Budaya-Tionghoa.Net | Banyak orang yang salah sangka dan menyatakan bahwa ilmu metafisika Tiongkok adalah tahayul. Kita patut mengakui bahwa sesuatu yang berbau tahayul setidaknya ada dalam ilmu metafisika Tiongkok.
Meskipun demikian, tidaklah bijaksana bila kita menganggap bahwa metafisika Tiongkok adalah sepenuhnya tahayul. Metafisika Tiongkok memanfaatkan dua hal, yakni faktor waktu dan arah.
Ternyata faktor waktu dan arah ini memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia serta makhluk lain sesama penghuni bumi.
Sebagai contoh, di Jerman yang negaranya maju sekalipun, pertanian tetap memperhitungkan faktor waktu, yakni menanti tibanya musim semi serta musim panas. Jadi meskipun
teknologi sudah maju, hingga saat ini manusia belum dapat melawan hukum alam, terutama faktor waktu.
Contoh lainnya, adalah migrasi burung, yang memanfaatkan faktor waktu dan arah. Pada saat musim dingin hendak tiba, beberapa jenis burung akan bermigrasi mencari
tempat yang lebih hangat. Kendati tak mempunyai kompas atau alat navigasi lainnya, burung-burung itu tidak pernah tersesat. Mengapa? Karena mereka sanggup menjadikan medan magnetic bumi sebagai pedoman.
Medan magnetik bumi adalah suatu kekuatan tak kasat mata yang sanggup membantu burung bernavigasi. Inilah sebenarnya yang juga menjadi bahan studi ilmu Fengshui (Hokkian: Fengshui). Fengshui berusaha memanfaatkan garis medan magnetik bumi serta aliran energi tak kasat mata (qi) demi kepentingan umat manusia yang tinggal dalam suatu bangunan.
Memang benar, bahwa semua hari adalah baik, meskipun demikian masing-masing bagian waktu memiliki kecocokan tersendiri guna melakukan berbagai aktifitas.
Sebagai contoh, mandi pada saat malam hari tidaklah sehat. Ini bukan berarti bahwa malam hari adalah buruk. Melainkan semata-mata malam hari tidaklah cocok untuk melakukan aktifitas mandi.
Demikianlah sekilas pembahasan kita mengenai segi ilmiah metafisika Tiongkok. Semoga bermanfaat.
(Ivan Taniputera, 2007, 29495).