Budaya-Tionghoa.Net | Oleh keterbatasan pendidikan dan kondisi sosial masyarakat tertentu, banyak orang Tionghua mempraktekan ketahayulan. Tetapi, menurut pandangan saya, secara esensi budaya Tionghua tidak bersifat tahayul.
|
Dalam budaya Tionghua, sesuatu yang sulit dinalar, tetapi tidak merugikan siapapun, kita tidak dibenarkan menghujat, tetapi juga tidak ‘mengikatkan diri pada hal-hal demikian itu’.
Kesimpulan ini bersumber dari apa yang diajarkan oleh Kongzi (Khonghucu) ribuan tahun yang lalu ; ‘zi bu yu guai li luan shen.’. Artinya, Kongzi tidak membicarakan kemukjijatan dan roh-roh tidak keruan. (Lunyu-Shu-er)
Kongzi berkata pula :… jing gui shen er yuan zhi, ke wei zhi yi.’ Artinya, ‘Manakala menghormati roh-roh (while respecting spiritual beings), menariklah jarak dengan hal-hal itu (to keep aloof from them).Ini barulah Bijaksana (may be called wisedom) (Lunyu-Yongye)
Masih banyak pelajaran-pelajaran bijaksana(rasional tetapi mempertimbangkan perasaan) seperti itu telah menjadi pijakan filosofi budaya Tionghua selama ini.Untuk hal-hal yang sulit dinalar (bersifat mistik) jangan buru-buru dipercaya sebagai kebenaran juga jangan buru-buru dilecehkan sebagai sesuatu yang tahayul.
Kita menentang perilaku atau kegiatan yang memanfaatkan sifat tahayul, gampang percaya dan ketidak-kritisan masyarakat untuk tujuan kepentingan pribadi maupun kelompok.Tiap ritual agama, selama tidak mengganggu ketenteraman umum (yang jelas tertulis dalam undang-undang negara), kita tidak berhak melarang maupun melecehkan.
Semasa Orde baru, agama Khonghucu, Tao dan upacara keagamaan dikelenteng dilarang. Lalu mucul sementara orang dengan sengaja mencoreng hitam agama-agama tersebut sehingga membuat umatnya merasa sakit hati. Tidak heran bila diantara anggota millist kita ada yang menolak keikut sertaan rekan semilis yang tidak meyakini agama KHonghucu dan Tao didalam millist Budaya Tionghoa . Penolakan ini bisa dipahami, tetapi tidak dibenarkan.
Budaya Tionghua intinya adalah Tertib (Li) dalam Keharmonisan (He). Ribuan tahun yang lalu, nenek moyang kita sudah berbisnis dengan bangsa-bangsa lain dengan membuat silk-road. tanpa perang. Laksamana Zheng-he dengan puluhan ribu marinirnya tidak menjajah kemana-mana, yang dikirim adalah persahabatan. Budaya Tionghua tidak mengenal penyebaran agama melalui peperangan.
Hong Kong yang sangat kapitalis bisa kembali kepangkuan Tiongkok yang sosialis dan telah melewati sepuluh tahun dengan sukses. Oleh inisiativ Tiongkok dengan mengajak Korsel, Rusia dan Jepang telah berhasil mendamaikan Amerika dengan Korea-Utara yang dicap sebagai negara gangster, telah berhasil didamaikan, maka kita, sebagai sesama TL pencinta budaya Tionghua sudah seharusnya hidup harmonis.
Ketahayulan mendatangkan kebodohan, kebodohan menjadikan kemiskinan. Karena bodoh dan miskin ahkirnya gampang dikibuli melalui cuci otak, gampang dihasut dan kemudian berkembang menjadi extrimis yang berbahaya.
Tidak semua tindak ketahayulan salah. Kadang-kadang justru hasil pertimbangan kerena keterpaksaan. Kehilangan laptop yang benar melapor pada aparat keamanan. Tetapi, kalau aparat dinilai impoten, maka harapan terahkir ditumpukan pada ‘orang-pintar’ Sama-sama tiada kepastian,. tetapi jelas biayanya lebih murah ! Apa salahnya ! Ini pertimbangan rasional !
Ketahayulan yang berkepanjangan ahkirnya membuat orang gampang menyerah pada nasib (menjadi fatalis), kehilangan kepercayaan-diri dan motivasi hidupnya merosot dan keseluruhan bangsa manjadi lemah.
Kita tidak tahayul pada ilmiah, tetapi kita harus mengembangkan mental ilmiah demi perkembangan IPTEK. Pada saat bahan bakar fosil sudah terkuras habis, Indonesia akan menggunakan sumber energi apa ?
Sekian kesimpulan yang saya buat dalam diskusi ‘tahayul’. Mungkin banyak kekurang, dengan rendah-hati saya mengharap koreksi dan pelengkapan dari rekan-rekan semua.
Dalam dari Indarto.Tan , 26425
Budaya-Tionghoa.Net |Facebook Group Budaya Tionghoa | Mailing-List Budaya Tionghua