Budaya-Tionghoa.Net | Perdagangan pada jaman sekarang ini dipakai nama Strategic Economic Exchanges dengan pengertian two-way trading relationship, memerlukan win-win relasi. Succes dalam perdagangan ini akan mencriir pekerjaan bagi rakyat negara negara yang bersangkutan. Disamping itu kesuksesan ini memberikan beraneka macam barang-barang dengan harga yang dapat dijangkau oleh rakyat. Dan yang penting lagi ialah diharapkan agar melalui perdaganagan hubungan antara negara-negara menjadi lebih baik dan berkembang terus.
|
Kenyataannya tidak begitu simpel seperti yang kita katakan tadi. Negara-negara Barat diantaranya USA dan Eropa Barat selalu mengeluh bahwaperdagangan dengan RRT merugikan, karena RRT mempunyai saldo perdagangan yang jumlahnya jauh lebih tinggi, karena ekspor ke negera-negara tersebut diatas lebih banyak dari pada impornya. Dalam rapat perdagangan yang diadakan antara RRT dan USA setiap tahun dua kali di Washington baru-baru ini, pemerintah USA menuntut agar kelebihan perdagangan RRT yang berjumlah 233 milyar dollar diturunkan.
Minister of Treasure Henry Paulson mengatakan bahwa berkelebihan perdagangan ini menimbulkan perasaan masyarakat USA yang anti RRT (koran NRC 23 Mei 2007 dan AD 25-5-2007). Latar belakang dari dialog ini ialah hari depan RRT menjadi Superpower dalam ekonomi, dimana RRT
mempunyai pengaruh yang besar dalam politik internasional.
Delegasi USA menuntut agar RRT berusaha menurunkan saldo perdagangan yang merugikan USA. Wakil perdana menteri RRT Wu Yi ketika itu mengatakan bahwa negaranya bersedia beli lebih banyak lagi barang-barang buatan USA. Buat RRT sulit beli barang-barang pemakaian sehari-hari, karena RRT sendiri sudah berkelebihan, beli barang-barang yang strategis seperti alat-alat militer canggih tidak boleh. Mau beli perusahan-perusahan USA, beli perusahan minyak tidak boleh, karena minyak adalah unsur penting bagi kehidupan industri USA.
Beli perusahan yang merugikan siapa yang mau ? Rapat yang memakan dua hari itu tokh ditutup degan sukses dan perdagangan antara USA dan RRT bahkan ditingkatkan! Meskipun dalam bidang valuta masih belum ada penyelesaian. Ini mudah di tafsir karena kedua belah fihak hubungan ekonominya saling terikat saya maksud sudah interwooven. Perusahan penerbangan USA yang mengadakan flight sebanyak 10 sehari, dimulai tahun 2013 akan berjumbalh 23 flights.
Sektor finansial USA dapat diberi lebih banyak kemungkinan lebih aktif di RRT, tetapi perusahaan RRT tidak dapat sepenuhnya ditangan orang asing! Maksud dari pimpinan ialah RRT menaikkan harga Yuan dan membeli lebih banyak lagi barang-barang Made in USA. Kalau Yuan naik harganya ini akan tidak menguntungkan bagi RRT, karena barang-barang buatan RRT harganya naik dan tidak menarik lagi bagi konsumen-konsumen diluar negeri. Padahal harga-harga murah barang-barang pnghidupan sehari-hari menguntungkan bagi rakyat di USA dan Eropa yang sosial rendah; yang anti sebetulnya pengusaha industrinya.
Apakah negara superpower dapat memaksa agar negara lainnya dipaksa untuk membeli barangnya lebih banyak lagi atau harga valutanya harus diturunkan?
Menurut saya penyelesaianya semestinya mudah saja, negara-negara yang merasa dirugikan kurangi beli barang-barang Made in China, dan sesuaikan dengan balans perdagangannya. Tetapi pengusaha barang-barang eceran di Eropa Barat dan Amerika Utara tetap ingin berdagang dengan RRT, karena harganya murah bagi konsumen sangat interesan. Bagi pengusaha eceran usaha dagangnya berkembang. Ini juga menaikkan jumblah tenaga kerja.
Kedua , USA harus berusaha untuk turunkan harga dollar USA, dengan demikian barang-barang produksinya bisa konkurensi dengan barang-barang produksi RRT. Tujuan USA agar RRT mau beli kapal udara Boeing, Mac. Donnald Douglas, mobil-mobil, barang-barang luks made in USA; bagaimana dengan barang-barang serupa dari Eropa dan Jepang, Korea Selatan etc.? RRT beli barang tokh juga ada batasnya dan menurut kebutuhannya?
Disinilah kompleksnya perdagangan bilateral di dunia, jelas penyelesaiannya tidak mudah. Saya selalu mengatakan bahwa kalau dianalisa sampai ke akarnya, dalam hal konkurensi perdagangan adalah persoalan otak manusia dan kemauan bekerja keras manusia. Dan disinilah kemenangan RRT dalam bidang perdagangan internasional.
Harus diakui bahwa USA dan Eropa akan menggunakan proteksionisme dengan menaikkan pajak masuk bagi barang-barang Made in China, atau membatasi jumblah import barang-barang Tiongkok etc., tetapi dengan demikian akan mendapatkan perlawanan dari pedagang eceran dalam negeri. Sebaliknya RRT juga ingin berdagang dengan USA dan Eropa, negara negara dengan kekuatan beli yang tertinggi didunia.
Jelaslah hubungan perdagangan antara RRT dengan USA dan Eropa, adalah paling sofisticated-kompleks pada sekarang ini. Penyelesaiannya bukannya dapat dicapai dalam satu dua kali dialog, tetapi harus mlalui dialog dan kedua belah fihak mengunakan reason, kebijakan (wisdom), terbuka dan saling percaya.
Perdagangan dengan Eropa Barat lebih mudah dari pada dengan USA, kami baca di koran NRC tanggal 25 Mei 2007 bahwa satu perusahan firma logistik RRT telah beli lapangan udara Parchim Airport, Jerman serba komplit yang terletak di utara negara itu, dahulu Jerman Timur, di Mecklenburg-Vorpommern.
Lapangan udara ini tidak jauh dari Hamburg dan Berlin. Pengusaha RRT itu bernama Pang Yuliang ketua dari Linde Group. Pang dengan ini membuat sejarah sebagai orang Tionghoa yang pertama dapat ijin eksploitasi satu lapangan udara di Eropa. Lapangan udara ini mempunyai jaluran start dan Landing sepanjang 3000 meter. Berguna bagi intercontinental flights.
Disampingnya untuk charter flight seminggu sekali, terutama ditekankan bagi pengangkutan barang-barang dari kota Zhengzhou, ibu kota provinsi Henan. Disekitar lapangan udara ini orang-orang Tionghoa kan mendirikan industri-industri khusus untuk pasaran Eropa diantaranya ialah komputer dan mode etc.
Buat kota ini akan menjadi ramai dan kesibukan perdahgangan, untuk ini dibutuhkan sedikitnya seribu tenaga kerja. Menurut Beijing Review harganya pembelian lapangan udara yang komplit ini ialah satu miljar Yuan atau seratus juta euro. Harga in mencakup pembelian semua tanah dan asset dari Parchim airport, termasuk juga semua equipment, installations dan operational rights.
Pada tanggal 8 juni saya membaca artikel di NRC dipagina depan dengan judul : “Falende hulp dwingt Afrika tot initiatief” —- Ketua dari perusahan diamant De Beer, yang terbesar didunia Nicky Oppenheimer mengatakan:” relasi Utara – Selatan yang klasik ialah Eropa dan USA yang menentukan apa yang baik bagi Afrika, sekarang ini mereka mendapatkan konkurensi. Tiongkok menyingkirkan bantuan uang yang tradisionil IMF dan Bank Dunia.
Tahun 2005 RRT memberi pinjman lebih dari delapan miljar dollar pada Nigeria, Angola dan Mozambikque. Pada tahun yang sama bantuan Worldbank untuk seluruh Afrika belum seperempat dari jumlah diatas (baca pinjaman RRT). Perusahan-perusahan RRT sekarang mendapatkan kira-kira 50% dari kontrak-kontrak negara Afrika mengenai pekerjaan umum atau publieke werken.
Perdagangan RRT dengan Afrika meningkat lima kali dalam enam tahun belakangan ini. Keberadaan Tiongkok terus meningkat di Afrika dan mungkin juga yang terpenting untuk perkembangan dalam kontinen ini sejak berakhirnya Perang Dingin. Tentu pemimpin RRT tahu bahwa benua Afrika kaya akan bahan-bahan mentah seperti minyak, koper emas dan diamond etc.
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghoa