Bahkan seorang perompak bernama Chen ZhuYi bisa mengangkangi kekuasaan Sriwijaya terutama kekuasaan di perairan, dan Sriwijaya tidak bisa berbuat apapun hingga kedatangan Zheng He bisa menumpas habis kekuatan Chen yang mengganggu perdagangan internasional kala itu.
Budaya-Tionghoa.Net | Tepatnya bukan Chen Zhu Yi yang merebut atau mengangkangi Sriwijaya. Sriwijaya pamornya sudah merosot pada saat itu, karena sudah tergeser peranannya oleh Jambi yang lokasinya lebih dekat ke Selat Malaka melalui sungai Batanghari-nya. Jambi padaabad ke 12 sudah mulai ramai dikunjungi pedagang dari mancanegara sebagai pusat perdagangan baru serta sudah sering dikunjungi oleh pedagang-pedagang dari Tiongkok pada saat itu dan telah beberapa kali mengirim utusannya ke Tiongkok.
|
Sriwijaya runtuh untuk selamanya ketika diserbu dan dihancurkan oleh Majapahit pada tahun 1377. Ketika itu golongan aristokratnya seperti pangeran Parameswara melarikan diri dan tiba di Malaka sekitar tahun 1400 dan Majapahit sendiri tidak mengurus atau mengontrol Palembang lagi setelah dikuasainya, sehingga timbul
kekosongan (vakum) kekuasaan, dan pada kesempatan ini seorang Tionghoa berpengaruh yang berasal dari Guangzhou bernama Liang Tao Ming, mengangkat dirinya menjadi penguasa yang baru di Palembang dengan dukungan pengikutnya.
Liang tetap membayar upeti ke Majapahit dan juga mengirim utusan kaisar Ming . Pada tahun 1405, Liang Tao Ming diundang oleh kaisar Ming ke Tiongkok. Ketika Liang dalam perjalanan atau berada di Tiongkok, Chen Zhu Yi merebut dan menggeser posisi Liang Tao Ming sebagai penguasa yang baru di Palembang, Chen juga mengirim puteranya sebagai utusannya ke Tiongkok Karena kebodohannya menyerang armada Cheng Ho yang dianggap enteng dan kepercayaan dirinya yang berlebihan, maka dia dibekuk dan dihabisi oleh Cheng Ho berikut sarang-sarangnya.
Sumber : Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and Malay Peninsula, Paul M. Munoz
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua