Budaya-Tionghoa.Net |Lao Zi, waktu dilahirkan diberi nama Li Er, Li adalah nama marganya dan Er berarti telinga. Mengapa demikian, ini karena Beliau dilahirkan dengan kedua telinga yang besar. Er berarti telinga. Lao Zi berarti orang tua (Lao) yang
bijaksana dan pandai (Zi).
|
Dalam ceritanya ibu Lao Zi sewaktu hamil, ayahnya meninggalkan keluarganya dan sedari itu tiada ada kabarnya lagi. Ibunya hamil 11 bulan dan meninggal dunia karena kelahiran yang susah dan perdarahan pada waktu beliau melahirkan Li Er. Dalam kepercayaan orang Tionghoa telinga yang besar berarti Hok-gi (good fortune).
Bagi keluarga Li disampingnya kegembiraan dengan kelahiran satu bayi lelaki yang sehat, berbarengan kesusahan karena meninggalnya ibu Li Er yang harus dikubur. Karena Li Er tidak punya ayah dan ibu, maka pendididikannya diserahkan terutama pada engkongnya (kakek) dan neneknya tidak disebut dalam literatur yang saya punya. Kakeknya adalah seorang pensiunan pegawai negeri meskipun tidak tinggi tetapi seorang yang respektabel didesanya.
Kakek dari Li Er mengharapkan cucunya bisa mempunyai personality yang baik, nobel dan pandai, berpusat pada arti telinga yang besar, maka bagi kakeknya tidak susah untuk memberi nama cucunya yang baru lahir dengan nama Li Er. Ternyata memang Li Er adalah anak yang pandai, berbudi halus, baik hati dan sukah menolong. Sedari kecil beliau dapat membedakan baik dan jelek, karenanya beliau disenangi oleh teman-teman sekolahnya.
Ternyata Li Er suka memakai otaknya yang tajam, untuk mencari kebenaran dan kadang kadang gurunya tidak dapat menolong muridnya, apalagi mengikuti pikiran Li Er yang ingin mencapai lebih tinggi dan mendalam dalam hal-hal penerimaan melalui panca indera. Pengetahuan ini berada diluar kemampuan gurunya untuk menerangkan. Jaman sekarang Li Er dapat digolongkan sebagai anak yang super pandai, wizkids.
Kakeknya Li Er sadar bahwa talenta cucunya adalah pemberian alam dan harus dikoordinir dan didorong dengan belajar yang giat dan memberi kemungkinan agar bisa berhasil, tetapi dimanakah Li Er harus belajar? Sebetulnya Li Er harus ke ibukota dari negara Chen, yaitu Huai-Yang di provinsi Henan. Tetapi sekolahan ini khususnya hanya untuk anak-anak dari keluarga raja dan golongan bangsawan (aristokrasi). Maka satu-satunya jalan ialah mendidik sendiri cucunya!
Li Er mendapatkan pendidikan dari kakeknya selama bertahun tahun, Beliau menangkap ajaran dengan cepat, mempunyai memory yang kuat. Kadang-kadang Beliau bertanya yang orang dewasa tidak dapat menjawabnya. Karena itu kakeknya harus belajar terus, agar dapat mengikuti pikiran cucunya dan jangan sampai memberi bimbingan yang salah. Dengan demikian rumahnya merupakan suatu bibliotik yang kecil di desanya. Ini karena kakeknya berpendapat bahwa anak yang mempunyai talenta, tetapi kalau tidak
mendapatkan didikan yang memestinya, seperti tanah yang subur tidak ditanami, tidak membuahkan apa-apa.
Jelas kakeknya termasuk sebagai seorang intelektuil pada jamannya dan berkeinginan agar cucunya bisa menjadi seorang yang bijaksana dan berpengetahuan, sehingga dapat menduduki tangga yang tinggi dalam masyrakat. Dengan kemajuan Li Er yang cepat, sebagai anak yang masih kecil sudah mempunyai pengetahuan umum yang tinggi, maka kakeknya menjadi ternama didesanya dan datanglah banyak murid-murid yang juga ingin mendapatkan pelajaran dari kakeknya Li Er.
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua