisnisnya jika dia terus berada di Inggris. (Yan Qingyuan , p48)
Kuok menjalankan dua langkah penting , pertama dia melikuidasi Tong Seng & Co menjadi perusahaan baru “Kuok Brothers Private Ltd”. Kedua dia memfokuskan pada perdagangan gula sebagai arah masa depan perkembangan bisnisnya. Di tahun 1959 , Kuok mendirikan perusahaan Malayan Sugar Manufacturing Bhd , sebuah perusahan join venture dengan perusahaan negara Federal Land Development – FELDA dan Nissin Sugar Manufacturing , dengan dukungan teknologi Jepang. Perusahaan ini mengimpor bahan gula dari Thailand untuk kemudian diolah kembali untuk eskpor. Ditahun 1970an , Kuok melirik Indonesia dan sempat berkerjasama dengan Liem Sioe Liong (Gambe , p95). Komoditas yang dilibatkan dalam kerjasama itu adalah gula , tepung , veneer , plywood dan komoditas lainnya. (Charney et al)
Kuok dinilai mempunyai reputasi yang baik . Verchere (1977 , p12) menilai Kuok mempunyai reputasi yang solid dan terpercaya , punya kejujuran dan keahlian. Hiscock (1977 , p207-9) menilai Kuok mempunyai keahlian yang baik untuk membuat kesepakatan. Friedland (1991 , p46-7) menilai Kuok mempunyai kesetiaan terhadap rekan bisnis , karyawan dan mempunyai reputasi yang baik akan kejujuran. Heng (1997 , p33) menilai bahwa Kuok mempunyai skill dalam jaringan superlative lintas kultural.(Charney et al)
Kuok lebih menyerupai pedagang dan investor daripada seorang industrialis meskipun ia terlibat dalam bidang shipbuilding (The Malayan International Shipping Corporation) dan baja sebagaimana bisnis gula dan tepung di Malaya. Di akhir tahun 1950an , Kuok sudah dikenal menjadi Raja Gula Asia dalam usianya yang belum lagi mencapai 40 tahun. Di tahun 1968 , Kuok membentuk Perlis Plantation dengan luas lahan 5800 hektar dan diawal tahun 1970an, Kilang Gula Perlis didirikan yang kelak mengambil alih Malayan Sugar Manufacturing.
Sampai tahun 1976 , usahanya berbasis di Malaysia dengan bidang utama komoditas gula . Kwok dengan predikat “Raja Gula” saat itu mengontrol 10 persen penjualan gula dunia. Belakangan Kwok memindahkan basis usahanya ke Hong Kong dan Tiongkok , seperti jaringan hotel Shangri-la yang telah dikembangkan sebelumnya di tahun 1971.
Kwok melalui Kerry Group mengambil alih 34.9% saham The South China Morning Post dari Rupert Murdoch. Murdoch berpendapat bahwa The South China Morning Post tidak dapat membantunya untuk memasuki pasar Tiongkok Kerry Grup juga memiliki 18% saham TVB. Kuok kemudian Feng Xiling – seorang founding editor China Daily—untuk menempati posisi penting. (Carol Pui , p126). Pasca Tiananmen , Kuok memulai proyek China World Trade Center senilai 480 juta USD di Tiongkok. Di tahun 1996 , Kuok membangun 12 hotel Shangri-La yang baru di Tiongkok dengan pengeluaran 321 juta USD.
Friedland di tahun 1991 menyebutkan tiga kunci keberhasilan Robert Kuok sebagai pengusaha raksasa. Pertama adalah memilih kader yang kompeten dalam perusahaannya. Kedua , Kuok mengelola financial perusahaannya dengan bijaksana . Perusahaan-perusahaan yang berada dibawah kontrolnya dibuat menjadi pusat keuntungan yang terpisah sehingga meminimilisasi subsidi silang diantara perusahaan dalam satu grup. Ketiga , Kuok pandai membangun jaringan guanxi , baik itu dengan pemimpin perusahaan lainnya ataupun penguasa-penguasa di negara Asia. (Charney et al)
Forbes menempatkan Robert Kuok sebagai orang terkaya diperingkat 1 Malaysia dan peringkat 68 dunia , dengan jumlah perkiraan kekayaan sebesar 12.4 Miliar USD.
HA HUI ,18 Maret 2012
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua
REFERENSI :
- Charney , Yeoh , Tong , “Chinese Migrant Abroad : Cultural , Educational And Social Dimentions Of The Chinese Diaspora” , Singapore University Press , 2003
- Annabelle Gambe , “Overseas Chinese Enterpreneurship And Capitalist Development In Southeast Asia” , 2000
- Carol Pui , “Media In Hong Kong : Press Freedom And Political Change , 1967-2005” , 2007
- Yan Qinghuan , “The Chinese In Southeast Asia And Beyond” , 2008
- Forbes , “Robert Kuok” , 9 Maret 2011