Painting by Qian Xuan (1250-1300 ) , Public Domain
Budaya-Tionghoa.Net| Yang Guifei (719-756 M) adalah salah satu dari Si Da Mei Ren , empat wanita cantik dalam sejarah Tiongkok. Yang Guifei nama sebenarnya adalah Yang Yuhuan . Guifei menunjukkan gelar selir tertinggi dan hanya berada dibawah permaisuri. Dia adalah salah satu penyebab awal runtuhnya dinasti Tang yang terkenal itu dalam sejarah Tiongkok. Dan Yang Guifei sebenarnya juga adalah gundik dari anaknya kaisar Xuanzong sendiri yang direbutnya dan lalu diakui sebagai gundiknya.
|
Yang Guifei dipersalahkan sebagai penyebab timbulnya pemberontakkan An Lushan (keturunan Turki) di tahun 755 yang berhasil merebut kota Chang’an, sehingga kaisar Xuanzong (Tan Ming Huang) melarikan dan menyelamatkan diri bersama Guifei meninggalkan ibukotanya itu, yang berakhir dengan kematian bunuh diri dari Yang Guifei yang dituntut oleh tentaranya dimana kaisar Xuanzong sendiri terpaksa memenuhi untuk tuntutan tentaranya yang sudah marah dengan Guifei. Walaupun An Lushan, yang diangkat sebagai anak, disenangi dan dipromosikan sebagai komandan tinggi militer oleh Yang, akhirnya dapat dikalahkan (dibunuh oleh anaknya sendiri). Tetapi sejak itu dinasti Tang merosot melemah terus dan berakhir di tahun 907.
Kecantikan Yang Guifei adalah tipikal standard kecantikkan seorang wanita dari dinasti Tang ketika itu yaitu berwajah bulat atau tembem (plump), ini dapat dilihat dari lukisan-lukisan klasik dan patung wanita terracota atau keramik gaya Tang. Kota Chang’an (Xian sekarang) yang kosmopolitan ketika itu juga sebagai pusat fashion, kostum-kostum wanita Tang mempunyai bahan dan disain yang unik serta indah dan populer, banyak memberikan inspirasi atas disain-disain kostum wanita di berbagai negara seperti Korea, Jepang dll ketika itu. Di jaman sekarangpun kostum wanita Tang ini cukup mendapatkan perhatian kembali dari kalangan perancang busana dengan menginterpretasikannya kembali keindahannya.
Cerita dan hubungan cinta (love story) dari Yang Guifei dengan kaisar Xuanzong ini telah menjadi tema dalam berbagai objek seni seperti seni pangung atau opera, novel, syair, lukisan , drama, opera, dan film. Seorang penyair Tang terkenal, Bai Juyi (Pai Chu-I ) telah menulis sebuah syair mengenainya dengan judul “Nyanyian Kesedihan Abadi ” (Song of Everlasting Sorrow ).
Syair ini telah memberikan inspirasi dan referensi atas penulisan sebuah novel (salah satu novel tertua di dunia) di Jepang yaitu “Cerita Genji” (The Tale of Genji) pada pertengahan periode Heian (794-1185). Yang Guifei yang disebut dengan nama “Yokihi” di Jepang juga telah menjadi tema dalam seni satra, lukisan dan bahkan film di Jepang, seperti Film “Princess Yang Kwei Fei”yang dibuat pada tahun 1955 oleh Kenji Mizoguchi. Juga sebuah buku mengenai pengaruh Yang Guifei dalam sastra Jepang telah diterbitkan pada tahun 1988 oleh Masako Nakagawa, “The Yang Kuei-Fei Legend in Japanese Literature” (Edwin Mellen Press, 1998). Mungkin nasib dan sejarah Yang Guifei dapat dibandingkan dengan Marie Antoinette yang dihukum mati dengan guillotine pada revolusi Prancis di tahun 1793 . (lihat juga tulisan mengenai Yang Guifei lainnya)
Salam
Golden Horde , 25894
Budaya-Tionghoa.Net | Facebook Group Budaya Tionghoa | Mailing-List Budaya Tionghua