Budaya-Tionghoa.Net | Hu Shih atau Hu Shi 胡适 dilahirkan pada 17 Desember 1891 di Shanghai . Dimasa itu menjelang masa akhir dinasti Qing dan ayahnya bernama Hu Chuan , seorang pejabat kecil Qing yang menjabat sebagai kolektor pajak di area Shanghai dan ibunya bernama Feng Shundi. Dia merupakan filsuf dan essayist Tionghua dan salah satu penggerak May Fourt Movement (1917-1923) .
Sejak usia empat tahun Hu Shi tumbuh besar tanpa figur ayah yang meninggal dunia. Segera setelah Hu bersama ibunya kembali ke Anhui di tahun 1895 , Hu cilik memasuki sekolah keluarga yang diajarkan oleh adik termuda ayahnya. Hu Shi dibawah pengaruh ibunya yang mendukung anaknya mendapatkan pendidikan modern. Untuk itu Hu Shi pindah ke Shanghai menyusul kedua kakaknya yang terlebih dahulu menikmati pendidikan yang baik di Shanghai.
Di usia remaja , Hu sudah mengikuti argumen-argumen Liang Qichao untuk reformasi di New People Daily dan terjemahan-terjemahan Yan Fu atas karya Huxley , Mills dan Montesquieu. Di Shanghai pula , Hu mendapat banyak kesempatan untuk mempublikasikan opini-opininya melalui The Struggle.
Di tahun 1908 , kondisi ekonomi keluarganya mulai memburuk dan Hu terpaksa mencari dana dengan mengajar dan menulis untuk bertahan hidup. Hu Shi tampak mencapai titik nadirnya dengan terjerumus dalam perjudian dan alkoholic.
Tahun 1910 menjadi tahun penting bagi perjalanan kehidupan Hu dimana dia memenangkan beasiswa “Boxer” yang juga diterima oleh tokoh-tokoh besar Tionghoa lainnya seperti Qian Xuesen (1911 – 2009) , bapak roket Tiongkok. Hu padamulanya melakukan studi agrikultur di Universitas Cornell . Dua tahun awal Hu belajar botani dan biologi sampai Hu kekurangan antusias dalam studi dan kemudian Hu mengganti studinya dibidang literatur dan filsafat .
Hu menjadi mahasiswa Tionghoa pertama di Cornell yang meraih first prize . Hu meraih beasiswa dan melanjutkan pendidikan di Universitas Columbia dibidang filsafat dimana segera ia dipengaruhi filsafat politik liberal dan Eksperimentalisme-nya John Dewey. Di tahun 1916 , Hu sempat meraih penghargaan dari American Association for International Conciliation untuk sebuah esai yang mendorong pasifisme dan kosmopolitanisme.
Pengaruh Dewey tampak nyata dalam disertasi Hu yang berjudul “The Development of the Logical Method in Ancient China” , sebuah eksposisi dari filsafat Tiongkok klasik . Hu Shi berhasil mempertahankan disertasinya pada bulan Mei 1917.
Sekembalinya Hu ke Tiongkok pada tahun 1917 , Hu Shi menjadi seorang pemimpin gerakan Neo-Kultur. Pada saat menjabat sebagai professor filsafat di Universitas Beijing , dia menulis jurnal di New Youth yang bergengsi dan karyanya diedit oleh salah satu pendiri Partai Komunis Tiongkok , Chen Duxiu. Di tahun yang sama , Hu Shi menikah dengan gadis yang dipilih oleh ibunya.
Salah satu kontribusi terpentingnya adalah mempromosikan literature vernakular untuk menggantikan tulisan bergaya klasik. Hu juga menjadi kritikus dan analis dari pemikiran dan budaya tradisional Tionghoa. Di tahun 1939 , Hu masuk nominasi pemenang Nobel Sastra.
Dia juga menjadi duta besar untuk Amerika Serikat (1938-1942) , Kanselir Universitas Beijing (1946-1948) dan di tahun 1958 menjadi presiden Academia Sinica di Taiwan sampai meninggalnya di tahun 1962 pada usia 71 tahun.
Pengaruh pemikiran Hu mulai merosot karena kurang relevan dengan demam revolusi yang sedang melanda di Tiongkok. Sementara pengaruh Hu masih ada dalam dunia literature dan sejarah dan menginspirasi penulis lainnya.
Karena kritiknya terhadap komunis , karya-karyanya hampir tidak diajarkan di mainland Tiongkok. Hu sempat memimpin Free China Journal yang diberedel oleh Chiang Kai-shek karena mengkritik dirinya.
Seorang akademisi Tionghoa asal Indonesia , Professor Oei LT menulis disertasi ” Hu Shih’s Philosophy of Man as Influenced by John Dewey’s Instrumentalisme”.
Ji Xianlin di tahun 1986 menulis sebuah artikel berjudul “A Few Words for Hu Shi” yang mengejutkan dunia literatur di mainland Tiongkok. Karena pada masa itu Hu Shi dipandang secara negatif dan tidak ada yang berani menyentuh soal Hu Shi selain Ji Xianlin. Bagi Ji Xianlin Hu punya kontribusi terhadap perkembangan literature modern Tionghoa yang tidak bisa diabaikan (china.org)
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua
REFERENSI :
Oei Lee Tjiek , ” Hu Shih’s Philosophy of Man as Influenced by John Dewey’s Instrumentalisme” , Disertasi Fordham University , New York , 1974
“Ji Xianlin : A Gentle Academic Giant” , china.org , 19 Agustus 2005
PHOTO CREDIT : Patung Hu Shi , Taiwan , courtesy : Winertai