Budaya-Tionghoa.Net | Pembantaian Batavia 1740 membawa dampak konflik berkepanjangan yang melanda Jawa. Dari Batavia konflik tersebut berpindah ke pusat Jawa dimana orang Tionghoa juga banyak yang melarikan diri dan memulai perlawanan melawan VOC. Rembang dan Lasem telah menjadi pusat pembuatan kapal sebelum era Belanda . [Peter Boomgard , 1989] . Lasem juga menjadi pusat penyelundupan senjata api dari Singapura. Menurut Pramoedya Ananta Toer , senjata dipasok kepada pelarian wanita bangsawan keratin di Rembang untuk dikirim ke kubu Diponegoro. [Kompas , 2008]
|
Lasem juga menjadi pusat perlawanan Tionghua terhadap VOC yang dipimpin oleh Oey Eng Kiat [ Raden Ngabehi Widyaningrat] , Raden Panji Margono dan Tan Kee Wie [Tan Khe Oey] . Menurut Prof Totok Roesmanto dari Universitas Diponegoro , perlawanan dari Lasem ini menyebar ke Pati , Kudus hingga Semarang. [ibid] Tan Khe Oey gugur di Jepara dan Oey Eng Kiat diturunkan pangkatnya dari gelar Tumenggung. Dalam drama ulangan pemberontakan di tahun 1750 , Oey Eng Kiat gugur bersama Raden Panji Margono. Untuk memperingati jasa mereka didirikan kelenteng Gie Yong Kong di tahun 1789. Situs ini menandakan hubungan Jawa dengan Tionghoa. [Suara Merdeka , 2008]
[Foto Ilustrasi , SSTD Mekar Teratai , Angkatan Muda Tridharma Jateng ,”Memasuki Kelenteng Gie Yong Kong Bio Di Jalan Bagan” http://web.budaya-tionghoa.net/gallery-photoblog/1913-dokumentasi-foto–kirab-akbar-di-tiongkok-kecil-21-22-april-lasem ]
HZW
Budaya-Tionghoa.Net | Facebook Group Tionghua Bersatu