Budaya-Tionghoa.Net | Nyoo Cheong Seng [Njoo Cheong Seng] atau NCS dilahirkan di Bangkalan Madura pada tahun 1902 . [1] Dia merupakan penulis Melayu-Tionghua yang paling terkenal , paling kreatif dan paling produktif. Sebagai pengarang dia telah menulis lebih dari 100 novel. Terkadang dia menulis dengan menggunakan nama samaran , salah satunya adalah “Monsieur Amour” .
|
Nyoo Cheong Seng was one of the most famous , most creative , and most productive Chinese Malay authors of the twentieth century. He worked as a journalist , translator , editor , novelist , and scriptwater for theatre and film . Surprisingly , his life and work have not yet been researched. [2]
Dua buah karyanya yaitu R.A Moerhia di tahun 1934 dan Battalion Setan di tahun 1938 – dengan nama samaran Monsieur Amour – bisa dinikmati dalam Seri Kesastraan Melayu Tionghoa dan Kebangsaan Indonesia (8 & 9) yang diterbitkan oleh KPG. Selain novel ia juga menulis beberapa naskah sandiwara dan film, serta sejumlah cerpen yang tidak terhitung banyaknya, karena tersebar di banyak majalah yang tidak semuanya dapat ditelusuri. Nyoo juga sutradara teater dan film. Istrinya Fifi Young adalah seorang bintang film yang sangat terkenal. Nyoo juga pernah ikut dalam rombongan sandiwara Dardanella pimpinan Dewi Dja, yang tidak hanya melakukan pertunjukan di Indonesia tapi juga melanglang buana sampai ke Eropa.
Cerita-cerita yang disajikan Nyoo sangat beraneka ragam dan ia sering menulis cerita-cerita daerah, yang dicatatnya pada saat ia turut dengan rombongan dan dibawa pulang sebagai oleh-oleh kepada pembacanya. Di tahun 1932 , Njoo bersama kelompok teaternya berkunjung ke Makassar dan menemukan satu masyarakat peranakan Tionghoa yang punya minat besar terhadap kesasteraan dan teater. Njoo juga berdialog dengan wartawan dan penulis. Pada masa itu di Makassar ada beberapa majalah seperti Sin Hwa Po dan Pembrita Makassar. Dari mereka, Njoo mendapat gambaran tentang masyarakat di Makassar dan kemudian menuangkannya dalam novel. Ia juga menemukan Tionghua yang berpendidikan menerjemahkan cerita dari bahasa Tionghoa ke bahasa Melayu seperti Ma Siong Lin yang tidak saja menerjemahkan syair-syair klasik dari bahasa Mandarin tetapi juga sebagai penyair tangguh yang secara teratur mengirim karyanya ke media [Sidharta , p104-5] . Kisah-kisah dari berbagai daerah lainnya adalah “Timoeriana” (mengenai Timor Timur) , “Balas Membalas” (mengenai Aceh) , “Ida Ayu” (mengenai Bali) dan “Tjinggalabi Aoeah” (mengenai Papua).
Nyoo juga terkenal sebagai pengarang serie Gagaklodra, serie detective yang masih diingat orang banyak.[3] Di tahun 1926 , Nyoo pernah menyatakan akan menulis sejumlah cerita detektif untuk Penghidoepan . Untuk itu , dia mengambil langkah lebih jauh dalam proses akuisisi – dari terjemahan atau adaptasi ke kreasi pribadi. Nyoo juga menjanjikan pembaca bahwa dia akan menulis dengan cara yang menarik dan gamblang. [4]
Cerita-cerita karya Nyoo Cheong Seng itu yang tersebar di majalah-majalah semasa dekade 1930-1950-an seperti Liberty yang terbit di Surabaya dan Pantja Warna yang terbit di Jakarta[5]. Serial GagakLodra sendiri beredar di Liberty , Tjantik , Tjantik Jr. , Star Weekly dll. [6] Nyoo meninggal dunia pada umur 60 tahun di tahun 1962.
ZHONGHUA WENHUA
REFERENSI :
- Doris Jedamski , “Chewing over the West “ Occidental Narratives in non-Western Readings” , 2009
- Myra Sidharta , “Dari Penjaja Tekstil Sampai Superwoman : Biografi Delapan Penulis Peranakan” ,
- Mailing-List Budaya Tionghua , Arsip 21266 , 21286 , 21390 ,
[1] Versi lain menyebutkan bahwa dia dilahirkan di kota Malang
[2] Jedamski , p354
[3] Mailing-List Budaya Tionghua , Arsip 21266 , 24 September 2006
[4] Jedamski , op.cit , p354
[5] Mailing-List Budaya Tionghua , Arsip 21286 , 26 September 2006
[6] Mailing-List Budaya Tionghua , Arsip 21390 , 5 Oktober 2006
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua