Budaya-Tionghoa.Net | Naga (龙=Long) . Sangat berbeda dengan pemikiran Barat, Naga Tiongkok adalah figur kebaikan yang melambangkan kejantanan & kesuburan (yang).
Naga atau Long (Liong dalam dialek Hokkian), adalah salah satu obyek hiasan yang paling disukai. Binatang mithologi ini sesungguhnya adalah lambang keberagaman yang melahirkan suatu harmoni. Lambang kejayaan atau kemakmuran karena persatuan berbagai unsur yang ada. Sebab itu Long dirancang berdasarkan gabungan anggota badan bermacam-macam binatang: kepala-unta, mata-kelinci, tanduk-rusa, sisik-ikan, badan-ular, paha harimau, cakar-elang.
|
Semula “long” merupakan totem salah satu suku Huaxia, kemudian pada jaman Dinasti Han mulai dijadikan lambang kekaisaran. Singgasana Kaisar berukir naga sembilan, jubah kaisar juga bersulam naga. Pemakaian hiasan naga untuk keluarga kerajaan di bawah kaisar pun dibagi menurut tingkatnya. Menteri-menteri yang berjasa mendapat penghargaan Kaisar berupa Jubah bersulam. Tapi naga untuk para menteri ini disebut “mang 蟒” dan ditandai dengan kakinya yang berjari empat. Sedangkan khusus untuk Kaisar berjari lima. Jadi ornamen naga berjari 5 ini hanya boleh untuk yang berhubungan dengan kaisar, seperti jubah kaisar, kursi tahta kaisar dan istana kaisar.
Tiang-tiang istana dan atap juga dihiasi dengan ukiran naga. Sedangkan bangunan kelenteng yang umumnya menirukan bangunan istana hanya memakai hiasan naga bagi bewa-dewa yang berkedudukan tinggi. Dan naga untuk bangunan kelenteng jumlah jarinya empat, bukan lima, karena dewa-dewi diangkat oleh Kaisar, gelar untuk mereka juga merupakan anugerah dari Kaisar. Ini rupanya sekarang tidak berlaku di Indonesia, semua kelenteng tak peduli apapun kedudukan dewanya selalu minta dihias dengan pahatan naga, yang kadang-kadang besarnya tidak proporsional.
Sesuai kosmologi Tiongkok, di mana naga merupakan salah satu dari empat lambang mata angin, naga melambangkan arah Timur identik dengan kesuburan, musim semi & hujan, dalam hal ini disebut naga hijau (qing long).
Ornamen dua ekor naga sedang bermain dengan bola api, melambangkan kesuburan, karena dipercaya hal ini menimbulkan hujan. Hujan sangat penting bagi masyarakat Tiongkok yg agraris.
Contoh gambar: Bermacam–macam gaya Liong
Sebenarnya dalam penggunaan ornamen bentuk bentuk naga dalam arsitektur Tiongkok, berbeda dengan penerapan yang dilakukan oleh warga keturunan di Indonesia. Contohnya penggunaan naga-besar yang melingkari pilar-pilar bangunan kelenteng, di Indonesia sering dijumpai hal-hal seperti ini, padahal bangunan istana di Beijing sekalipun tidak demikian.
Pilar-pilar istana di Tiongkok biasanya polos, hanya ada ornamen pada dasar pilar & kepala pilar.
Penggunaan ornamen berbentuk stilasi naga-naga kecil ini disebut bentuk anak-anak naga, ada 9 jenis, yaitu :
- Pu lao : bentuk naga yang diukir pada pegangan genta/ lonceng, karena naga ini bersuara keras bila diserang musuh.
- Qiu niu : naga yang menyukai music, diukir pada pegangan alat music gesek.
- Bi xi : naga tak bertanduk yang diukir pada tugu / prasasti batu, bisa menyangga prasasti atau di puncak prasasti.
- Ba xia : naga berbentuk seperti kura-kura besar yang diukir menyangga prasasti batu pada makam, karena sanggup menyangga beban berat.
- Chao feng : naga yang diukir pada ujung jurai, biasanya di ke-empat sisi jurai atap berbentuk limasan pada kelenteng dijumpai ornamen ini, posisi di ujung ini melambangkan naga tersebut suka menantang bahaya.
- Chi wen : naga yang menggigit nok/ kerpus atap, juga ditempatkan pada ujung jembatan, naga ini menyukai air sehingga ditempatkan di atap untuk melindungi bangunan dari api. Atau menelan pengaruh jahat yang mengancap bangunan. Kadang-kadang bentuknya disederhanakan menjadi mirip ikan dengan ekor terangkat.
- Suan ni : naga yang suka duduk, maka ditempatkan pada ukiran di dasar kursi Buddha/Boddhisatva, juga melambangkan singa.
- Ya zi : naga yang diukir pada pegangan pedang.
- Bi an : naga yang diukir di bawah pintu penjara, berfungsi untuk pengawas.
Yang Shen (楊慎, 1488–1559) seorang penyair, menciptakan pengelompokan yang berbeda untuk 9 jenis anak-anak naga tersebut, yaitu : bi xi, chi wen atau cháo fēng, pu lao, bi an, tao tie, qiu niu, ya zi, suan ni, dan jiao tu. Perbedaannya adalah penyatuan kategori untuk chi wen & chao feng yaitu sama-sama naga ornamen pada atap, penambahan tao tie yaitu naga yang suka makan, untuk hiasan tempat/barang yang berkaitan dengan makanan, serta jiao tu yaitu ornamen naga pada pintu utama bangunan, sekaligus berfungsi sebagai pengetuk pintu.
Chendra Ling-Ling
Facebook Group Budaya Tionghoa | Facebook Group Angkatan Muda Tridharma Jawa Tengah
Referensi :
Chinese Symbolism & Art Motifs – C.A.S. Williams
A Dictionary of Chinese Symbols – Wolfram Eberhard
Su Xiu Tu An – 苏绣图案 – Best of Embroidery Pattern – ISBN 7-5322-0334-4