Budaya-Tionghoa.Net | Buku `Menjadi Jawa: Orang-orang Tionghoa dan Kebudayaan Jawa di Surakarta, 1895-1998″ yang ditulis oleh Rustopo ini berasal dari disertasi penulis sendiri pada tahun 2006 di Universitas Gajah Mada yang diterbitkan oleh Penerbit Ombak yang berkerja sama dengan Yayasan Nabil, Jakarta (420 hal.).
|
Guru Besar Ilmu Sejarah UGM, Prof. Dr. Bambang Purwanto dalam memberikan kata sambutan dalam buku Rustopo tersebut menulis:
“Berbeda dengan tulisan-tulisan yang ada sebelumnya yang lebih melihat hubungan antara komunitas Tionghoa dengan aspek ekonomi atau politik sehingga orang Tionghoa di Jawa seolah-olah hanya melekat modal, negara dan terpisah dari masyarakatnya, buku ini secara cerdik menempatkan Tionghoa baik sebagai komunitas maupun individu menjadi satu ke dalam masyarakat dan kebudayaan Jawa”.
“Kehadiran tokoh-tokoh Tionghoa yang disebut Rustopo……, tidak sekedar menunjukkan adanya keinginan komunitas Tionghoa untuk “menjadi” Jawa agar dapat diterima oleh masyarakat Jawa, melainkan mereka sebenarnya orang Jawa itu sendiri, terlepas dari ada atau tidaknya warisan biologis Jawa pada diri mereka sebagai individu”.
“Proses menjadi Jawa yang dipaparkan dalam buku ini lebih menyerupaiusaha layaknya orang Jawa mencari jati diri dan membangun identitas kejawaannya dan bahkan keindonesiaan, melalui proses internalisasi budaya…………….menjadi Jawa bagi semua tokoh yang ada didalamnya bukan sebuah pilihan untuk menyenangkan orang lain melainkan takdir atas kejawaan mereka”.
Purwanto melanjutkan: ” Buku ini sangat layak untuk dibaca oleh siapa saja, terutama bagi mereka yang tidak percaya bahwa masa lalu komunitas Tionghoa merupakan suatu yang integral dalam sejarah masyarakat dan kebudayaan Jawa atau bahkan Indonesia”
“Pengasingan Tionghoa dari Jawa yang terus berlanjut merupakan sebuah rekayasa politik dan bukan realitas sejarah. Bagi komunitas Tionghoa di Surakarta yang ada dalam buku ini, Tionghoa dan Jawa adalah dua hal yang tidak bisa dibedakan dan dipisahkan sebagai sebuah identitas.”
Kalau buku “Menjadi Jawa” yang ditulis oleh Rustopo membahas tentang kontribusi, kehidupan budaya dan bermasyarakat orang-orang Tionghoa di Surakarta (Solo), maka sebuah buku baru yang ditulis oleh Mona Lohanda yang berjudul “Sejarah para Pembesar Mengatur Batavia” (304 hal.) telah diterbitkan oleh penerbit Masup Jakarta pada bulan Juni 2007 ini.
Mona Lohanda yang sebelumnya juga telah menulis buku yang membahas tentang komunitas Tionghoa seperti “The Kapitan Cina of Batavia 1837- 1942” dan “Growing Pains” memberikan gambaran sejarah politik khususnya sejarah pembesar yang di Jakarta “tempo doeloe” atau masyur disebut sebagai “orang pangkat-pangkat”.
Dalam buku barunya Mona Lohanda tidak khusus membahas tentang orang Tionghoa di Batavia saja, tetapi juga tentang kehidupan politik dan intrik para Gubernur Jenderal, Kapitan Cina, Kapitan Arab, Komandan Pribumi beserta aparatusnya serta kehidupan sehari-hari orang “pangkat-pangkat” dengan istri serta nyai-nyainya.
Mona Lohanda sebagai peneliti dari Arsip Nasional memudahkan ia untuk mendapatkan akses ke sumber bahan dan data-data sejarah yang terkait dengan sejarah kota Batavia sejak abad ke-17. Buku ini juga disebutkan pada awalnya sebagai kertas kerja pesanan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta untuk menyokong pengenalan budaya sejarah Betawi-Jakarta, dimana komunitas Tionghoa tidak sedikit yang berperan didalamnya.
GOLDEN HORDE , 27307
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua