Budaya-Tionghoa.Net | Tambahan bagian II tentang huruf dan kata yang sering salah baca : 还:dibaca hai kalau berarti masih, tapi dibaca huan kalau berarti mengembalikan dan membalas. Kedua-duanya nada kedua. Kata huan ini di kita sering digunakan dengan arti membayar. Membayar sebetulnya 付 fu nada 4, kadang menggunakan 交 jiao nada satu, yang berarti menyerahkan, misalnya 交学费,jiao1xue2fei4, yang berarti membayar uang sekolah.
|
Contoh kedua . 都 : dibaca du nada 1 untuk kata benda atau marga Du 1, 首都 shou3du1, ibukota, 都市1shi4, kota, Untuk kata bantu dibaca dou nada satu, yang berarti juga tapi biasanya jamak. Misalnya 我们都是学生。 Wo3men0 dou1shi4 xue2sheng 0. (0 adalah nada lemah)
Contoh ketiga . 弄:di Indonesia selalu diucapkan long4, seharusnya kalau kata benda dibaca long4, kalau kata kerja dibaca nong4. Misalnya 弄坏nong4huai4,
merusakkan.
Banyak kata yang berbunyi jun dibaca zun, misalnya 俊 yang berarti cakap.Jun ini nada empat berarti cakap. Banyak digunakan sebagai nama orang.
Contoh berikutnya , 大夫 bila dibaca dafu (nada empat dan 1) berarti nama jabatan tinggi masa dulu, kalau dibaca daifu (nada empat dan nada lemah) berarti dokter. Di Indonesia semua dibaca daifu.
Masih banyak contoh lain, yang harus kita perbaiki dalam pengajaran maupun percakapan sehari-hari, karena kalau bicara dengan orang Tiongkok mereka tidak akan mengerti atau salah tangkap.
Fonem yang sering tidak mampu diucapkan
Fonem adalah bunyi dasar dalam sebuah bahasa, bisa konsonan, bisa vokal atau bisa setengah vokal. Ejaan bahasa Indonesia termasuk bagus, karena hampir semua fonem dapat dinyatakan oleh satu huruf saja, kecuali ng, kh, sy,yang merupakan sebuah fonem yang dinyatakan dengan dua huruf.
Dalam Mandarin banyak fonem yang tak bisa diucapkan oleh orang yang belum terbiasa dilatih berbicara bahasa Mandarin, di antaranya:
Fonem letupan, yaitu p, t, k, q, ch dan c. Dalam bahasa Indonesia tak ada fonem-fonem tersebut, yang ada adalah p, t, k dan q tanpa letupan yang
dinyatakan dengan huruf p, t, k dan c. Fonem Mandarin ch adalah fonem mirip c Indonesia yang bukan saja harus diletupkan tapi lidah harus dilipat ke atas.
Fonem c adalah fonem mirip c Indonesia yang bukan saja harus diletupkan, tapi ujung lidah ditekankan ke gigi atas. Fonem q adalah fonem c Indonesia yang diletupkan.
Fonem z, zh dan j, yaitu fonem tanpa letupan: Fonem z adalah fonem mirip c Indonesia dengan ujung lidah ditekan ke gigi atas. Fonem zh adalah fonem c Indonesia yang ujung lidah dilipat ke atas. Fonem j adalah fonem c Indonesia.
Dalam fonem vokal, ada yu atau u umlaut, yaitu u dengan titik dua di atasnya yang tak terdapat di Indonesia, sehingga sering dibaca menjadi yi atau i .
Sebetulnya fonem ini ada juga dalam bahasa Belanda, Perancis maupun Jerman, yaitu i (yi) yang diucapkan dengan mulut dimoncongkan.
Fonem er, yang di atas pernah disinggung adalah e yang diucapkan dengan lidah terlipat. Bila sebagai akhiran, misalnya huar, harus dibunyikan sebagai hua
dengan lidah terlipat, saat mengucapkan a
Nada.
Karena bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang kita pahami tak bernada, maka nada merupakan kesulitan utama dalam belajar Mandarin, kecuali yang pandai dialek Tionghoa lainnya.
Agar orang awam yang tidak mempunyai guru bisa mengucapkan nada dengan tepat, maka dibuat sistem pengenalan nada, sama seperti lagu, dengan sistem angka.
Angka 5 adalah nada tertinggi
Angka 4 adalah nada setengah tinggi
Angka 3 adalah nada menengah
Angka 2 adalah nada setengah rendah
Angka 1 adalah nada rendah
Angka 0 adalah nada lemah, nada yang tak jelas karena bunyinya lemah.
Bahasa Mandarin yang mempunyai 4 nada dinyatakan sebagai:
Nada 1 adalah 55, artinya nada tinggi panjang
Nada 2 adalah 35, artinya nada setengah tinggi naik sampai tinggi (bandingkan dengan lagu 35)
Nada 3 adalah 214, artinya nada setengah rendah turun menjadi rendah, lalu naik lagi sampai setengah tinggi. Bunyi nada ini satu setengah kali nada lain.
Nada 4 adalah 51, yaitu nada dari tinggi langsung turun ke nada rendah.
Nada Mandarin orang Hokkian dan Taiwan kebanyakan kena pengaruh dialek mereka, nada 55 jadi 44, berarti kurang tinggi; nada 35 menjadi 24; nada 214 menjadi 21, berarti suara tidak melengkung naik; nada 51 menjadi 53 atau 42 turunnya kurang drastis. Jadi nada asli Mandarin turun naiknya jelas sekali dan kebanyakan tinggi.
Oleh karena itu dengan mudah bisa kita membedakan orang Tiongkok yang baru datang ke luar negeri. Kalau cara mereka bicara, nada turun naiknya sangat
jelas, maka pasti ia orang Tiongkok, kecuali Tiongkok selatan yang kena pengaruh dialek seperti sudah dibahas di atas.
Perubahan nada:
1. Ada dua huruf khusus yaitu: Yi 一 yang berarti satu, bila berdiri sendiri atau pada akhir suku kata, bernada satu. Kalau diikuti nada kempat yi harus menjadi nada ke dua. Kalau diikuti nada lain harus menjadi nada empat. Contoh:
- 统一 tongyi (tong nada 3 yi nada 1), bersatu, bergabung.
- 一定 yiding (yi nada kedua, ding nada keempat), pasti
- 一天 yitian (yi nada keempat,tian nada kesatu ), sehari
- 一条 yitiao ( yi nada keempat, tiao nada kedua), seuntai atau seekor (ikan).
- 一晚 yiwan (yi nada keeempat, wan nada ketiga),semalam.
Bu 不 yang berarti tiga bernada keempat, bila diikuti nada keempat harus berubah menjadi nada kedua. 不要 buyao (bu nada kedua, yao nada keempat).
2. Nada keempat, bila diikuti nada keempat lagi berubah jadi nada kedua.
3. Nada ketiga bila bukan sebagai suku kata terakhir, menjadi nada 21 atau setengah tinggi. (Ingat bedanya dengan orang Taiwan dan Hokkian yang mengucapkannya selalu menjadi 21).
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua