Budaya-Tionghoa.Net | Orang Amerika pertama yang bergabung ke Partai Komunis Tiongkok semakin mendekati usia seabad . Pada bulan depan dia akan berusia 91 tahun. Tiba sebagai pakar bahasa untuk militer Amerika Serikat , Sidney Rittenberg , memilih tinggal pasca Perang Dunia II , untuk bergabung dengan revolusi Komunis.
|
Rittenberg tiba di Kunming setelah Jepang menyerah kalah dalam Perang Dunia II. Menurut China Daily , Rittenberg kelahiran 14 Agustus 1921 ini mulai beralih ke ideologi komunis saat dia masih dinas di militer. Dia marah ketika mendengar seorang penarik rickshaw menerima kompensasi hanya 14 USD dari pemerintah Nasionalis saat anaknya tewas oleh seorang pengemudi yang mabuk , seorang ahli bedah Amerika.
Dia terkesan oleh peristiwa itu dan seiring waktu idealisme nya tumbuh dan berkembang dan memutuskan menetap di Tiongkok ketika tentara Amerika Serikat bersiap untuk kembali. Di Tiongkok , Rittenberg yang berdarah Yahudi ini dikenal sebagai Li Dunbai (Ritenberg) 李敦白 , dia berjalan kaki ke gunung perlindungan para gerilyawan Komunis di Yan’an di tahun 1946. Dia datang untuk mengetahui lingkaran dalam dari para pemimpin Komunis .
Para pemimpin kemudian menggunakan Rittenberg untuk memoles dan mengedit pesan-pesan mereka kedalam bahasa Inggris yang sempurna. Rittenberg juga menerjemahkan sebagian dari tulisan-tulisan Mao . Ritenberg berkerja juga di New China News Agency , Xinhua dan Radio Beijing.
[Photo Courtesy : chinadaily.com.cn , “Mao dan Rittenberg di tahun 1960]
Rittenberg mengakui bahwa dia tertarik dengan Partai Komunis , terutama dalam memberi bantuan ke masyarakat miskin. Dalam sebuah wawancara bersama media Guardian , Ritenberg , mencatat bahwa para pemimpin dalam keseharian di hari awalnya ,menjalani hidup sederhana dan makan hemat.
Kawasan Yan’an menjadi markas besar Komunis sampai tahun 1948 dan sekarang menjadi objek wisata , meskipun telah dibersihkan baik secara fisik maupun historis.
Ritenberg sering diminta tentang kesannya terhadap Mao , yang dia sebut sebagai genius historis dan kriminal historis . Ritenberg seperti yang dikutip dari New York Times , berkesan akan Mao sebagai pribadi yang menyendiri , berbicara sangat lambat dan terkadang Mao juga bisa menjadi pendengar yang baik . Mao juga meriah dan jenaka.
Pada tahun 1956 , Rittenberg menikah dengan seorang wanita Tionghua , Wang Yulin . Mereka masih menikah dan hidup di Fox Island , Washington , memiliki tiga putri dan seorang putra.
Ritenberg menghabiskan waktu selama 34 tahun di Tiongkok (1944-1979), sejak dari kemenangan komunis dalam revolusi , horror yang terjadi dalam Great Leap Forward dan bencana kelaparan . Dalam berbagai wawancara , Ritenberg tampak sedih , marah dan malu dengan kerusakan yang terjadi pada tahun-tahun kelam dalam sejarah Tiongkok tersebut.
Rittenberg mulai memasuki masa kelam dengan dipenjarakan dua kali di Tiongkok. Para revolusioner menyalahkan kekuatan seperti Inggris dan Perancis sebagai penyebab masalah di Tiongkok sehingga orang asing termasuk Rittenberg dipandang dengan penuh kecurigaan. Penahanan yang pertama adalah tahun 1949 dan penahanan kedua atas perintah dari istri Mao , Jiang Qing. Penahanan pertama karena Rittenberg dianggap sebagai bagian dari jaringan mata-mata . Stalin juga meminta Mao untuk menahan Rittenbeg. Selama setahun Rittenberg melalui hari yang kelam dalam ruang sendiri yang benar-benar gelap.
Rittenberg mempunyai kesan terhadap Jiang Qing yang dikatakannya sebagai wanita yang fantastis , sebaliknya istri Rittenberg berpendapat bahwa Jiang Qing adalah wanita yang mengerikan” seperti yang dikutip dari New York Times . Rittenberg menghabiskan waktu di penjara dengan total 16 tahun.
Terhadap kesannya saat dipenjara , Rittenberg mengatakan seperti yang dikutip dari BBC : “Saya merasa benar-benar sakit. Ini seperti anda mempunyai kekasih dan telah berhubungan asmara selama beberapa tahun yang luar biasa . Seketika , wanita itu tampak dipengadilan dan menuduh anda memperkosa”.
Ritenberg belum juga kehilangan rasa cintanya terhadap Komunis Tiongkok dan ketika ketua Mao melancarkan Revolusi Kebudayaan di tahun 1966 , Rittenberg ikut dalam histeria pada masa itu. Pada tahun 1967 , Rittenberg memimpin “Dr. Norman Bethune – Yan’an Rebel Group” dengan anggota 70 orang. Dia memimpin perjuangan politik di China Radio Internasional (CRI).
Di tahun 1968 , beberapa member “Dr. Norman Bethune-Yan’an Rebel Group” ditahan , diantaranya adalah Israel Epstein dan Rittenberg. Ironisnya , Rittenberg di tahan karena dituduh punya hubungan dekat dengan Liu Shaoqi , yang sebelumnya menjadi sasaran kritik dari Rittenberg sendiri.
Rittenberg dibebaskan pada tahun 1977 , dan dikembalikan ke Amerika Serikat pada tahun 1979 untuk satu liburan dan dia menulis sebuah essay untuk Times.
Di tahun 1993 , Rittenberg menulis sebuah buku berjudul The Man Wo Stayed Behind dengan bantuan Amanda Bennet. Ritenberg dan istrinya membuka perusahaan konsultan bernama Rittenberg and Associates . Rittenberg juga banyak dicari perusahaan raksasa yang hendak melakukan bisnis di Tiongkok , sebagai konsultan. Daftar kliennya termasuk Intel , Nextel , Microsoft dan sejenisnya.
Michal Bristow dari BBC menulis bahwa Rittenberg dalam usia ke 89 tahun lalu , tidak pernah menghilangkan rasa cintanya terhadap Tiongkok dan rakyatnya . “I Am American but I Am China’s American” kata Sydney seperti yang dikutip dari China Daily
Huang Dada
REFERENSI :
Bristow , Michael., (30 Juni 2011) , “Sydney Ritenberg : Chairman Mao’s Favourite American” , BBC
McDonald , Mark., (10 Juli 2012) , “The Man Who Stayed Behind In China Comes Into Focus” , New York Times
Wu Qiyao , (05 Juli 2012) , “Building Trust , Step by Step” , China Daily