Budaya-Tionghoa.Net | Topik “Kosmologi Dalam Budaya Tionghua” adalah salah satu topik dari tiga topik bahan gathering dan seminar Budaya Tionghoa di bulan Oktober 2011 kemaren dan mohon maaf baru sempat disampaikan sekarang di web ini. Topik ini dibawakan oleh Sugiri Kusteja dengan didampingi moderator Greysia Susilo Yunus dari Bandung dan menjadi topik pertama yang mengawali seminar ini sebelum topik kedua tentang kebaya dan topik ketiga tentang sajak berpasangan atau duilian yang dibawakan oleh Yan Haoran. Tulisan ini dalam dokumen aslinya berjumlah 60 halaman , 53 gambar ilustrasi , sembilan tabel dan daftar pustaka. Karena terlalu panjang maka kami bagi menjadi beberapa bagian . Pembaca bisa mengklik halaman berikutnya untuk terus menelusuri tulisan sesuai daftar isi diatas. Tampilan untuk di web juga disesuaikan dengan versi pdf di blog penulis http://templesymbolchineseculture.wordpress.com/.
Hormat Kami
Team Admin dan Moderator
|
DAFTAR ISI
Kosmologi dalam budaya Tionghoa
Kosmologi
Komponen kosmologi tradisional Tionghoa.
Cosmogony (kelahiran alam semesta)
Gai-tian 蓋天(kubah langit)
Hun-tian 渾天
Xuan-ye 宣夜 (ruang kosong gelap)
Luo-shu 洛書, tulisan dari sungai Lo
He-tu 河图, gambar dari sungai
Wu-xing 五行
Yin-yang 陰陽
Gan-ying 感應
Geometrical cosmology, geometrical cosmography
Ming-tang 明堂 (aula cahaya)
Numerology
Quinary
Nonary
4 Hewan mitologi penguasa langit, si-xiang 四象
10 Batang langit tian-gan 天干
12 Cabang bumi, di-zhi 地支
Astronomi dan penanggalan
Correlative thinking
Correlative cosmology
Correlative geometry
Kritik terhadap correlative thinking dan correlative cosmology
Daftar pustaka
Disertasi
Referensi
Laman internet.
KOSMOLOGI DALAM BUDAYA TIONGHOA
KOSMOLOGI
Kosmologi adalah pengetahuan yang meneliti asal usul, struktur, hubungan ruang–waktu dalam alam semesta. Ilmu tentang asal mula dunia, hubungannya dengan tata surya dan alam semesta. Dalam metafisika menyelidiki alam semesta sebagai sistim yang beraturan (Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:736).
Kosmos dalam bahasa Yunani berarti dunia jagat raya, logos berarti ilmu tentang. Pandangan bahwa semesta alam sebagai keseluruhan yang teratur. Dalam teologi Katolik timur dihubungkan dengan keindahan penciptaan, bertentangan dengan buruknya chaos. (O‘Collins, Gerald SJ. et al. 1996:166).
Kosmologi mempelajari alam semesta sebagai suatu sistim yang rasional dan teratur. seringkali merujuk pada bidang ilmu astronomi, berupaya membangun hipotesa mengenai asal, struktur, ciri khas, perkembangan alam phisik berdasarkan pengamatan dan metodologi ilmiah. Ilmu yang memandang keseluruhan alam semesta sebagai totalitas integral.
Secara tradisional, Kosmologi sering dianggap bagian dari metafisika. Ide-ide awal pada masyarakat purba sebagai upaya manusia menjelaskan tempatnya dalam alam semesta. Data observasi yang terkumpul menghasilkan konsep geosentris tentang alam semesta. Mereka memperkirakan dibalik gerakan benda-benda angkasa yang terlihat kacau, pasti memiliki pola teratur tertentu. Dengan pemikiran bahwa manusia dan bumi yang dipijaknya sebagai pusat alam; disimpulkan pada konsep geosentris. Konsep ini kemudian hari dalam perkembangan ilmu pengetahuan barat digantikan dengan konsep heliosentris.( Bagus, Lorens. 2005).
Pemikiran mengenai proses terbentuknya alam tercakup dalam agama, kepercayaan dan budaya tradisional kuno. Berwujud dalam mitologi masyarakat jelata, disisi lain hal ini mendorong pengamatan/observasi dalam ilmu astronomi. Penelitian struktur semesta alam (astronomi) sangat erat berhubungan dengan sejarah perenungan masyarakat kuno tentang kisah asal muasal terjadinya semesta alam (cosmogony).
Kosmologi kadang disebut juga sebagai worldview atau weltanschauung. Terdapat beberapa kelompok penggambaran pemeran utama dalam kosmologi. Tema utama umumnya berbicara mengenai umat manusia sebagai pusat semesta alam, semua uraian secara kontekstual sangat dipengaruhi oleh tingkat kemajuan budaya masyarakat bersangkutan. Juga pandangan kosmis ini akan selaras dengan susunan masyarakat, dan tradisi suku/etnis pada masa itu.
- Tema bumi yang melahirkan manusia, berhubungan dengan dewi-dewi, tokoh-tokoh wanita. Banyak ditemui pada masyarakat agraris; hal ini juga menunjukkan pentingnya peran kaum perempuan dalam masyarakat kuno. Bumi dan umat manusia yang menghuninya digambarkan sebagai pusat kosmos. Dalam banyak tradisi terdapat mitos bumi digambarkan telah melahirkan kehidupan dan memberikan kemakmuran.
- Tokoh maskulin (pria) maha pencipta. Dalam tradisi budaya awal masyarakat kuno banyak dikenal pencipta semesta alam, yang kemudian non-aktif setelah selesai proses penciptaan.
- Agama-agama monotheis Yahudi, Kristen, Islam, Zoroastri( Iran) mengenal tokoh Maha Pencipta dalam bentuk konsep pengertian lain, tidak sekedar hanya mencipta. Tetapi terus terlibat dengan ciptaannya. Konsep Allah yang Maha Kuasa (monotheis) merupakan perubahan sangat besar; bertentangan dengan agama polytheis sebelumnya. Konsep ini berawal dari masyarakat peternak, dan pengembala. Masyarakat yang memiliki susunan masyarakat patriark, dengan figur ayah sebagai pimpinan tunggal dan mutlak dalam keluarga. Demikian juga alam dunia segala sesuatunya diatur dan dikendalikan oleh Maha Pencipta.
- Tema pasangan orang tua, ayah–ibu yang menghasilkan alam semesta. Digambarkan bumi sebagai ibu , langit sebagai ayah . Kadang juga digambarkan sebagai dua unsur yang berlawanan dan aktif. Misalnya yin-yang 陰陽.
- Pasangan Pencipta dan pembantunya. Misalnya digambarkan diantaranya bahwa pembantu ditugaskan sang pencipta untuk menyelam dan mengumpulkan tanah membentuk bumi yang dapat dihuni. Kemudian pembantu tersebut berontak menentang pencipta, berniat memiliki dunia yang ada. Mitos demikian juga menjelaskan adanya unsur ―baik‖ dan ‗buruk‖ dalam dunia kehidupan nyata. Pada konteks ini Pencipta tetap merupakan pihak ―baik‖, sedangkan ke ―buruk‖an adalah akibat pihak yang menyeleweng.
- Terdapat juga beragam tema lain-lainnya dalam mitologi kosmologi masyarakat kuno. Diantaranya: telur kehidupan yang melahirkan alam semesta, pohon kehidupan, pohon kosmis, penciptaan dari ketiadaan mutlak (nihil), penciptaan keluar dari kekacauan; chaos. Interpretasi simbol-simbol ini umunya berkaitan dengan alam semesta sebagai makrokosmos, dan tubuh manusia sebagai mikrokosmos.
Mitologi kosmos dapat berubah-ubah sepanjang sejarah perjalanan budaya masyarakat, jalan cerita dapat berubah menyesuaikan diri ketika paham kepercayaan atau pun agama baru muncul dalam masyarakat dengan kedudukan yang lebih dominan dari sebelumnya. Menarik untuk diperhatikan bahwa terdapat gejala bermacam simbol yang sama akan dapat ditemui pada berbagai kelompok-kelompok masyarakat kuno yang secara geografis berjauhan dan diperkirakan tidak pernah saling berhubungan satu dengan lainnya. (Eliade, Marcea editor. 1987 : Vol 4.)
KOMPONEN KOSMOLOGI TRADISIONAL TIONGHOA