II. KONSEP KATOLIK
Setelah rehat selama kurang lebih 15 menit, pembahasan dilanjutkan oleh Romo Fabianus Heatubun, yang akan mengulasnya dari sisi agama Katolik. Uniknya, Romo mengisahkan bahwa dirinya pernah dimuat dalam majalah Playboy yang menyebutkan bahwa ia merupakan seorang demonolog (ahli tentang iblis). Oleh karenanya, bagi yang tidak membaca majalah tersebut, tidak akan mengetahui bahwa dirinya merupakan seorang demonolog. Ayah Romo Fabianus Heatubun berasal dari Kepulauan Kei, Maluku, yang memang terkenal magis. Sedangkan ibunya berasal dari Tatar Sunda. Tradisi orang Sunda sendiri ada juga yang bersinggungan dengan alam lelembut.
Menurut ajaran Gereja Katolik, Setan adalah musuh, bersifat kekal dan tidak dapat ditiadakan siapapun. Bahkan Michael tidak dapat memusnahkan setan. Jadi, pandangan ini kontras dengan pandangan Kejawen di atas, dimana setan dianggap sebagai sahabat. Terdapat pertanyaan besar dalam ilmu teologi, yakni mengapa Tuhan tidak meniadakan saja setan. Romo Fabianus Heatubun menuturkan kembali bahwa praktik eksorsisme sudah ada semenjak zaman Mesopotamia kuno, yakni kurang lebih 3.000 SM.
Setan adalah malaikat yang jatuh, sebagaimana diulas dalam Kitab Yesaya. Malaikat itu (Lucifer) adalah malaikat yang sombong dan tidak mau bersikap rendah hati. Nama Lucifer sendiri berarti Pembawa Cahaya. Ini menandakan bahwa ia merupakan sosok yang sangat gemerlap, sangat indah, dan sangat tampan. Berikut in adalahi gambar-gambar rekaan mengenai Lucifer.
Romo melanjutkan lagi, bahwa menurut Gereja Katolik, jikalau seluruh tata cara pengusiran setan telah menemui jalan buntu, pertolongan pamungkas dalam menghadapi iblis dapat diminta dari Bunda Maria. Itulah sebabnya terdapat patung Bunda Maria sedang menginjak ular.
Apakah gereja setan benar-benar ada? Gereja setan benar-benar ada dan didirikan oleh Anton Sandor Lafe. Bahkan mereka memiliki kitabnya sendiri. Sesungguhnya tidak benar bahwa gereja setan ini memuja setan, karena mereka menganggap setan adalah dirinya sendiri. Jadi prinsip mereka adalah “aku memuja diriku sendiri.” Ada yang menggambarkan setan dengan sayap kelelawar. Uniknya dalam tradisi masyarakat Kei, manusia berilmu paling mudah berubah menjadi kelelawar. Terdapat tradisi dalam Gereja Katolik adalah berdoa pada St. Mikael setiap hari agar memperoleh perlindungan terhadap iblis. Semakin tinggi dan semakin dekat dengan yang ilahi, maka semakin banyak seseorang mendapat godaan iblis.
Yesus menugaskan muridnya sebagai eksorsis. Bahkan saat seorang imam ditahbiskan ia mengemban pula tugas ini. Namun tidak semua pastur menjadi eksorsis. Dewasa ini semenjak zaman Paus Benedictus XVI, yang merupakan sosok konservatif, eksorsisme mengalami kebangkitan. Dasar teologinya adalah selama milenium pertama, iblis akan diikat; sedangkan pada milenium kedua ini, iblis akan dilepaskan, sehingga diperlukan eksorsisme. Gereja harus percaya bahwa setan itu ada.
Perlengkapan-perlengkapan yang dapat mengusir setan antara lain adalah salib St. Benedictus.
Ini adalah teks doa pada malaikat pelindung yang biasa dipanjatkan umat Katolik.
Ini adalah lembaran-lembaran yang dibagikan oleh Romo Fabianus Heatubun.
Sebagai penutup, dipaparkan syarat-syarat seorang eksorsis, yakni:
1.Suci.
2.Punya pengetahuan demonologi.
3.Mempunya pengetahuan mengenai psikiatris.
Mengapa harus hidup suci? Karena setan kadang-kadang mengetahui latar belakang kehidupan orang yang melakukan eksorsisme.