Budaya-Tionghoa.Net | Diantara beberapa buku yang pernah saya baca , ada beberapa buku “crack” , “decode” atau sejenisnya karena berbagai alasan baik karena popularitasnya seperti novel “The Davinci Code” dan karena kompleksitasnya seperti novel “The Name of The Rose” . Buku pertama itu merupakan penjelas buku aslinya. Buku kedua hampir sama , tetapi jauh lebih kompleks melibatkan semiologi / semiotika dan sejumlah filsuf post-modernisme.
|
Sementara buku ” Was Mao Really A Monster?” merupakan kumpulan tanggapan ilmiah terhadap buku “Mao , The Unknown Story” karya Jung Chang. Dalam ” Was Mao Really A Monster?” ini tersedia bersama bantahan bantahan terhadap Jung Chang or Chang Jung mengklaim sebagai “most authoritative” kehidupan Mao yang pernah ditulis. Upaya ini , oleh suami-istri Jung Chang dan John Halliday—dengan karya Jung Chang sebelumnya “Wild Swan” yang populer dan tulisan akademis Halliday tentang Perang Korea dan Jepang—menggambarkan usaha riset yang hebat , dan membutuhkan waktu satu dekade untuk menyelesaikannya. Mereka mengadakan wawancara ekstensif di 35 negara yang mengetahui dan berhubungan dengan Mao , penelusuran arsip pun dilakukan di 10 negara termasuk Russia . Buku dengan 58 bab ini termasuk 46 halaman bibliografi dan 86 halaman catatan kaki.
Bagian 1 – Tentang Long March
Sanggahan dari Alfred Chan (Pacific Affairs vol 79 ,2006) menyebutkan bahwa para pemimpin dan pengikutnya ditandu selama Long March bukan rahasia dan terdokumentasi secara ekstensif dan resmi. Tetapi Chang & Halliday LALAI untuk menginformasikan pembaca bahwa yang ditandu itu biasanya orang yang sakit , cidera , hamil sehingga mereka tidak sanggup mengendarai kuda. Menurut Harrison Sallisbury, tubuh Mao lemah karena malaria sehingga dari melakukan perjalanan dari waktu ke waktu pada sebuah tandu. Dalam “Who’s Who” , Hu Yaobang pun mengidap malaria dan turut ditandu. Deng Yingchao (istri Zhou Enlai) terkena TBC. Wang Jiaxing terluka dan turut ditandu.Sumber dari Sallisbury konsisten dengan sumber Tiongkok. Wang terluka parah selama serangan udara ditahun 1934 dan sempat menjalani operasi tanpa anaesthetics. Wang ditandu dengan luka terbuka. Mao sendiri hampir meninggal karena Malaria.
Budaya-Tionghoa.Net | Facebook Group Tionghoa Bersatu