Budaya-Tionghoa.Net | Masyarakat sering salah kaprah dengan perbedaan antara Dalai Lama dan Panchen Lama. Keduanya adalah pemimpin sekte Gelug.
|
Kalau menurut sejarahnya Dalai Lama yang mengangkat Panchen Lama. Ceritanya , Dalai Lama bermaksud memberikan penghormatan pada guru atau tutornya, maka ia memberikan gelar Panchen Lama. Dinyatakan kemudian bahwa Panchen Lama adalah emanasi Buddha Amitabha.
Mengapa Amitabha? Karena Dalai Lama sendiri adalah emanasi Avalokitesvara (Chenrenzig). Sedangkan guru Avalokitesvara adalah Amitabha. Maka dianggaplah Panchen Lama sebagai emanasi Amitabha.
Dalai Lama berkedudukan di Lasha, sedangkan Panchen Lama berkedudukan di Shigatse. Seiring dengan berjalannya zaman, hubungan kedua pemimpin ini tidaklah selamanya harmonis. Ada juga persaingan di antara mereka. Begitu sejarahnya.
Banyak orang salah sangka. Dikiranya pemimpin tertinggi sekte Gelug atau Topi Kuning adalah Dalai Lama. Ini keliru. Pemimpin tertinggi Gelug adalah Ganden Trinpa, yang merupakan pewaris bagi singgasana spiritual Je Tsongkapa.
Je Tsongkapa sendiri adalah pendiri Sekte Gelug. Dalam bidang keagamaan, Dalai Lama tidak berhak campur tangan terhadap urusan ajaran sekte lain. Jadi aliran Nyingma, Kargyud, dan Sakyapa tetap mandiri dalam bidang ajaran. Dalai Lama sendiri tidak bisa menentukan siapa yang menjadi Karmapa (pemimpin sekte Karma-Kargyud).
Meskipun demikian, Dalai Lama dianggap sebagai pemimpin politis tertinggi di Tibet. Jadi dalam bidang agama, Beliau hanya berhak mengatur sektenya sendiri. Tetapi dalam bidang politis berkuasa atas seluruh Tibet. Kedudukannya ini dianugerahkan oleh Kaisar Qing.
[Foto ilustrasi : Jee , “Salah satu istana di Tibet” , http://web.budaya-tionghoa.net/gallery-photoblog/780-fotografi-lasha-tibet-by-jee- ]
Di Tibet ada empat sekte atau aliran, yakni Nyingmapa, yang dianggap dibawa oleh Guru Rinpoche alias Mahaguru Padmasambhava (Lianhuashen Tashi). Kemudian terdapat aliran Sakyapa yang dipimpin oleh Sakya Pandita atau Sakya Trizin.
Lalu ada aliran Kargyudpa atau Karmapa, tokoh-tokohnya adalah Marpa dan Milarepa. Lalu ada Kadampa yang dibawa oleh Atisha. Gelugpa atau Topi Kuning sendiri adalah pengembangan dari Kadampa.
Ivan Taniputera , 30 April 2012
Budaya-Tionghoa.Net | Facebook Group Budaya Tionghoa