Budaya-Tionghoa.Net | Adapun prinsip ini saya tulis ulang : “Di empat samudra dan lima danau, semua manusia bersaudara” dan “Para pemeluk jalan suci dilarang saling menghina” menurut Kong Zi
Bicara mengenai Tionghoa, tentunya harus mau dan mengakui kata-kata Kong Zi sebagai guru besar orang Tionghoa. Jika dua pernyataan Beliau saja tidak bisa dituruti, apakah ia adalah orang Tionghoa ?
|
Teringat puluhan tahun yang lampau, ketika saya mengambil Daoism sebagai bahan study saya. Sering terjadi diskusi dan salah satu diskusi yang saya ingat adalah,”Yang disebut Taoist adalah 6 milyard manusia”. “Dan yang disebut Taoist master adalah mereka yang menghargai alam dan selalu menjaga keselarasan alam”.
Dari pandangan Kong Zi serta Laozi, kita bisa melihat bahwa sesungguhnya orang Tionghoa mencabut sekat-sekat pemisah yang memisahkan manusia dan membuat manusia terjerembab dalam keributan yang menjengkelkan. Keributan karena masalah akidah, iman sebenarnya bukan santapan orang Tionghoa, mereka jauh lebih arif dalam menyikapi perbedaan akidah dan iman. Sayangnya banyak diantara kita ini yang sering terjebak dalam akidah, iman maupun ideologi dan isme.
Dan kita sering terjebak dalam menilai budaya Tionghoa itu sendiri. Alangkah indahnya jika umat Kristiani bisa membentuk agama Kristen dengan khas Tionghoa seperti yang dilakukan oleh agama Buddha Mahayana atau juga dengan Nestorian yang bisa menggunakan dupa untuk sembahyang Tuhan dan juga menghargai leluhur orang Tionghoa yang terkadang rancu di bahasa Indonesia.
Leluhur itu sering disebut dewa dan juga pahlawan seperti Guan Gong juga disebut dewa. Hal ini terkadang menggelikan bukan ? Sehingga karena salah arti dan salah menilai sehingga kita sering terjebak dalam pandangan yang menurut saya agak salah.
Jika ditanya, siapakah yang pantas disebut Tionghoa, menurut saya adalah mereka yang menjalankan ujar Kong Zi maupun Lao Zi. Mereka bisa bernama si Polan, Alfred, Tan A Beng, Akhmad, Nguyen Chunvap, Deng Xiaolan dan sebagainya.
Apakah harus orang Ru dan Dao saja ? Tidak juga. Bisa juga beragama Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Bahai, Mani, Zoroaster, Katolik, kapitalist, komunist, sosialist atau agama, isme, ideologi lainnya.
Justru kita semua harus belajar kearifan para leluhur kita yang jelas-jelas sudah jauh lebih luas pandangannya dibandingkan kita yang merasa menjadi manusia modern. Dan menurut saya, inilah latar belakang yang mendasari berdirinya forum ini.
Sekali lagi, coba renungkan ujar-ujar Lao Zi, Kong Zi, siapakah yang pantas disebut Tionghoa ?
Jika saya ambil ajaran Kristiani dan Islam, bukankah kita semua merupakan cucu Adam dan Hawa ? Bukankah Yesus sendiri mengatakan tidak semua orang yang berseru kepadaKu akan selamat ?
Juga bukankah ada ajaran dalam Al Quran, agamaku agamaku, agamamu agamamu ? Dan ingat dalam Al Quran dikatakan bahwa Kami ( Allah SWT ) menciptakan banyak bangsa agar saling mengenal. Juga perlu diingat bahwa nabi Muhammad sendiri menawarkan kepada para ahli kitab ( orang Kristen dan Yahudi ) untuk menggunakan mesjid sebagai tempat mereka beribadat ?
Jadi sebenarnya semua agama sudah mengajarkan toleransi dan menghargai, tapi kita sendiri yang menjebakkan diri kita pada kata akidah dan iman. Ini yang disebut Zhuang Zi adalah membaca kitab suci secara mati bukan hidup. Esensi tidak dicerna, hanya mencerna kata demi kata saja.
Hormat saya,
Xuan Tong
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa