Budaya-Tionghoa.Net | Dalam menelaah Bung Karno berdasarkan Ziweidoushu, maka langkah pertama adalah mengamati terlebih dahulu Sektor Inti atau Jiwa.
|
Pada sektor Jiwa terdapat bintang Tiantong (Z5) dan Tianliang (F6).
Bintang Tiantong mempunyai sifat polos seperti anak kecil, selalu berpikir positif dan dapat menikmati hidup. Setiap berhasil mengatasi satu kesulitan, kematangan mental dan kesejahteraan turut meningkat satu tingkat. Pada umumnya, Tiantong tidak dibekali warisan, harus membangun dari tangan kosong. Tiantong cerdas dan rendah hati, selalu menghindari kekerasan. Tiantong cenderung boros dan terkesan lemah, mudah diperlakukan seenaknya oleh orang lain. Tiantong menjunjung nilai luhur moralitas.
Bintang Tiantong bukan bintang keuangan, dan tidak begitu tergerak mencari uang.
Tianliang adalah bintang orang tua. Layaknya orang tua, ia pemerhati, suka menolong, bawel, sering merasa sakit di sana sini, terkesan malas (lamban), agak menyendiri, sensitif pada situasi dan sering memantau perkembangan situasi politik, tidak bisa menyelesaikan tuga sekali kerja dan lain sebagainya. Namun ia merupakan seorang yang patuh dan selalu melakukan sesuatu sesuai aturan yang ada.
Niatnya membantu orang lain, membuat dirinya malah sering mendapatkan masalah yang tidak perlu, tetapi apapun kesulitan yang dihadapinya pada akhirnya selalu dapat diselesaikannya dengan baik.
Kejujuran dan ketaatannya pada aturan luar biasa.
Seorang Tianliang memiliki bahu yang lebar, punggung yang tebal, jika berlawanan dengan itu berarti jalan hidupnya kurang baik.
Gabungan Tianliang dan Tiantong ditambah Dijie menjadikan seseorang suka berangan-angan dan tidak berpijak pada kenyataan.
Fakta: Bung Karno memang sering mengalami kesulitan dan selalu dapat mengatasinya. Sebagai contoh, waktu Beliau ditahan di penjara Sukamiskin dan mengalami hukuman pengasingan dari pemerintah kolonial Belanda. Juga sewaktu agresi militer Belanda, Beliau juga ditahan, namun setelah itu berhasil memimpin kembali negeri ini. Setelah memimpin negeri ini, Bung Karno pernah mengalami beberapa bahaya besar, seperti Peristiwa Cikini, dan lain sebagainya.
Dalam biografinya, “Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia,” karya Cindy Adams, disebutkan bahwa Bung Karno memang tidak memegang uang.
Jika kita mengingat kembali peristiwa Rengasdengklok, maka Bung Karno memang cenderung menghindari kekerasan. Pada mulanya Beliau tidak bersedia terburu-buru memproklamasikan kemerdekaan. Bahkan Beliau membebaskan penerbang Allan Pope yang membantu PRRI/ Permesta. Menjelang akhir kekuasaannya, Bung Karno juga mencegah agar jangan sampai terjadi perang saudara.
Bung Karno berangan-angan menciptakan masyarakat dunia yang bebas dari salah satu blok. Karena itulah Beliau mencetuskan gerakan negara-negara non Blok. Selain itu, Beliau juga banyak membangun monumen di Jakarta. Salah satunya adalah Monas dan Hotel Indonesia.
Bintang lainnya adalah Tiankui (As5). Ini merupakan bintang pembantu yang melambangkan orang yang lebih senior atau lebih tua. Apakah bintang ini melambangkan H.O.S Cokroaminoto yang merupakan guru politik Bung Karno?
Bintang Hongluan (Gn1). Ini merupakan bintang percintaan. Barangkali ini merupakan pertanda bahwa Bung Karno akan memiliki banyak isteri.
Bintang Tiankong (Ks1). Ini merupakan bintang yang melambangkan hati lapang dan suka berkhayal. Ini nampaknya memperkuat kecenderungan Bung Karno yang suka berangan-angan.
Bintang Jiesha (Pk2). Ini adalah bintang musibah dan penyakit. Pada kenyataannya, Bung Karno mengidap penyakit malaria yang dideritanya semasa dalam pengasingan.
Bintang Guchen (Sp1). Ini adalah bintang kesepian. Pada kenyataannya, Bung Karno menghabiskan hidupnya dalam tahanan rumah.
Bintang Tianyue (Sk) adalah bintang yang menandakan penyakit.
Bintang Santai (M1) ini adalah bintang yang melambangkan panggung. Ini barangkali menandakan keberhasilan Bung Karno dalam panggung politik dan merupakan salah satu bintang peningkat status, yang menyukai Z1, Z3, F6 (Tianliang), F1, F2, dan Z4.
Satu hal lagi yang menarik adalah bintang-bintang pembantu (As1, As2, As3-U4, As4-U3), semua berada di sektor teman. Ini menandakan bahwa Beliau banyak memperoleh bantuan dari sahabat, pendukung, atau pengikutnya. Dengan demikian mengindikasikan bahwa Beliau cocok terjun dalam dunia politik.
Kini marilah kita perhatikan Dayun 23-32 yang merupakan sektor pasangan hidup. Mendapatkan sorotan Gn4 (Xianchi) dan Gn5 (Dahao) dari seberang (sektor usaha) dan juga Gn 2 (Tianxi) dari sektor Perpindahan. Semua ini merupakan bintang perjodohan. Sehingga tidak mengherankan Bung Karno menikah pada dekade tersebut.
Bung Karno menjadi presiden pada tahun 1945, yakni dekade usia 43-52. Perhatikan bahwa dekade itu terdapat Taiyin mendapatkan sorotan Taiyang menjadi huaquan (transformasi kekuasaan) dari sektor seberangnya. Perhatikan lebih lanjut bahwa Wuwu (tiangan dizi yang menempati sektor Inti bagi dekade usia 43-52) mengubah Taiyin (F2) menjadi huaquan atau kembali merupakan transformasi kekuasaan.
Tahun 1945 (Yiyou) akan mengubah F6 pada sektor Inti Asal menjadi huaquan. Dekade Yiwei (dayun usia 73-82) akan menjadi sektor Inti khusus tahun 1945. Yi juga akan mengubah Ziwei menjadi huake. Huake sanggup menjadikan terkenal dan meraih sesuatu yang dikehendakinya.
Keberuntungan Bung Karno merosot pada dekade (dayun) usia 63-72. Pada dekade tersebut terdapat bintang pembunuh Tuoluo (Ag2) dan Dikong (Ag6). Batang langit Bing akan mengubah Lianzhen (Z6) menjadi huaji yang mendatangkan halangan. Sektor yang terdapat Lianzhen itu akan menjadi Sektor Harta bagi Dekade usia 63-72. Huaji ini akan menghantam sektor kesehatan dekade tersebut, sehingga dengan demikian kesehatan akan mengalami dampaknya. Memang pada dekade tersebut Bung Karno mengalami penyakit berat yang akhirnya menyebabkan kemangkatan Beliau. Lianzhen adalah melambangkan darah. Pada kenyataannya Bung Karno memang seharusnya cuci darah karena ginjalnya sudah tidak berfungsi.
Ivan Taniputera
10 Juni 2012 , 10150953297562436
Budaya-Tionghoa.Net | Facebook Group Budaya Tionghoa