Budaya-Tionghoa.Net | Pulau Jawa pernah punya arti penting bagi perjalanan kehidupan Charliee Soong yang merupakan ayah dari “Soong Sisters” , tiga wanita yang mungkin menjadi figur wanita paling signifikan di awal abad 20 , dalam mempengaruhi suaminya yang merupakan tokoh-tokoh penting di Tiongkok dan turut mempengaruhi perjalanan sejarah.
|
Soong Ai Ling (1890–1973) yang menikah dengan salah satu orang terkaya di Tiongkok. Soong Ching Ling (1893-1981) menikah dengan Sun Yat Sen dan yang termuda , Soong May Ling (1898–2003) menikah dengan Chiang Kai Shek. Tidak heran Mao mengomentari mereka bahwa yang satu mencintai uang , yang satu mencintai kekuasaan dan yang satu mencintai negara.
“One loved money ( Soong Ai-ling),
one loved power (Soong May-ling),
and one loved the nation (Soong Ching-ling)”
Mao Zedong
Tiga wanita itu terpecah karena Soong Ching Ling mendukung Partai Komunis sementara sisanya mendukung Partai Nasionalis. Ketika meletus Sino-Japanese War II di tahun 1937 , ketiga saudari ini sempat berkumpul lagi saat nasionalis dipaksa rujuk oleh komunis untuk melawan Jepang .
Ayah ketiga wanita terkenal ini adalah Charlie Soong (Han Yaoru atau Soong Yaoru, 1866 ?-1918) , seorang Hakka dari Hainan (Wenchang). Salah satu stasiun kehidupan yang dilaluinya adalah di pulau Jawa pada abad 19. Nama marga keluarganya asalnya adalah Han sebelum dinamakan Soong di kemudian harinya.
Charlie Soong ketika berumur 9 tahun bersama kakak laki-lakinya datang ke pulau Jawa menyusul salah satu kerabat keluarganya yang tinggal di Indonesia pada abad ke 19. Di Jawa, Charlie diangkat sebagai anak dari saudara bibi tuan rumah tempat Charlie menumpang. Saudara lelaki dari tuan rumah ini tinggal di Boston , Amerika Serikat, dan tidak memiliki keturunan serta memiliki sebuah toko kain sutera dan teh disana. Pada tahun 1878, Charlie Soong berlayar ke Boston untuk menyusul orang tua angkatnya dan bantu berkerja di tokonya disana.(Israel Epstein, 1995).
Pada abad 19 itu muncul kekacauan di Tiongkok dengan meletusnya Perang Candu dan pemberontakan Taiping, sehingga banyak penduduk dari Hainan yang berimigrasi ke negara-negara Asia Tenggara. Salah satu dari mereka adalah saudara sepupu (anak pamannya) dari Charlie Soong ini . Han Yu Feng berimigrasi ke Malaysia dan berkerja di perkebunan karet.
Di kemudian harinya salah satu anak laki Han Yu Feng ini bergabung dengan gerilyawan MCP (Malayan Communist Party) dibawah pimpinan Chin Peng melawan tentara pendudukan Jepang pada tahun 1941 dan kemudian melawan Inggris sesudahnya, hingga akhirnya meninggal terbunuh.
Han Yu Feng yang juga membantu gerilyawan di bidang logistik akhirnya dideportasi kembali ke Tiongkok (Hainan) bersama keluarganya(Epstein,1995). Untuk selanjutnya mengenai keluarga Soong ini dapat membaca karya Israel Epstein “Woman in World History, Life and Times of Soong Ching Ling “ .
GOLDEN HORDE
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua
REFERENSI :
“Woman in World History, Life and Times of Soong Ching Ling (Mme. Sun Yatsen)” by Israel Epstein, Second Edition 1995, New World Press, Beijing, second edition 1995, 697 pages. “The Soong Dynasty”, by Sterling Seagrave, 1985 Great Britain, 532 pages. Golden