Budaya-Tionghoa.Net | Para turis yang pernah mengunjungi Guilin, China, pasti pernah mendengar kota Nan Ning yang berada didaerah bagian selatan propinsi Guang xi. Sekitar 200km dari kota Nanning ada sebuah kota pelabuhan yang terkenal, yaitu kota Qin Zhou (钦州). Dikota inilah terletak sebuah bangunan kuno bekas kediaman pahlawan lagenda, “Pendekar Bendera Hitam”, Jenderal Liu Yong Fu (1837-1917)
|
Jendral Liu berjasa karena berkali kali membantu negara Vietnam menghadapi penjajah Prancis disekitar 1883-1890. Ditempat bekas kediamannya yang sekarang, juga telah diakui Republik Rakyat Tiongkok menjadikan museum “sejarah perang melawan Prancis”, berpajangan Piagam asli dari Kaisar Guang Xu (光绪), dan dari Kaisar Tu Duc, Vietnam.
Sebenarnya Jendral Liu memulai karirnya bergabung bersama cabang lokal Tian Di Hui (天地会) pasca era Taiping Tian Guo. Demi mempartahankan keamanan daerah sendiri, Liu menyusun anggota membela diri sekitar 200 anggota. Pada tahun 1865, Jendral Liu mennyusun angkatan bersenjata dengan perwira suku Zhuang lokal, dan suku Hakka yang terkenal ahli membela diri. Lalu secara resmi menamakan tentaranya “Pasukan Bendera Hitam. (PBH).”
Sejak kekalahan Pasukan Taiping tianguo, Pasukan Bendera Hitam sering di serang tentara Qing yang lebih unggul persenjataannya. Sedangkan PBH masih menggunakan senapan pemburu. Setelah berkali-kali dikepung oleh tentara kerajaan Qing, Pasukan Bendera Hitam berhasil meloloskan diri dan mundur kedalam wilayah Vietnam yang kebetulan waktu itu sedang perang melawan agresi Prancis. Terjadilah perang guerilla yang terkenal antara Pasukan Bendera Hitam dengan tentara Prancis. Banyak tentara Perancis yang tewas berkat kepintaran Pasukan Bendera Hitam yang supel menggunakan strategi kombinasi perang hutan, dan Air. (pembaca dipersilakan membaca detail bagaimana Pasukan Bendera Hitam membantai pasukan Prancis online.)
1875, yaitu tahun pertama kaisar Guang Xu (光绪), Pasukan Bendera Hitam resmi bekerja sama dengan tentara kaisar Qing setelah mereka berhasil memberantas lokal war lord, seperti Huang Chong Ying dan Li Yang Chai(黄崇英、李扬才). Jendral Liu dinobatkan oleh Kaisar Qing dengan gelar “4 Jaya” (四品顶戴). Sejak dari itu, Pasukan Bendera Hitam sering membantu tentara Qing memadamkan preman lokal.
Pada tahun 1894 bulan April, Pasukan Bendera Hitam diutus kepulau Formosa . Sayang seribu sayang, tahun berikutnya, Qing kalah dari Jepang dalam Sino-Japanese War I dan Taiwan diserahkan ke Jepang menyusul perjanjian Shimonoseki . Tentara Jepang yang mencoba mengontrol kawasan barunya mendapat perlawanan dari kekuatan Republikan di Taiwan . Jendral Liu tidak sanggup mempertahankan posisinya karena kekurangan amunisi dan makanan. Permintaan berulang2 kemarkas Qing diabaikan karena para pemimpin tentara Qing yang pengecut tidak mau membantu. Akhirnya, Jendral Liu kabur dari Taiwan dan pulang kekampung halamannya di Qin Zhou.
Adapun komentar dari kaum sejarahwan mengenai jasa Jendral Liu berbeda2, itu sangat tergantung pendirian pengulas masing2. Akan tetapi, demi mengenang Jasa sang pahlawan yang luar biasa tangguh ini, telah dibangun monument atau museum peringatan dibeberapa tempat di mainland dan Taiwan; selain museum di kota Qin Zhou, juga ada museum di Guang Zhou, dan tempat peringatan yang berupa klenteng leluhur di Fujian, sebuah sekolah dikota Tainan menamakan sekolahnya Liu Yong Fu demi peringatan jasa beliau. Menurut catatan, leluhur Jendral Liu adalah suku Hakka yang juga dari Dabi hokkian. Sampai sekarang orang masih menghormati Jendral Liu yang patriotik, juga ahli perang yang mempunyai kemampuan perang kolosal bersetrategi ampuh. Buka saja tentara Prancis yang takut setengah mati oleh Pasukan Bendera Hitam, konon taktik perang gerilya Pasukan Bendera Hitam banyak diadopsi oleh Vietnam ketika melawan pasukan Amerika.
Joe Petersen, 6-5-2012 , 10150944588087436
Source:
http://en.wikipedia.org/wiki/Liu_Yongfu
http://baike.baidu.com/view/29951.htm
http://zh.wikipedia.org/wiki/%E5%88%98%E6%B0%B8%E7%A6%8F
http://www.hudong.com/wiki/%E5%88%98%E6%B0%B8%E7%A6%8F
Budaya-Tionghoa.Net | Facebook Group Budaya Tionghoa