Budaya-Tionghoa.Net | Lim Kay Tong , adalah seorang aktor Singapura yang sempat tampil dalam film Indonesia yang berjudul The Photograph (2007). Lim menempuh pendidikan di Hull University , Inggris , disana Lim menghabiskan waktu selama tiga tahun di sebuah sekolah akting di London.
|
Di tahun 2006 , Lim dihubungi oleh Philip Cheah dan memberi tahu informasi bahwa ada seorang pembuat film di Indonesia yang mencari aktor di kisaran usia Lim dan Philip merekomendasikan Lim.
Lim pergi ke Jakarta sebulan kemudian untuk bertemu dengan sutradara, Nan Achnas dan aktor lainnya , mendapat pelatihan dialog dalam bahasa Indonesia , mempelajari budaya Indonesia dan Islam untuk keperluan film yang mengambil setting tempat di pecinan Semarang , Jawa Tengah.
Sebelum membintangi The Photograph , Lim terlibat dalam beberapa film seperti Shanghai Surprise (1986) , Dragon : The Bruce Lee Story (1993) , Brokedown Palace (1999) , Perth (2004).
Lim Kay Tong mempunyai adik yang juga aktor , Lim Kay Siu. Adiknya ini pernah terlibat dalam film Anna and The King (1999)
THE PHOTOGRAPH
Dalam The Photograph , Lim berperan sebagai seorang lelaki Tionghoa tua, Johan, yang berprofesi sebagai tukang potret. Ia mempunyai Roemah Foto Tan, studio yang menyatu dengan kediamannya, namun setiap pagi tertatih-tatih dengan sepedanya membawa peralatannya ke dekat pasar, untuk membuka dagangan di pinggir jalan. Memasang foto-foto di tembok serta layar untuk latar belakang pemotretan. Jelas lokasi ini telah dipakainya berpuluh tahun melihat bekas penempatan foto-fotonya. Lewat kamera kunonya, Johan merekam berbagai peristiwa yang terjadi, termasuk beragam kebudayaan Tionghoa. Menyadari usianya sudah tak lama lagi, Johan ingin mencari seorang lelaki untuk menjadi pengganti.
Lim berpasangan dengan aktris Indonesia , Shanty , yang berperan sebagai Sita, penyanyi di sebuah bar karaoke yang terkadang juga menjadi wanita penghibur demi mendapatkan uang untuk anaknya dan ibunya yang sedang sakit di kampong. Karena tak mempunyai uang untuk membayar, Sita bersedia bekerja sebagai pembantu Johan. Setiap pagi Sita mengamati rutinitas Johan yang selalu bersembayang di rel kereta api. Menyuguhkan apel dan jeruk serta hio, untuk arwah anak dan istrinya. [link]
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua