Budaya-Tionghoa.Net| Kasus kali ini adalah seorang rekan yang ayahnya meninggal pada saat usia rekan itu baru berumur delapan bulan. Ketika bertekad hendak kembali meneruskan budaya nama Tionghoa dia kebingungan dalam cara maupun aturan membuat nama Tionghoa. Menurut pengertiannya setelah mencari-cari informasi adalah berpatokan pada nama generasi yang dapat diperoleh di kuil leluhur. Dan dia kebingungan untuk memulainya darimana. Demikianlah.
|
Sebenarnya untuk membuat nama Tionghoa tidak selalu harus punya generasi, karena nama Tionghoa bisa dibentuk dengan berbagai cara. Nama bisa saja hanya satu suku, jadi tak mungkin ada nama generasinya, misalkan saja nama dalam cerita silat, Yo Ko, marga Yo namanya Ko. Oey Yong dan Kwee Ceng dalam cerita pendahuluannya.
Perhatikan ada juga yang marganya dua suku, misalnya Aoyang Hong. Marganya dua suku, namanya cuma satu suku, lihat cara menulisnya, Aoyang disatukan karena itu satu marga. Sekarang ada wanita, terutama di Hongkong yang menulisnya seperti Wong Chan San Hua. Wong Chan bukan satu sne (marga) tapi dua marga, yang depan marga suaminya Wong, yang belakang Chan marga dia sendiri. Jadi penulisan yang betul adalah Nyonya Wong, Chan San Hua. Jadi anaknya bermarga Wong tak ada Channya.
Nama dengan dua suku. Yang banyak mempunyai nama generasi adalah nama dua suku ini, karena yang tengahadalah nama generasi. Nama generasi ditetapkan oleh leluhurnya ada yang 12 belas, 14 belas, 16 belas bahkan ada yang puluhan.
Jadi orang luar kadang-kadang sulit mengerti mengapa diambil kata-kata itu, karena ini bukan mengikuti hukum tertentu, tapi mengikuti yang ditentukan oleh leluhurnya. Kalau nama generasi ini habis, ada yang mengulanginya lagi, ada yang membuat nama generasi baru.
Dulu yang banyak didapati di Bandung, tempat saya dibesarkan adalah orang Hokchnia (baca Hokchia dengan bunyi sengau) yang bermarga Lim. Yang ada pada masa saya kecil adalah Kek, Tun, Min, Ping….. empat generasi. Jadi kalau ayahnya Lim Kek….., anaknya pasti Lim Tun…., cucunya Lim Min….dan buyutnya Lim Ping…. Sayang sampai Ping semua mengganti nama, maka terusannya saya tak tahu.
Lazimnya mereka punya silsilah tertulis, yang mencatat terus nama dan keturunannya. Yang teratur, tiap melahirkan anak melaporkan ke kelenteng leluhur di kampung halamannya, jadi disana ada catatan induk.Kelenteng leluhur bisa
dicari di kampung leluhur tempat leluhur kita menetap sebelum datang ke Indonesia. Ini yang anak muda sekarang sering sudah tak mengetahuinya sehingga menjadi sulit ditelusur.
Ada juga yang tidak menggunakan nama generasi tapi ditentukan sendiri tiap generasi, misalnya anak ditentukan sendiri oleh orang tuanya, cucu oleh anaknya, buyut oleh cucunya, jadi bebas, tapi bentuk seperti nama generasi yang bukan nama generasi lazimnya dipegang teguh, misalnya anak pertama diberi nama Tjun Hua, anah kedua pasti Tjun …., atau ….Hua. Seperti nama generasi yang bisa ditempatkan disuku tengah atau di suku belakang. Orang Hokkian lazimnya di tengah, sedang orang Hakka di belakang, tapi ini bukan keharusan.
Pencarian nama:
1. Ada yang dikaitkan dengan saat kelahiran, tanggal berapa, jam berapa, atau snio apa? Itu yang dinamakan peqji.
2. Ada yang mencari bunyi yang menurut orang tuanya bagus terdengarnya.
3. Ada yang mencari arti dari huruf yang dipergunakan.
4. Ada yang dipilih sesuai dengan harapan orang tua.
5. Ada yang dipilih berdasarkan kenangan orang tua.
6. Ada yang dipilih mengikuti nama atau mendekati nama orang yang dikagumi.
7. Ada yang dipilih sesuai dengan tempat tinggal atau tempat kelahiran. Contoh yang lahir di luar negeri diberi nama Haiwai yang artinya diseberang lautan. Yang lahir di propinsi Fujian diberi nama Min…(Min adalah singkatan dari nama propinsi Fujian, yang dalam dialek Hokkian dibaca Ban).
8. Ada yang diberi nama binatang yang kuat untuk laki-laki, dan nama binatang, tumbuhan yang indah untuk wanita.
9. Masih banyak cara lainnya.
Perlu diketahui anda ini turunan dari dialek mana Hokkian, Hakka, Tiociu, Konghu dll. karena ada perbedaan cara baca huruf Tionghoa dari dialek ybs.
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa