Photo : Kampus Xiangshan , Pritzker Architecture Prize
Budaya-Tionghoa.Net | Tahun ini rupanya menjadi tahun spesial bagi pencapaian Tionghoa di ranah internasional. Didunia sastra , Mo Yan berhasil meraih penghargaan bergengsi Nobel Sastra 2012. Sebelumnya , arsitek asal Tiongkok , Wang Shu berhasil memenangkan penghargaan arsitektur bergengsi , Pritzker Prize di tahun yang sama. Dunia sastra dan arsitektur Tiongkok klasik mendominasi kawasan Asia , terutama dikawasan sekitar Tiongkok . Sastra-sastra klasik Tiongkok masih berpengaruh di Korea dan Jepang dan bahkan diadaptasi dalam berbagai karya lain seperti manga , drama , novel di Jepang .
|
Ironisnya , Jepang yang belakangan berkembang lebih pesat menerima pengakuan dunia. Di bidang arsitektur sejumlah nama besar seperti Kenzo Tange , Tadao Ando , Fumihiro Maki , Kazuyo Sejima dan Ryue Nishisawa sudah masuk dalam klub pemenang Pritzker . Diluar itu Jepang masih ada nama besar arsitek lain seperti Arata Isozaki. Demikian juga Jepang di bidang sastra sudah melahirkan Yasunari Kawabata dan Kenzaburo Oe. Kandidat Jepang berikutnya adalah Haruki Murakami yang kali ini harus kalah dari Mo Yan dalam penghargaan Nobel Sastra 2012.
Arsitek terkemuka berdarah Tionghoa adalah IM Pei yang juga pernah meraih Pritzker Prize. Kemenangan Wang Shu dan Mo Yan kali ini membuat Tionghoa yang berasal dari Tiongkok pertama yang memenangkan penghargaan itu sebab IM Pei adalah Tionghoa-Amerika dan Gao Xingjian yang meraih Nobel Sastra adalah warga negara Perancis.
Kemenangan Wang Shu
Awal tahun ini tepatnya , pada akhir bulan Februari , Thomas J Pritzker , ketua yayasan Hyatt yang mensponsori penghargaan tersebut mengumumkan bahwa Wang Shu menjadi pemenang penghargaan arsitektur Pritzker. Upacara resmi penyerahan penghargaan arsitektur Pritzker, diadakan di Beijing pada 25 Mei dimana Wang Shu akan menerima hadian 100 ribu USD dan sebuah medali perunggu. Fakta bahwa seorang arsitek dari Tiongkok terpilih oleh dewan juri , menggambarkan langkah signifikan dan peran Tiongkok yang akan memainkan ideal perkembangan arsitektural menurut Thomas Pritzker .
Wang Shu 49 tahun, adalah arsitek pertama dari daratan Tiongkok yang memenangkan penghargaan tersebut, selain IM Pei , seorang arsitek Tionghoa-Amerika terkenal yang memenangkan penghargaan tersebut pada tahun 1983. Lord Palumbo , kepala dewan juri Pritzker mengatakan bahwa : “Pertanyaan tentang hubungan khusus antara masa kini ke masa lampau ini tepat pada waktunya , untuk proses terakhir urbanisasi yang mengundang perdebatan apakah arsitektur harus tetap melekat pada tradisi atau hanya menatap ke masa depan.” . Lord Palumbo menilai bahwa seperti halnya arsitektur besar , karya Wang Shu mampu mengatasi perdebatan itu , menghasilkan karya arsitektur yang abadi , berakar dalam konteksnya namun universal.
Semua karya Wang dibangun di Tiongkok, termasuk Perpustakaan Universitas Wenzheng di Suzhou University (2000) , “Lima Rumah Tersebar” (2005) , Zhejiang, Ningbo Contemporary Art Museum (2005) . Wang Shu juga berkarya di kampusnya sendiri Kampus Xiangshan , China Academy of Art Hangzhou (2004) . Karya lainnya adalah Ceramic House , Jinhua ( 2006) , Vertical Courtyard Apartments , Hangzhou (2007) , Ningbo History Museum (2008) dan Exhibition Hall of the Imperial Street of Southern Song Dynasty, Hangzhou, China (2009).
Salah satu karyanya , Ningbo Museum History dibangun dari material daur ulang . Seorang juri Pritzker memandang karyanya ini sebagai bangunan yang unik dan “lebih bergerak” ketika melihatnya sendiri. Museum ini menjadi ikon urban dalam perannya menjadi inventori sejarah. Dalam karya lainnya , Kampus Xiangshan yang merupakan kampusnya Wang Shu juga , dia menyelubungi bangunan dengan material daur ulang dari rumah-rumah tradisional yang dihancurkan. Wangshu memandang bahwa masyarakat tidak peduli tentang material yang dianggap samlah itu, mereka hanya menginginkan bangunan baru dan bangunan baru. Padahal dalam material tersebut ada pengalaman rakyat , ingatan rakyat dan banyak lagi didalamnya. Wang Shu memandang arsitek harus berperan dalam kondisi ini.
Photo : Ningbo Museum History (2007)
Wang menyatakan terkejut pada kemenangannya, ia mengatakan bahwa ia percaya karyanya dan upaya selama sepuluh tahun terakhir akhirnya terbayar sudah. Wang, yang mendirikan perusahaan Studio Arsitektur Amatir dengan istrinya Lu Wenyu pada tahun 1997, menjelaskan bahwa ia membuka studio demi kepentingan seni, tidak untuk kepentingan materi atau memperlakukannya sebagai profesi. Seorang arsitek Tiongkok dan anggota juri Yung Ho Chang mengatakan karya-karya Wang adalah “berakar dalam pada budaya Tionghoa dengan rasa yang kuat kesinambungan budaya”.
Photo : Ceramic House (2007)
Profil Wang Shu
Wang Shu dilahirkan di Urumqi , Xinjiang pada tahun 1963. Dia menerima gelar akademis arsitektur pertamanya di tahun 1985 dan meraih master di tahun 1988 dari Nanjing Institute of Technology. Wang Shu bersama istrinya , Lu Wenyu mendirikan Studio Arsitektur Amatir di tahun 1997 di Hangzhou , China sebagaimana Jack Ma juga mulai membangun raksasa bisnis Alibaba dari Hangzhou. Selain itu Wang Shu adalah seorang professor dan kepala jurusan arsitektur di China Academy of Art Hangzhou.
Nama studionya itu menarik untuk direnungkan . Ada kata “amatir” disini yang terkesan tidak berkelas , tapi nyatanya amatir-nya Wang Shu ini bermakna spontanitas , skill dan tradisi kultural . Sang “amatir” Wang Shu sekarang ini sudah masuk selebritis arsitek dunia. Wang Shu bisa menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk berkerja dalam satu bangunan dan mempelajari keahlian tradisional. Keteguhan ini mengutilisasi pengetahuannya terhadap teknik keseharian untuk mengadaptasi dan mentransformasi material untuk proyek kontemporer. Kombinasi unik dari pemahaman tradisional , taktik ekperimental bangunan dan riset intensif ini yang menjadi basis bagi proyek arsitektural yang digarap oleh studionya.
Studio yang dikelola Wang Shu ini punya pandangan kritis terhadap profesi arsitek yang menjadi bagian dari destruksi kawasan luas urban. Dalam Venice Architecture Biennale , studionya mengekspresikan pandangan tentang penghancuran yang sedang berlangsung dalam “Tiled Garden” , suatu instalasi yang dibuat oleh 66 ribu tiled hasil daur ulang yang diselamatkan dari situs yang dihancurkan. Wang Shu tidak mengambil inspirasi dari Barat , tetapi karyanya berakar dari sejarah dan budaya Tionghoa.
Bagi Wang Shu , arsitektur adalah spontanitas untuk alasan sederhana bahwa arsitektur adalah masalah kehidupan dan keseharian. Wang Shu lebih suka membangun sebuah “rumah” daripada sebuah “bangunan” karena berpikir akan sesuatu yang lebih dekat kepada kehidupan dan keseharian. Demikianlah makna ketika dia menamai studionya “Amateur Architecture” . Hal itu menekankan pada aspek spontanitas dan eksperimental dalam karyanya yang bertentangan dengan untuk menjadi sesuatu yang “official” dan monumental.
Di tahun 2003 , Wang Shu menerima penghargaan Architecture Art Award di Tiongkok. Berkat karyanya , “Lima Rumah Tersebar” (Five Scattered House) di tahun 2005 mendapat penghargaan dari Asia Pacific Holcim Awards . Wang Shu mendapat perhatian pada saat Di tahun 2010 , Wang Shu dan istrinya menerima penghargaan Schelling Architecture Prize dan di tahun 2011 . Penghargaan ini menekankan pada individu yang bertanggungjawab atas perkembangan arsitektur dengan rancangan yang signifikan dan berkontribusi dalam sejarah dan teori arsitektur. Di tahun 2011 Wang Shu menerima penghargaan Medali Emas Arsitektur atau Grande Médaille d’Or dari l’Académie d’Architecture of France. Dan akhirnya Wang Shu sampai ke penghargaan paling prestisius , Pritzker Prize 2012.
Photo : Vertical Courtyard Apartments , Hangzhou (2007)
Chendra Ling Ling & Memento Mori
REFERENSI
Mu Xuequan , “Chinese architect wins Pritzker Architecture Prize” , Xinhua , 28 Februari 2012
Robin Pogrebin ” For First Time, Architect in China Wins Top Prize” , New York Times , 27 Februari 2012
Situs resmi Pritzker Prize : Pritzker Architecture Prize
PHOTO CREDIT : about.com , Pritzker Architecture Prize