Budaya-Tionghoa.Net | Bhe Ing Tjioe atau Be Ing Tjoe (1803-1857) yang menikah dengan Tjoa Tjoe Nio (1803-1848) merupakan generasi awal marga Bhe yang datang ke pulau Jawa. Bhe sendiri berasal dari distrik Thjio Be , Tjiang Tjioe – Fukien.
|
Pada usia 17 tahun , atau sekitar tahun 1820 , Bhe Ing Tjoe pindah dari kampung halamannya di mainland ke pulau Jawa . Di tahun 1824 Bhe Ing Tjoe menikah dengan putri dari keluarga Tan dan menjadi asisten dari perkebunan opium besar milik Tan Tiang Tjing yang saat itu menjabat sebagai kapitan di Semarang. Semasa Perang Jawa (1825-1830) , Tan Tiang Tjing yang dikenal sebagai saudagar yang jujur dengan jaringan teman yang berpengaruh — berseberangan dengan kubu Diponegoro.
Bersama anak Tan Tiang Tjing yaitu Tan Yong Han , Bhe Ing Tjoe mengembangkan bisnis opium . Keluarga Tan dan keluarga Bhe terikat dalam pernikahan satu sama lain. Seperti yang sudah disebutkan diatas , pernikahan antara anak sulungnya , Bhe Biauw Tjoan dengan putri dari Tan Hong Yan yaitu Tan Djing Nio (Tan nDjiang Nio) .
Di tahun 1839 , Bhe Ing Tjoe dipromosikan menjadi Kapitan dan tiga tahun berikutnya menjadi Mayor Purworejo. Setelah pindah ke Batavia di tahun 1855 , Bhe Ing Tjoe meninggal dunia di tahun 1857.
Bhe memiliki tujuh anak . Anak tertuanya yaitu Bhe Biauw Tjoan (1826-1904) , disusul Bhe Ik Sam (1838-1890).Bhe Biauw Tjoan menjadi Letnan (1845) , dipromosikan menjadi Kapitan (1853) dan Mayor (1860) . Bhe Ik Sam sebagai anak kedua menjadi Kapitan di Bagelen (1862-1864) .
REFERENSI :
Haryono ,S. 19 Maret 2012 , “Keluarga Bhe ( Ma) di Semarang masa kolonial Belanda” , Budaya Tionghoa ,
Rush , J. 2007 , “Opium to Java : Revenue Farming and Chinese Enterprise in Colonial”
Post , P. 2009 , “ Java’s Capitan Cina and Javanese Royal Families Status , modernity and Power Major-titular Be Kwat Koen and Mangkunegoro VII “ , Jurnal of Asia Pasific Studies , Waseda University ,
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa