Photo Courtesy : Fei Souw
Budaya-Tionghoa.Net | Muljadi adalah salah satu pemain bulutangkis legendaris Indonesia. Mulyadi terlahir sebagai Ang Tjin Siang (Weng Zhenxiang) di kota Jember pada 11 September 1941. Prestasi Muljadi adalah menjuarai Kejuaraan Bulutangkis di Indonesia pada tahun 1963 , 1965 dan 1967. Selain itu Muljadi menjadi anggota inti dari tim Thomas Indonesia pada tahun 1964 , 1967 , 1970 dan 1973 .
|
Salah satu catatan emas bagi Muljadi adalah tidak terkalahkan dalam penampilan di sektor tunggal dalam final Thomas Cup secara berurutan (1964-1973). Pencapaian ini sulit untuk dicapai pemain lain sekaliber Ferry Sonneville , Tan Joe Hok dan Rudy Hartono.
MULJADI DALAM THOMAS CUP
Pada Thomas Cup 1964 di Tokyo-Jepang, Ferry Sonneville (33 tahun) mulai memasuki usia pensiun namun masih tangguh untuk menopang team Thomas Indonesia didukung oleh Tan Joe Hock (26 tahun) dan Mulyadi (23 tahun) yang muncul sebagai senjata rahasia sebagai tunggal ketiga. Sektor tunggal menjadi penentu kemenangan team Thomas Indonesia dengan memenangkan empat dari lima pertarungan tunggal putra.
Tan Joe Hock mengalahkan Erland Kops setelah tertinggal terlebih dahulu di set pertama (5-15 , 15-1 , 15-9) , Ferry Sonneville juga tertinggal di set pertama sebelum mengalahkan Knud Aage Nielsen (12-15 , 15-6 , 15-6) . Mulyadi mengalahkan Henning Borch dengan dua set langsung (15-10 , 15-5) dan menjadikan skor sementara 3-2 bagi keunggulan Indonesia. Nielsen yang dikalahkan Mulyadi sebelumnya berhasil mengalahkan Tan Joe Hock di pertandingan keenam. Indonesia memastikan merebut Thomas melalui ganda Tan King Gwan – Unang yang mengalahkan Kops dan Borch. Skor akhir Indonesia menggungguli Denmark dengan 5-4.
Di Thomas Cup 1967 di Jakarta . Team Indonesia diperkuat oleh “anak ajaib” Rudy Hartono (17 tahun) yang dengan mudah mengalahkan dua lawannya dari Malaysia . Penampilan gemilang Rudy tidak didukung oleh penampilan Ferry Sonneville (36 tahun) yang sudah semakin menua. Mulyadi mengalahkan Teh Kew San dengan skor (18-15 , 15-4). Indonesia kalah 3-6 dari Malaysia dimana tiga point diberikan dari Rudy dan Mulyadi.
Di tahun 1970 di Kuala Lumpur – Malaysia , Kombinasi Mulyadi dan Rudy Hartono memaksa Malaysia bertekuk lutut di kandangnya sendiri. Rudy memberikan tiga point bagi Indonesia di dua pertandingan tunggal dan satu pertandingan ganda (bersama Indra Gunawan). Sementara Mulyadi menekuk Punch Gunalan (15-9 , 15-5) dan Abdul Rahman Mohamed (15-12 , 15-2). Indonesia kembali merebut Thomas Cup untuk keempat kalinya dengan skor telak 7-2 atas Malaysia.
Di tahun 1973 pada saat team Indonesia tampil didepan publiknya sendiri kembali bertemu dengan Denmark di final . Indonesia menang dengan skor telak 8-1. Mulyadi kembali menyumbangkan dua point sebagai pemain tunggal dengan mengalahkan Elo Hansen (15-6 , 10-15 , 15-10) dan Svend Pri dengan straight-set (15-11 , 15-1)
Rekapitulasi Penampilan Tidak Terkalahkan Muljadi sebagai tunggal di final Thomas Cup.
1964- Muljadi vs Henning Borch (15-10 , 15-5)
1967- Muljadi vs Teh Kew San (18-15 ,15-4)
1970- Muljadi vs Punch Gunalan (15-9 ,15-5) ; Muljadi vs Abdul Rahman Mohamed (15-12 , 15-2)
1973- Muljadi vs Elo Hansen (15-6 , 10-15 , 15-10) ; Muljadi vs Svend Pri (15-11 , 15-1)
Penampilan gemilang Muljadi saat membela Indonesia turut berkontribusi terhadap prestasi Indonesia diajang Thomas Cup yang sampai saat ini tidak bisa disamai oleh Republik Rakyat Tiongkok maupun Malaysia. Indonesia sampai saat ini telah merebut Thomas sebanyak tiga belas kali disusul Tiongkok sembilan kali dan Malaysia lima kali. Muljadi meninggal dunia pada 14 Maret 2010 pada usia 68 tahun.
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa