Budaya-Tionghoa.Net | Setelah lewat berabad-abad, nama Judge Bao, alias Bao Qing Tian, masih mendengung dikuping rakyat China. Akan tetapi, sampai ketingkat mana para petugas berani menuduh anggota “elite klub”, tidak ada yang sanggup menjawab? Seperti bunyi sebuah pepatah: Sepandai-pandainya tupai melompat…(isi sendiri.)
|
Sebagaimana bejatnya moral mereka, kebanyakan terdakwa selalu mencurahkan isi hati mereka yang tulus menjelang eksukusi. Kata-kata mereka ada yang Lucu, a little too late, tapi kata terakhir mereka ini mengandung arti yang pantas dijadikan kata mutiara.
Dibawah tercantum kata-kata yang mengesankan dari 10 koruptor kakap yang telah menjalani hukuman mati.
1. Hu Chang Qing, 胡长清, mantan wakil gubernur propinsi Jiangxi. Sangat sopan dipersidangan dan secara tulus minta diampuni. “Saya adalah seorang seniman, kepintaran saya hanya dibidang calligraphy, mohon diampuni dan jangan dibunuh! Saya sudi tinggal dipenjara, setiap hari membantu menulis, apa saja.”
2. Li Yu Shu, 李玉书. Mantan wakil walikota Leshan, propinsi Sechuan. Tertuduh sering menangis dibawah selimut. Pada malam eksekusinya, dia terbangun berminpi buruk, berteriak minta ampun sampai kedengaran dari jauh.
3. Li Chen, 李真. Mantan sekjen partai propinsi Hebei merangkap dirjen perpajakan Hebei. Kata2 tobat: “Sudah maklumlah kalau bagi yang berkuasa menyalah gunakan kedudukan. Ini sangat merusak citra Partai kalau tidak ditindak tegas.”
4. Yang Qian Xian, 杨前线. Mantan kepala pelabuhan Xiamen (Amoi), Fujian. Dia bekerjasama dengan pengusaha terkenal Lai Chang Xing mencapai 1.4 juta RMB. Menurut dia: “Kriminal para pejabat itu sama, seperti mengejar hidup mewah, sek, menjadi budak keuangan. Semua orang, termasuk saya, tahu ini tak baik, tapi manusia tidak sanggup menolak…”
5. Wang Huai Zhong, 王怀忠. Mantan wagub. Prop An Hui. Dia terkenal ‘licik’ , susah ditangkap dan mendapat gelar “naga di empang.” Setelah tertangkap, naga ini mejadi ikan lele tapi tetap tidak mengaku salah. Sampai2 dia menuduh balik bahwa pengakuannya itu dipaksa oleh yang berwajib, dan sambil menrobek surat2 dokumen didepan Hakim. Kantor kejaksaan berhasih menbuktikan kriminalnya dalam 76 jilid dokumen.
6. Qi Huo Gui, 戚火贵. Mantan sekjen kota Dongfang, prop. Hainan. “Selama 2 tahum dipenjara, saya telah membaca banyak buku2 tentang hukum dan literatur lainnay. Saya juga sudah mengeti kesalahan saya. Rencana saya mau menulis sebuat memoir berjudul ‘kehidupan saya dibelakang jendela besi’, tapi belum sanggup memulainya karena otak masih penuh gelisah.” Qi tidak sanggup berjalan sendiri kemedan penembakkan dan harus diusung oleh dua pengawal.
7. Zhou Li Ming, 周利民. Zhou sebagai pemimpin perusahaan pembangunan, dituduh menggelapkan dana Negara yang paling banyak di kota xian, prop. Xiaxi. Dalam persidangan, setelah menanda tangani dokumen tuduhan, dia berbalik badan menghadap penonton, seolah-olah bertemu ibunya sambil berteriak mainta maaf sama ibunya.
8. Jiang Ren Jie, 姜人杰. Wakil walikota Suzhou. Konon uangnya banyak disimpan dikamarnya tak terhitung banyaknya. Petugas menggunakan timbangan dan beratnya ada 23 kg. Setelah tahu dia bakal kena huma, Jiang sangat marah, berkata: “Mengapa aku doank yang dihukum? orang lain yang menggelapkan uang lebih banyak dari aku tidak dihukum? Aku mau bongkar rahasia…” Gara2 ini, kemudian tertangkaplah beberapa koruptor kakap, diantaranya adalah sekjen partai, Zhao Wen Qian.
9. Wen Chiang, 文强. Mantan kepala Kejaksaan kota Zhongqing. Dia meraung-raung menyesali perbuat sendiri. Setelah itu menulis surat “tobat”didalamnya terkutip bahwa dia sangat menyesal karena di masa muda tidak sempat naik pangkat. Kalau tidak mendapat kedudukan yang lebih tinggi ya dengan sendirinya moral orang menjadi bejat, katanya.
10. Zheng Xiao Yu, 郑筱萸. Kepala dinas depkes. pengawas bahan makanan dan pengobatan. Kasus ini sempat menjadi bahan diskusi di media apakah dia pantas dihukum mati? Bukti kesalahan dia karena membiarkan anak buahnya meluluskan ijin permohonan obat2 baru yang berbahaya atau makanan yang beracun. Dalam surat wasiatnya dia menulis: “Besok saya akan menemui ajal saya. Saat ini saya sangat takut. Apakah saya akan bertemu sama arwah2 yang mati karena kelalaian saya?”
Disusun oleh: Joe Petersen
Foto courtesy: baidu.com
Budaya-Tionghoa.Net | Facebook Group Tionghoa Bersatu
Source:
http://baike.soso.com/v5374364.htm
http://baike.baidu.com/view/1768100.htm
http://news.sohu.com/28/14/subject201841428.shtml
http://baike.baidu.com/view/2781950.htm
http://biz.cn.yahoo.com/newspic/biz/3600/102/
http://baike.baidu.com/view/6164187.htm
http://baike.baidu.com/view/1876094.htm
http://baike.baidu.com/view/665380.htm