Budaya-Tionghoa.Net | Seorang kawan (SML) meminjami saya buku Jung Chang yang ditulisnya bersama suaminya Jon Halliday, (seorang sejarawan), terjemahan bahasa Belandanya (terbitan Globalflair Ltd, 2005), yang judul aslinya, ialah, MAO, THE UNKNOWN STORY, oleh Penerbit Jonatan Cape, London.
|
Buku itu tebalnya 941 halaman. Terus terang, belum habis saja baca. Tetapi sudah mulai membacanya. Sudah tahu juga kemana maksud dua penulisnya itu.
Jung Chang dan suaminya, yang (menurut pengakuannya sendiri) telah melakukan penelitian dan studi intensif tentang riwayat Mao, pada akhirnya menyimpulkan bahwa Mao bukanlah orang yang diilhami oleh idealisme atau ideologi. Tapi seorang tukang komplot, meracuni orang dan pemeras. Tujuan Mao yang dirahasiakannya adalah menguasai dunia.
Demikian tulis penerbitnya.
Dalam epilognya Jung Chang menulis, bahwa ‘juga sekarang ini potret Mao dan jenazahnya masih berdominasi di Lapangan Tiananmen. Rezim Komunis yang sekarang ini masih menyebut dirinya pewaris Mao dan meneruskan dengan cara agresif mitos MAO’. Demikian Jung Chang.
Maka tidak heran, bahwa buku Jung Chang ini laku sekali di pasaran buku internasional, khususnya di dunia Barat yang anti-Komunis dan yang amat khawatir akan ‘bahaya’ munculnya ‘superpower baru’ yang bernama Republik Rakyat Tiongkok. Dalam artian ini buku Jung Chang itu telah memberikan input yang disambut baik oleh fihak Barat.
Dengan sendirinya sebagai pembaca tetap harus bersikap open minded dan kritis membaca buku Jung Chang itu. Sebagaimana halnya jika membaca buku-buku sejarawan lainnya.
EDGAR SNOW – Red Star Over China
Ada sebuah buku lainnya, yang klasik tentang Tiongkok dan Mao yang juga termasuk bestseller di pasar buku internasional dulu, termasuk di Barat.Yaitu buku Edgar Snow, wartawan Amerika, yang dalam tahun 1936, khusus mengunjungi Yenan, daerah basis Tentara Merah Tiongkok, dan daerah basis perlawanan perang anti-Jepang, di Shanxi Utara.
Kiranya Anda juga sudah membacanya. Judul buku Snow itu: RED STAR OVERCHINA. Disitu dilukiskan perjuangan Tentara Merah Tiongkok melawan Jepang, di bawah pimpinan Partai Komunis Tiongkok. yang bermarkas di gua-gua pegunungan Yenan. Snow mewawancarai banyak tokoh-tokoh pimpinan PKT, khususnya juga Mao Tsetung.
Dalam tahun 1972 Snow menambahkan pada bukunya, bahwa bukunya itu memberikan tidak saja kepada pembaca non-Chinese, tetapi juga bagi seluruh rakyat Tiongkok — termasuk semua kecuali pimpinan Tiongkok itu sendiri — catatan penulisan pertama yang otentik tentang Partai Komunis Tiongkok dan sehubungan dengan itu penulisan pertama mengenai
pejuangan tahan lama mereka untuk melaksanakan revolusi sosial yang paling mendalam di Tiongkok selama 3000 tahun sejarah Tiongkok..(Kata pengantar pada Edisi yang diperbaiki dari buku Red Star Over China)
Buku Snow mengisahkan tentang China’s REVOLUTION IN THE MAKING, dengan Mao sebagai pimpinan utamanya.
Penulis lainnya yang menulis buku LONG MARCH kaum Komunis Tiongkok, Ed Jocelyn namanya, juga kritis terhadap Mao dalam banyak hal, tetapi amat tidak sependapat dengan Jung Chang dan Halliday.
Kiranya buku Edgar Snow ini lebih mendekati obyektivitas dibanding buku-buku lainnya yang serupa.Mungkin saja karena ia ditulis dalam situasi belum adanya Perang Dingin.
IBRAHIM ISA
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua