Budaya-Tionghoa.Net | Ini adalah sebuah puisi Tao Yuanming berjudul ” Burung yang Kembali “, puisinya terdiri dari empat nomor, saya salin satu saja, teks asli berikut terjemahan saya:
|
归鸟
其一∶
翼翼归鸟,晨去于林;
远之八表,近憩云岑。
和风不洽,翻翮求心。
顾俦相鸣,景庇清阴。
Burung yang Kembali
1.
Si burung pulang mengepak sayap,
pagi terbang meninggalkan hutan;
bisa jauh ke delapan penjuru angin,
bisa dekat berehat di pucuk awan.
Bila angin tidak mau bersahabat,
kepak sayap ke mana hati ingin
Menjaga dan saling memanggil
cari tempat teduh rindang dan hening
Menerjemah adalah sebuah pekerjaan pahit yang manis. Saya ingat banyak tahun yang lalu pernah terdampar di sebuah diskusi tentang penyair Cina Klasik: Tao Yuanming di pojok sebuah toko buku di Chinatown. Pembicara utama adalah seorang guru besar Sastra Cina Klasik dari Taiwan. Ketika pembahasannya sampai pada puisi Tao Yuanming di atas, ada seorang pemuda Barat mengajukan pertanyaan: ” Saya ingin tahu ada berapa ekor burung di dalam puisi ini? ” Guru besar itu berpikir sejenak lalu berkata: ” Akan saya bawa pulang pikirkan, kasih tahu kamu pada pertemuan berikutnya “
Terus terang, saya tidak pernah terlintas pikiran demikian, karena dalam bahasa Mandarin masalah tunggal atau jamak dalam sebuah kalimat agak kabur, tidak seperti tata bahasa Inggeris yang begitu jelas dan pasti. Setelah pulang saya coba mencari puisi ini dalam terjemahan Bahasa Inggeris, saya menemukan dua versi; terjemahan James Robert Hightower dan Burton Watson, saya salin di bawah ini:
Homing Birds – Diterjemahkan oleh James Robert Hightower
Smoothly fly the homing birds;
This morning they left the glove
To go afar to the Eight Quarters;
Or rest nearby on cloud peak.
When the favoring wind will not oblige
They turn their flight and search their hearts,
Look and call to one another,
Yearning for the pure shade’s shelter
The Bird Which Has Come Home – Ditejemahkan oleh Burton Watson
Fluttering is the bird which has come home;
In the morning it went out from the wood.
Far it went beyond the Eight Direction;
Near it rested on the cloudy peak.
When a mild wind did not come for it,
It flapped its wings and sought its desire.
It looked at its fellows and call to them;
It sought for shelter in a pure shade
Tao Yuanming selalu mengumpamakan dirinya sebagai burung dalam puisi-puisinya, sehingga Burton Watson menganggap burung dalam puisi ini adalah jelmaan Tao Yuanming, tentu hanya seekor saja, tetapi dalam puisi ini juga ada larik ” menjaga dan saling memanggil ” sehingga James Robert Hightower menganggap burung di puisi ini bukan hanya seekor tetapi sekumpulan. Tao Yuanming biasanya suka terbang kian kemari di dalam larik-larik puisinya, kadang-kadang sebagai seekor burung kadang-kadang sebagai sekumpulan burung. Dan bagaimana menangkap kebebasan Tao Yuanming ini adalah pekerjaan penerjemah yang paling pahit.
John Kuan
Catatan Admin : tulisan ini ditampilkan di web dengan seijin penulisnya
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua