Budaya-Tionghoa.Net | Bo Guagua 薄瓜瓜 (17 Desember 1987) , “darah biru” petinggi Tiongkok , tampaknya akan ditakdirkan untuk menjadi seorang pengusaha kaya dan dimasa depan akan menjadi yang terbesar didunia. Silsilahnya , latar belakang pendidikan elite-nya dan koneksi yang mudah membuat dia dapat mengejar karir bisnis dan mengumpulkan kekayaan. Bo Guagua juga menjadi 10 teratas pemuda Tionghua yang berada di Inggris. Sampai seorang ekspatriat Inggris , Neil Heywood , yang tewas pada bulan November tahun lalu. Kasus ini tampaknya bakal merubah perjalanan hidup Bo Guagua.
|
Masyarakat tidak lagi yakin akan nasib Bo ; apakah akan mencari suaka , kembali ke keluarganya di Tiongkok atau mencari opsi lain. “Sekarang dia yatim piatu” kata sebuah sumber yang dekat dengan keluarga Bo kepada Reuters. Ibunya , Gu Kailai adalah istri kedua Bo Xilai dan telah ditahan karena menjadi tersangka pembunuhan terhadap Heywood yang selama bertahun-tahun punya hubungan dekat dengan keluarga Bo. Ayahnya , Bo Xilai , salah seorang politisi yang kharismatik dan ambisius tetapi telah dilucuti kekuasaannya dari partai.
Koneksi keluarga Bo dapat ditelusuri ke Bo Yibo , kawan revolusioner Mao , dimana koneksi dengan Mao dimasa sekarang ini tidak lagi menguntungkan dan malah berbahaya. Bo Guagua sendiri tidak bisa dihubungi dan status pendidikan post-graduate di Harvard semakin tidak pasti. Pihak universitas menolak untuk berkomentar , dengan alasan kebijakan ketat mengenai privasi.
Teman sekelasnya di Harvard yang mengetahui Bo datang dari Tiongkok dan Oxford berkomentar bahwa Bo bukanlah tipe yang tenang. Dia suka bersosialisasi dan mengabaikan studinya. Ia juga menunjukkan minat tinggi pada mobil mewah. Bo terlihat menyetir mobil Ferrari di awal tahun 2011 di kediaman Jon Huntsmans, Jr.
Ketika di Oxford (2007) , Bo mendapat reputasi sebagai “party boy” . Beberapa diplomat Tiongkok sering mengunjungi kampusnya untuk melihat kemajuannya. Pihak Oxford sendiri menolak untuk berkomentar.
Dalam sebuah wawancara yang dipublikasi di media Tiongkok (2009) , Bo mengungkapkan rahasianya untuk menjaga keseimbangan antara kesenangan dan belajar — untuk tidur hanya empat sampai lima jam dalam semalam. Di tahun 2010 , Bo lulus dengan nilai tinggi dalam politik , filsafat dan ekonomi. Seorang akademisi di Oxford mengatakan bahwa Bo mempunyai kecerdasan yang tajam yang memungkinkan dia mengikuti kuliah sekaligus waktu untuk bersenang-senang. Para akademisi mengingat bahwa Bo seorang ambisius , tajam dan argumentatif.
Menurut media kampus independen , Bo menjadi runner-up untuk kontes “Librarian” – pemimin de facto dari Oxford Union , sebuah komunitas debat yang turut melahirkan beberapa perdana mentri Inggris.
Bo juga memimpin komunitas debat lain yang menggambarkan minatnya pada filsafat , politik dan ekonomi. Di tahun 2008 , komunitas ini turut ambil bagian dalam pengumpulan dana bagi korban gempa bumi di Sichuan.
Di Harvard , Bo tampaknya tidak begitu aktif . Dia semestinya lulus di bulan Mei. Pengalaman kerja yang bisa dilihat di direktori kampusnya menyebut pengalaman kerja , dari magang di pemerintah daerah , mendirikan situs “Guagua” (2009) yang tampaknya sudah tidak berfungsi.
Juru bicara Harvard , Doug Gavel tidak berkomentar tentang bagaimana Bo Guagua membiayai studinya yang mahal. Media melaporkan bahwa pendidikan Bo dibiayai oleh seorang miliarder Tiongkok sementara keluarganya mengatakan bahwa ia menerima beasiswa dari berbagai institusi. .
Menurut Reuters , biaya untuk studi di Harvard adalah 70 ribu USD berdasarkan perkiraan konservatif dari biaya hidup. Gaya hidup Bo tampaknya jauh dari penghematan. Sumber Harvard mengatakan bahwa dia yakin Bo tinggal di “The Residences at Charles Square” , sebuah kondominium kelas atas didekat kampus meskipun hal ini tidak bisa dikonfirmasi. Bangunan ini menghadap sungai Charles dan panorama pusat kota Boston. Sebuah apartemen tiga kamar di sana harganya sekitar 1.8 juta USD dan sewa untuk dua kamar tidur sekitar 3700 USD / bulan. NewYork Times mengutip teman sekelas Bo yang melihat Bo mengemudikan mobil Porsche.
Sumber dari mahasiswa mengatakan Bo berperan aktif dalam penyelenggaraan China Trek (2011) dimana kontingen mahasiswa bertemu dengan Gubernur Bank Sentral Zhou Xiaochuan dan Mentri Perdagangan Chen Deming. Rekan-rekan “Trekkers” mengunjungi Chongqing , dimana Bo Xilai menjadi pemimpin partai , dan terkejut melihat sambutan iringan-iringan mobil polisi.”Semua orang tahu bahwa dia seorang yang penting karena pertemuan yang diaturnya.
Sesama mahasiswa Harvard mengatakan Bo belum terlihat dikampus akhir-akhir ini. Di bulan Maret tahun ini , Bo menulis untuk Times dan meminta media Inggris untuk menjauhkannya dari politik dan membiarkan dia fokus pada studinya. “
Menurut New York Times (16 April 2012) , gaya hidup Bo menjadi kontradiktif dengan usaha ayahnya untuk menghidupkan kembali “budaya merah”di Chongqing merujuk pada pemikiran Mao Zedong.
REFERENSI :
- “After Harvard , Future Is Uncertain for Bo’s Son” , Reuters, 14 April 2012.
- Jacobs & Levin, “Son’s Parties and Privilege Aggravate Fall of Elite Chinese Family” , New York Times, 16 April 2012.
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua