Daftar Puisi
Bagian II
Nyanyian Perpisahan
Nyanyian Si Anak Hilang
Keluhan
Nyanyian Di Tepi Kolam
Suatu Hari Di Musim Semi
Renungan Musim Gugur ( 6 of 15 )
Sungai Dingin ( 4 of 8)
Sekedar Buat Jia Dao (2 of 4 )
Bangau Subuh
Nyamuk
Ratapan Ngarai ( 6 of 10 )
Aprikot Mati Muda ( 6 of 9 )
Meratap Liu Yin
SUNGAI DINGIN
( delapan nomor pilih empat )
1.
Embun beku membasuh warna air
bening, tampak Sungai Dingin berkedip sisik.
Berdiri di tepi cekung cermin hampa,
memantul tubuhku goyang berserpih.
Ini terlalu jernih buat menyembunyikan
diri, terlihat di dasar cahaya berpijar kembali,
bening terbuka seperti sebuah hati bersih,
pernah juga menenggelamkan nurani
Terang dimulai, hati sederhana dan dangkal
malam membeku dan pagi telah cair meluap
Segenggam penuh, hijau terang bersihkan
seribu debu gelisah di tempat jauh. Sekali
langkah berlumpur masuk ke sungai, sulit
seperti mata air di gunung, mengalir murni
3.
Pagi mencicip secawan arak, injak salju
lewati Sungai Dingin kristal. Ombak beku
seperti mata pisau, menyayat itik liar
membelah angsa. Burung-burung menginap
semalam, menyisakan bulu-bulu berceceran,
gelegak darah telah terkubur di lumpur
dan pasir. Aku berdiri sendiri, hilang kata,
diam-diam baca ngilu mengiris hati.
Darah beku jangan menjelma tanah musim semi,
sebab tunas-tunas akan tumbuh terluka.
Darah beku jangan merekah jadi bunga, kau
mekar dan airmata janda akan menetes.
Begini hening, dusun penuh tanaman berduri,
ladang beku dan mati, sulit membajak di sini.
4.
Pengayuh perahu membuka sungai beku, dayung
menerbangkan serpihan giok, berkedip sepanjang jalur
bagai kunang-kunang. Dan retak es menjerit dingin
hingga ke dasar, sudut bibir pemburu lapar memohon
amis ikan tersembunyi. Gigi gemeretak menggosok
serpihan es, lonceng bergetar pilu di dalam angin.
Seluruh kesedihan begitu jernih —— tak terhindarkan,
mendadak telinga bagai bisa menangkap suara terkecil
dibasuh air dingin. Perahu bergerak, riak hijau hilang
membeku, jas warna pengayuh perahu mengibas
di dalam angin. Sebentar turun tergelincir di atas es,
sebentar naik ke perahu kandas, begini tiada
henti, terluka, menyerit dan merintih,
meratap langit: bila semua akan berakhir?
8.
Angin meniup, meleraikan sisa-sisa beku, sungai
mengantar cerah musim semi kembali ke bumi.
Bunga menetes, menetes bagai giok mencair,
naga menggeliat lepas, sisik-sisiknya berkilau.
Aku melangkah turun di sisi teluk, awal musim
salju cair dan air wangi, di ujung dermaga aku
membasuh diri. Jauh, seribu li lapisan es retak
terbuka, mencicipi sesendok penuh kehangatan
hati. Intisari beku sudah mencair, saling membasuh
saling berebut membentuk selingkar-selingkar hidup baru
Tiba-tiba, bagai seluruh luka pedang telah sembuh,
dan tubuh seratus medan perang tegak kembali
寒溪
霜洗水色尽,寒溪见纤鳞。
幸临虚空镜,照此残悴身。
潜滑不自隐,露底莹更新。
豁如君子怀,曾是危陷人。
始明浅俗心,夜结朝已津。
净漱一掬碧,远消千虑尘。
始知泥步泉,莫与山源邻。
晓饮一杯酒,踏雪过清溪。
波澜冻为刀,剸割凫与鹥.
宿羽皆翦弃,血声沉沙泥。
独立欲何语,默念心酸嘶。
冻血莫作春,作春生不齐。
冻血莫作花,作花发孀啼。
幽幽棘针村,冻死难耕犁。
篙工磓玉星,一路随迸萤。
朔冻哀彻底,獠馋咏潜鯹.
冰齿相磨啮,风音酸铎铃。
清悲不可逃,洗出纤悉听。
碧潋卷已尽,彩缕飞飘零。
下蹑滑不定,上栖折难停。
哮嘐呷喢冤,仰诉何时宁。
溪风摆馀冻,溪景衔明春。
玉消花滴滴,虬解光鳞鳞。
悬步下清曲,消期濯芳津。
千里冰裂处,一勺暖亦仁。
凝精互相洗,漪涟竞将新。
忽如剑疮尽,初起百战身