Budaya-Tionghoa.Net | Hubungan Sino-Japanese senantiasa memasuki pasang dan surut dari masa kemasa , dari dinasti ke dinasti dan dari shogunate ke shogunate sampai era modern dimana Sino-Japanese War II sudah meletus lebih awal dari meletusnya Perang Dunia II.
Pengaruh budaya Tionghua yang intens selama ribuan tahun juga turut membentuk budaya Jepang dari A sampai Z. Berkaitan dengan beberapa pertanyaan dari rekan-rekan dan atas semangat belajar saya mencoba membuat artikel dalam bentuk tanya jawab.
Artikel dalam bentuk tanya jawab ini akan terus ditambah jika kemudian hari ada pertanyaan yang berkaitan seputar relasi Sino-Japanese
Tanya
Legenda mengatakan bahwa orang Jepang berasal dari Tiongkok . Apa benar demikian ? Bagaimana kedekatan genetik antara orang Tiongkok dan Jepang?
Jawab :Perlakukan legenda sebagai legenda dan sejarah sebagai sejarah. Jelas ada batasan antara mitos , legenda dan sejarah (coba lihat tulisan rekan Rinto Jiang, “Batas Sejarah Mitos & Legenda” ). Faktor-faktor yang musti dipertimbangkan orang Jepang yang secara fisik mirip dengan Korea dan Tiongkok itu bukan penduduk “asli” . Yang lebih awal ada di Jepang adalah orang Ainu yang merupakan white-aborigin dan Jepang termasuk terlambat mengenal literature (sekiranya memang betul , legenda yang berkaitan dengan Qinshihuang)
Tetapi jika dikaji kedekatan genetik antara Chinese dan Japanese. Beberapa peneliti Tionghua dan Jepang di Universitas Tokyo dalam “Genetic Structure of a 2500 Year-Old Human Population in China and Its Spatiotemporal Changes” meneliti sampel populasi Linzi 临淄 kuno yang disebut-sebut sebagai kota terkaya dan terbesar dalam periode Chunqiu dan Zhanguo di masa dinasti Zhou. Team peneliti tersebut membagi sampel populasi Linzi dalam berbagai periode , 2500 tahun , 2000 tahun dan sekarang. Kedekatan genetik antara populasi Linzi modern (terletak di Shandong) adalah dengan Mongol disusul oleh orang Jepang dan Korea. Yang mengejutkan adalah populasi Linzi 2000 tahun lalu malah lebih dekat dengan populasi di Asia Tengah seperti orang Kirghiz , disusul Kazakh dan Uighur. Yang lebih mengejutkan lagi populasi Linzi 2500 tahun lalu lebih dekat dengan orang Turk dan Finlandia !!
Kemiripan genetik populasi Linzi 2500 tahun lalu dengan orang-orang Eropa disebabkan faktor migrasi . Ini cocok dengan eksistensi bahasa superfamily Eurasiatic disekitar keunikan bahasa Sino-Tibetan , bahasa modern Tionghua saat ini. (Ruthlen 1987 , 1994; Cavalli-Sforza, Menozzi, and Piazza 1994).
Tanya
Tiongkok dan Jepang ibarat dua tetangga yang adakalanya mesra ada kalanya bertengkar. Hubungan antar Sino-Japanese selalu naik turun. Masih ada dendam antara Tiongkok dengan Jepang gara-gara perang dunia ke-2. Namun banyak kepentingan baik ekonomi etc maka kedua pihak harus menahan diri , bagaimana rekan-rekan dalam melihat hubungan ini?
Jawab : Sebenarnya sudah banyak tulisan dari rekan-rekan BT yang membahas hubungan Sino-Japanese. Untuk era Tokugawa sampai Meiji saya rasa tidak perlu menjelaskan lebih jauh dan bisa melihat tulisan rekan Dada dalam ” Diskusi Relasi Sino-Japanese : Terminologi “Zhina” dalam Kronologis Sejarah “. Dan juga hubungan keduanya dimasa Tokugawa dalam “ Hubungan Tiongkok dan Jepang di Masa Tokugawa” . Untuk periode lainnya tunggu saya dan rekan lain untuk melengkapinya jika ada waktu misal konflik dinasti Yuan-Mongol dengan Jepang. Konflik dinasti Ming dengan Jepang pada saat Tiongkok membela Korea. Bahkan konflik yang lebih awal lagi seperti dimasa dinasti Tang.
Tanya : Sebelum konflik skala besar seperti Sino-Japanese War I dan sekuelnya , Sino-Japanese War II ada konflik besar apalagi yang sebelumnya ?
Jawab : Konflik kedua negara ada diberbagai periode baik Tang , Yuan atau Ming . Saya menyoroti persoalan Invasi Hideyoshi ke Korea (1592-1598) . Untuk kronologisnya Hideyoshi mengambil alih proses unifikasi Jepang yang tertunda karena junjungannya , Oda Nobunaga , dihianati oleh kolega Hideyoshi , yaitu Akechi Mitsuhide. Terlalu panjang untuk diceritakan disini mengenai bagaimana Hideyoshi meniti karir dari bawah sampai menjadi taiko. Sesuaikan saja dengan kebutuhan dan keingintahuan apakah hendak memulai dari karya roman sejarah seperti Taiko yang diromantisir ataukah menggali textbook-textbook seperti seri sejarah “The Cambridge History of Japan” ataukah menggali buku-buku Stephen Turnbull yang mendalami sejarah Jepang termasuk detail serangan Hideyoshi ke Jepang dalam karya Stepehn Turnbull berjudul “The Samurai Invasion of Korea 1592-1598” terbitan Osprey. Disana penjelasan dilengkapi kronologis dan ilustrasi yang menarik.
Tanya
Kaisar mana yang menolak tawaran Jepang karena Hideyoshi minta puteri kerajaan?
Jawab : Di masa pemerintahan Wanli . Negosiasi terjadi setelah fase pertama invasi Jepang. Kronologis perangnya bisa dilihat di artikel ini (Kronologi Invasi Samurai : Jepang , Korea , Ming China) . Sedangkan mengenai negosiasi antara Hideyoshi yang diwakili Konishi Yukinaga dengan pihak Ming– saya ambil beberapa sumber untuk perbandingan. Semua sumber yang saya kutip menyebutkan soal pembagian Korea seperti halnya di masa modern pertemuan sekaligus pact Molotov-Ribbentrop membagi Polandia menjadi dua menjadi milik Soviet dan Jerman yang mengawali Perang Dunia II dan front Eropa.
Sumber wikipedia menyebutkan bahwa Hideyoshi menawarkan kepada pihak Tiongkok tentang pembagian Korea . Kawasan utara menjadi satelit Tiongkok sementara Jepang tetap menguasai kawasan selatan Korea. Pembicaraan damai diwakili Konishi Yukinaga yang memang menjadi aktor utama disisi Jepang dalam serangan ke Korea. Tawaran ini menjadi pertimbangan sampai Hideyoshi meminta juga putri kerajaan Ming untuk dikirim sebagai selirnya. Tawaran ini segera ditolak.
Sumber Cambridge History of Japan , Vol 4 , p72 menyebutkan bahwa Hideyoshi membawa tujuh persyaratan untuk perdamaian , termasuk : putri kaisar Ming untuk menjadi consort dari kaisar Jepang , lisensi perdagangan resmi dengan Tiongkok dipulihkan , kedua utusan saling bersumpah , empat provinsi Korea diserahkan ke Jepang dan pangeran serta mentri dari Korea dikirim ke Jepang untuk dijadikan sandera.
Sumber lain dari “Cambridge History of China , Ming Dynasty , Vol 7 , p571. Disitu disebutkan bahwa Hideyoshi menginginkan pembagian Korea , pengiriman pangeran Korea sebagai sandera dan juga putri kerajaan Ming.
Gagalnya kesepakatan dalam negosiasi ini membuat Ming (+ Korea) dan Jepang kembali berperang di Korea sampai Hideyoshi sendiri akhirnya wafat. Invansi Jepang ke Korea ini merupakan konflik terbesar yang melibatkan persenjataan modern (Nobunaga turut berperan dalam kehadiran senjata di Jepang karena hubungan baiknya dengan misionaris) . Skala kerusakan yang dialami Korea sangat parah dan lebih menghancurkan daripada Krisis Korea di tahun 1950an yang melibatkan Tiongkok dan PBB (under USA) . Korea selain mengalami kerusakan yang disebabkan kebrutalan perang juga kehilangan sumber daya manusia yang potensial termasuk teknologi yang turut diboyong ke Jepang.
PANDORA
Budaya-Tionghoa.Net | Facebook Group Tionghoa Bersatu