Budaya-Tionghoa.Net | Pendahuluan. Makalah ini bermaksud membahas berbagai seluk beluk astrologi Tiongkok, yang selama ini jarang diulas, seperti perbandingannya dengan astrologi Barat, sejarah, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, diharapkan agar kita dapat memperoleh pandangan yang utuh dan lebih lengkap mengenai astrologi Tiongkok. Adapun pembahasan utama astrologi Tiongkok dititik-beratkan pada Bazi dan Ziweidoushu. Astrologi Tiongkok adalah bagian dari budaya Tionghua, yang perlu kita lestarikan. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, sangat diharapkan kritik dan saran dari para pakar yang mendalami tema ini.
|
Perbandingan antara astrologi dan astronomi Tiongkok dengan Barat
Astronomi (dan astrologi) Tiongkok beserta Barat telah berkembang sendiri-sendiri, dimana masing-masing telah mengembangkan konsep serta prinsip yang jauh berbeda. Jika menilik rasi-rasi bintang yang diciptakan untuk menandai gugusan bintang, maka bangsa Barat yang semenjak lama telah mengembangkan dunia maritim, memiliki rasi bintang berkaitan dengan lautan, seperti ikan (pisces), lumba-lumba (delphinus), kapal (argonavis), ular laut (hydra), kepiting (cancer) dan lain sebagainya. Konstelasi bintang semacam ini tidak dikenal dalam kumpulan rasi bintang Tiongkok, karena bangsa Tiongkok kuno kurang berminat dengan bidang maritim. Bangsa Barat akan kesulitan mengenali rasi bintang Tiongkok dan demikian pula sebaliknya. Rasi bintang Tiongkok lebih mengarah pada pertanian dan hewan-hewan yang dijumpai di darat, seperti gantang, burung funiks, kura-kura, harimau, serta naga. Bangsa Barat menggunakan ekliptika, yakni garis khayal di langit yang terbentuk dari jejak perjalanan matahari (dikenal di Tiongkok sebagai “jalur kuning”), sebagai acuan bagi astrologi mereka. Sementara itu, bangsa Tiongkok menjadikan bintang kutub sebagai acuan.
Dengan dijadikannya garis ekliptika sebagai acuan, maka rasi-rasi bintang yang dilalui garis tersebut menjadi sangat penting dalam astrologi Barat. Garis khayal yang merupakan jejak perjalanan matahari di langit itu dibagi menjadi 12 bagian berdasarkan rasi bintang yang menempatinya. Oleh sebab itu, dalam astrologi Barat ada 12 rasi bintang yang dijadikan pedoman dalam menganalisa astrologi seseorang, yang kita kenal dengan zodiak (aries, taurus, gemini, cancer, sagitarius, dan lain sebagainya). Jadi karena garis yang dilalui matahari dijadikan acuan dalam astrologi Barat, kita boleh menyebutnya sebagai zodiak matahari. Sementara itu, di Tiongkok dipergunakan zodiak rembulan (lunar zodiac), dimana jejak perjalanan bulan di langit dibagi menjadi 28 bagian, yang melambangkan pergerakan bulan dari hari ke hari di langit. Inilah yang disebut dengan “zodiak Tiongkok.” Banyak orang yang menganggap bahwa keduabelas hewan dalam ramalan Tiongkok (tikus, sapi, harimau, dan lain sebagainya) adalah padanan bagi zodiak di Tiongkok. Tetapi hal ini tidak tepat, karena keduabelas tanda hewan itu (sebenarnya representasi cabang bumi), tidak hanya dipergunakan untuk menandai bulan saja; melainkan juga tahun, hari, dan jam, dimana hal ini sangat jauh berbeda dengan astrologi Barat. Meskipun demikian, ada pula persamaannya, yakni dalam hal penggunaan planet-planet di dalam analisa astrologinya.
Aspek-aspek penting dalam astrologi Tiongkok
Sebelum mengulas sejarah astrologi Tiongkok, kita perlu membahas tiga topik penting yang menjadi penunjang bagi astrologi Tiongkok secara sekilas (karena telah banyak dibahas dalam makalah-makalah lainnya), yakni lima unsur (atau pergerakan), batang langit, dan cabang bumi.
Kosmologi Tiongkok mengenal lima unsur yang menjadi dasar bagi segala sesuatu di muka bumi ini, yakni api, tanah, logam, air, dan kayu. Dengan demikian, menurut bangsa Tiongkok, segala sesuatu di dunia ini, dapat dikategorikan menjadi lima unsur di atas. Konsep ini menjadi dasar bagi analisa bazi, ziweidoushu, fengshui, dan bahkan ilmu pengobatan tradisional Tiongkok (TCM). Secara umum ada dua siklus yang senantiasa berlaku bagi kelima unsur ini, yakni siklus produktif dan destruktif.
Siklus saling menghasilkan (produktif) adalah:
· Logam menghasilkan air (logam bila dipanaskan akan mencair)
· Air menghasilkan kayu (air diperlukan agar tumbuhan dapat hidup)
· Kayu menghasilkan api (kayu dibakar menghasilkan api)
· Api menghasilkan tanah (hasil pembakaran adalah abu/ tanah)
· Tanah menghasilkan logam (logam ditambang dari bumi/ tanah)
Sedangkan siklus saling menghancurkan (destruktif) adalah:
· Api menghancurkan logam (api membuat logam menjadi mencair)
· Logam menghancurkan kayu (untuk memotong kayu diperlukan logam)
· Kayu menghancurkan tanah (kayu menyerap sari makanan dari tanah)
· Tanah menghancurkan air (tanah menyerap air)
· Air menghancurkan api (air memadamkan api)
Kelima unsur ini janganlah ditafsirkan secara harafiah dan hendaknya dianggap sebagai lima energi di alam semesta, yang sesungguhnya bersifat abstrak; dimana kelima energi itu selalu mengalami siklus- siklus yang disebutkan di atas. Kini kita akan beralih pada batang langit (tiangan) yang berjumlah sepuluh dan cabang bumi (dizi) yang berjumlah sepuluh. Tabelnya masing-masing adalah seperti di bawah ini:
Batang langit (H) Simbol Unsur Musim
Jia 甲 Kayu yang Semi
Yi 乙 Kayu yin Semi
Bing 丙 Api yang Panas
Ding 丁 Api yin Panas
Wu 戊 Tanah yang Peralihan
Ji 己 Tanah yin Peralihan
Geng 庚 Logam yang Gugur
Xin 辛 Logam yin Gugur
Ren 壬 Air yang Dingin
Gui 癸 Air yin Dingin
Cabang bumi Simbol Lambang hewan Unsur
Zi 子 Tikus Air yang
Chou 丑 Kerbau Tanah yin
Yin 寅 Macan Kayu yang
Mao 卯 Kelinci Kayu yin
Chen 辰 Naga Tanah yang
Si 巳 Ular Api yin
Wu 午 Kuda Api yang
Wei 未 Kambing Tanah yin
Shen 申 Monyet Logam yang
You 酉 Ayam Logam yin
Xu 戌 Anjing Tanah yang
Hai 亥 Babi Air yin
Jika diperhatikan dengan seksama nampak pula bahwa masing-masing batang langit dan cabang bumi mewakili salah satu di antara kelima unsur di atas, dengan ditambahkan polaritas yin beserta yang. Selain itu, cabang bumi juga direpresentasikan dengan kedua belas lambang hewan, yang lebih kita kenal sebagai shio. Makna batang langit dan cabang bumi akan kita ulas belakangan. Pada bagian ini, kita berkenalan terlebih dahulu dengan lima unsur, batang langit, dan cabang bumi.
Awal Astrologi Tiongkok
Awal bagi astrologi Tiongkok terletak pada apa yang disebut “catatan tulang naga” Dinasti Shang (sekitar abad ke-16 – 11 SM). Catatan tersebut merupakan peninggalan utama Dinasti Shang, yang merupakan tulisan-tulisan pada tulang dan tempurung kura-kura. Pada mulanya orang tak menyadari betapa berharganya benda-benda tersebut dan menjadikannya sebagai obat semata. Orang meyakini bahwa itu adalah tulang belulang naga dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Hal ini berlangsung hingga tahun 1899, tatkala seorang pengumpul barang kuno memberikannya pada salah seorang menteri kaisar Dinasti Qing. Mulai disadari bahwa tulang-tulang itu merupakan peninggalan berharga yang memperlihatkan contoh huruf-huruf Tiongkok kuno berusia ribuan tahun. Wang Yirong, seorang anggota Majelis Hanlin membeli dua kumpulan tulang itu dari beberapa saudagar di Beijing pada tahun 1900. Kebetulan pada tahun yang sama meletus pemberontakan Boxer dan sebagai akibatnya Wang Yirong membunuh dirinya. Anaknya lalu menjual tulang-tulang itu pada seorang sastrawan bernama Liu E (alias Liu Dieyun). Buku pertama tentang tulang-tulang itu terbit pada tahun 1903 yang membahas tulisan-tulisan kuno sebanyak 1.000 macam. Belakangan barulah orang mengetahui bahwa tulang-tulang itu digali dari desa Xiatun yang terletak di sebelah barat Anyang. Pada zaman Dinasti Shang tulang-tulang itu dipergunakan untuk meramal dan menanyakan berbagai hal pada para dewa serta roh nenek moyang, seperti perjalanan, perburuan, penangkapan ikan, hal ihwal peperangan, iklim serta panen di masa mendatang, penyakit, mimpi, nasib, dan lain sebagainya. Tulang-tulang itu dibakar setelah pertanyaan dituliskan di atasnya dan orang zaman itu meyakini bahwa jawabannya dapat ditafsirkan dari bentuk retakan-retakan tulang tersebut, yang timbul sebagai akibat proses pembakaran. Berikut ini akan dikutipkan dua contoh pertanyaan yang terdapat pada tulang- tulang ramalan di atas:
Pada hari Dinghai, Cheng menanyakan ramalan sebagai berikut: “Raja mendapatkan mimpi buruk. Apakah ia akan mengalami sakit gigi?” Pada hari Jiwei, Ke menanyakan ramalan sebagai berikut: “Apakah pada bulan ini akan turun hujan.
Selain itu, catatan pada tulang di atas, juga menyebutkan mengenai bintang-bintang yang baik dan buruk. Sebagai contoh huruf Tiongkok 凶 (xiong), yang berarti “pembunuh,” “kejam,” atau “tidak menguntungkan,” berasal dari rasi bintang “kereta hantu,” yakni suatu gugusan terdiri dari empat bintang dengan kabut nebula di tengahnya. Salah satu contoh catatan pada tulang yang berkaitan dengan perbintangan berbunyi sebagai berikut:
Pada tanggal tujuh bulan ini, nampak suatu bintang baru yang menyertai Bintang Api .
Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa dasar-dasar bagi astrologi Tiongkok telah berawal semenjak Dinasti Shang, yakni dinasti Tiongkok pertama yang mengenal huruf. Kesepuluh batang langit juga usianya setua Dinasti Shang, karena kita menjumpai pula nama-namanya dalam catatan tulang. Awalnya batang langit itu dipergunakan untuk menamai hari. Jadi hitungan waktu satu minggu menurut Dinasti Shang terdiri dari sepuluh hari. Legenda menyatakan bahwa sepuluh batang langit ini ditemukan oleh kaisar legendaris Huangdi pada tahun 2697 SM. Sementara cabang bumi juga dapat dilacak hingga Dinasti Shang. Kitab Cunqiu juga menggunakannya dalam menamai hari:
Pada tanggal Gui-chou, sang adipati (duke) mengadakan pertemuan dengan bupati penguasa (marquis) negeri Tsin, bupati penguasa (marquis) negeri Wei, tumenggung (earl) penguasa negeri Ch’ing, tumenggung (earl) penguasa negeri Ts’aou, Ch’ing – pewaris negeri Sung, Kwoh Tso dari Ts’e, dan seorang pejabat negeri Choo. Mereka lalu mengadakan perjanjian bersama di Ts’eih.
Meskipun demikian, penggunaan batang langit dan cabang bumi untuk menamai tahun baru berlangsung semasa zaman Kaisar Wang Mang dari Dinasti Xin.
Makna Batang Langit dan Cabang Bumi
(BERSAMBUNG)
Ivan Taniputera
Catatan: Tulisan ini masih belum final dan dalam taraf pengembangan.
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing List Budaya Tionghua
DAFTAR PUSTAKA
Walter, Derek. The Complete Guide to Chinese Astrology: The Most Comprehensive Study of the Subject Ever Published in the English Language, Watkin Publishing, London, 2002