Budaya-Tionghoa.Net | Jaman dahulu belum ada jam penunjuk waktu yang murah, jika ada juga masih berupa jam air yang tidak semua keluarga bisa memilikinya. Kata zhong 鐘 atau genta dalam pengertian lain bisa diartikan seperti 時鐘 atau jam, 鬧鐘 jam bekker, 分鐘 menit.
|
Ini menunjukkan bahwa zhong 鐘 atau genta memiliki peranan sebagai petunjuk waktu pada masa lampau. Jadi agar orang-orang tahu waktu yang sedang berjalan, digunakan genta dan tambur sebagai penanda waktu dengan memukulkan genta.
暮鼓晨鐘mugu chenzhong artinya adalah saat saat senja (memasuki malam hari ) tambur, fajar genta. Ini bukan berarti saat fajar genta yang membahana dan saat senja tambur yang dipukul, perbedaannya adalah saat fajar, genta yang pertama kali dipukul dan tambur yang pertama kali ditabuh saat senja.
Saat bunyi dari ke genta dan tambur berbunyi, artinya adalah jam mao 卯時 ( 05:00 – 07:00 ) dan jam you 酉時 ( 17:00 – 19:00 ). Fajar menyingsing, masyarakat menjadi aktif dan saat senja, masyarakat beristirahat, jadi berfungsi sebagai pemberitahuan kegiatan di mulai dan dihentikan.
Bunyi itu membahana sebanyak 108 kali dengan patokan bunyi 2 tambur 1 genta atau dengan irama cepat dan irama lambat. terkait dengan konsep system perhitungan kalender Tiongkok 12 bulan,24 jieqi 節氣( satuan dwi mingguan yang terkait dengan garis edar matahari ) 72 hou候 ( satu hou adalah lima hari ) , yang menunjukkan perputaran satu tahun, langit dan bumi ( alam semesta ) abadi.
Selain berfungsi sebagai penunjuk waktu, tambur dan genta ditaruh di menara yang cukup tinggi dan memiliki penjaga berfungsi juga sebagai pemberitahuan jika ada mara bahaya atau perampok.
Tambur dan Genta adalah 2 benda penting yang ada di setiap kelenteng, tidak perduli itu kelenteng bernuansa Taoism, Buddhism Tiongkok atau Ruism.
Asal muasalnya tidak berasal dari kelenteng tapi dari bangunan kerajaan serta pemerintahan kota. Kota besar yang termasuk kuno seperti Xi An, Kai Feng, Bei Jing dan banyak kota lainnya memiliki 2 bangunan utama yang disebut gulou 鼓樓 dan zhonglou 鐘樓 ( menara tambur dan menara genta ).
Selain itu juga kelenteng-kelenteng besar juga memiliki gulou dan zhonglou, misalnya di Puji si普濟寺 Pu Tuo shan 普陀山, Bao Lian si 寶蓮寺 大嶼山, juga banyak kuil di Wudang shan juga memiliki bangunan seperti itu. Umumnya kelenteng-kelenteng yang kecil, tidak memiliki bangunan khusus untuk genta dan tambur ini, biasanya diletakkan di dalam wilayah bangunan kelenteng tersebut.
Dalam perkembangan di tempat-tempat ibadah yang bernuansa Tionghoa, bunyi genta dan tambur itu juga memiliki fungsi yang sama, yaitu dimulainya and berhentinya aktifitas, seperti persiapan untuk ritual pagi dan sore hari.
Dalam fungsi di tempat ibadah itu, memiliki nilai filosofis seperti 36 天將 jendral langit dan 72 disha 地煞, dimana disha ini sering diartikan adalah hal yang buruk, tapi disini diartikan sebagai unsur yin dan 36 ini sebagai unsur yang, dalam artian lain adalah alam semesta, juga bisa diartikan mengelilingi 3 lapisan alam semesta, ini juga terkait dengan konsep system perhitungan kalender Tiongkok 12 bulan,24 jieqi 節氣( satuan dwi mingguan yang terkait dengan garis edar matahari ) 72 hou候 ( satu hou adalah lima hari ) , yang menunjukkan perputaran satu tahun, langit dan bumi ( alam semesta ) abadi.
Dalam kosmologi Tiongkok, jam卯 05:00-07:00 adalah puncak energy Yang, sedangkan jam 酉17:00-19:00 adalah puncak energy Yin, sedangkan jam子 23:00-01:00 adalah peralihan dari Yin menuju Yang, jam 午11:00-13:00 adalah peralihan Yang menuju Yin, di sini berarti menunjukkan proses perubahan alam, siklus yang abadi.
Dan makna lainnya adalah untuk menyadarkan seluruh mahluk agar ikut ritual pagi sore sebagai jalan untuk mencapai pencerahan, lepas dari permasalahan yang membuat pusing kehidupan sehari-hari. Dan kembali ke fungsi awal, selain penunjuk waktu juga sebagai pemberitahuan mara bahaya, jadi setiap bunyi genta dan tambur yang dibunyikan di tempat ibadah bernuansakan budaya Tionghoa, memiliki fungsi agar kita selalu waspada dan selalu memegang teguh sila.
Beberapa sekte keagamaan Buddhism di Tiongkok, misalnya Fayan 法眼 memukul genta dan tambur sehari empat kali, dimana yang dua lainnya menunjukkan selesainya kegiatan makan.
Penempatan genta dan tambur di sisi kiri dan kanan, juga memiliki makna, dimana tambur diletakkan disisi kanan atau posisi harimau putih yang melambangkan malam, senja, yin 陰 dan genta diletakkan di sisi kiri atau naga hijau yang melambangkan fajar, terang, yang陽.
Ada beberapa Zhonglou yang diukir tulisan jingfa鯨發 atau aula Jingfa 鯨發殿 dan di atas genta ada tambahan ukiran atau juga ditulis di genta Pulao 蒲牢 , Pulao adalah anak naga yang ke 3 dan bertugas menjaga genta, karena ia amat suka mengaum.
Tapi Pu Lao takut akan jing 鯨 ( ikan paus ), yang mana jika bertemu dengan Jing akan mengaum sekeras-kerasnya. Karena itu ada beberapa alat pemukul genta yang seperti ikan, dengan harapan suara genta akan amat sangat kencang. Menara tambur juga sering diukir dengan tulisan Tuo Feng 鼉逢 atau kadang disebut Tuofeng dian 鼉逢殿 , tuo adalah buaya sungai Yangzi dan pada jaman dahulu kulitnya digunakan sebagai bahan tambur.
Fungsi tambur yang lain adalah sebagai pemberitahu, terutama digunakan di kantor-kantor pemerintahan, misalnya ada pengaduan dari rakyat ke kantor pejabat kota, biasanya dilakukan dengan memukul tambur yang tersedia di halaman kantor itu.
Ardian
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/61475
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa