Budaya-Tionghoa.Net|
|
Pada halaman 3 dituturkan mengenai silsilah Y.M. Tianshang Shengmu yang memiliki nama kecil Lin Mo. Leluhur Beliau adalah seorang tokoh bernama Lin Yun, yang lulus ujian negara pada tahun Zhenyuan ke-4 (788), yakni semasa pemerintahan Dinasti Tang. Lin Yun pertama kali menjabat sebagai juru tulis dan kemudian dipindah-tugaskan ke departemen Libu yang mengurusi masalah ritual, pendidikan, dan kebudayaan). Beliau kemudian diserahi jabatan sebagai Cishi (kepala daerah tingkat 1). Putera ketiga Lin Yun bernama Lin Yuan, menjabat sebagai jijiu (direktur protokoler), yang dinaungi oleh Guozijian (lembaga pendidikan sekolah). Putera ketiga Lin Yuan bernama Lin Yu, hidup pada masa Lima Kerajaan (907-960), dan menjabat sebagai walilkota di Fujian. Lin Yu memiliki putera bernama Baoji, yang menjabat sebagai komandan tentara kerajaan pada tahun Xiande ke-1 (954). Lin Fu, putera Baoji menjabat sebagai zongguan (sekretaris daerah) di Fujian. Lin Weique, putera Linfu menjawab sebagai xunjian, hingga awal dinasti Song. Lin Weique menikah dengan seorang wanita bermarga Wang dan melahirkan Lin Mo, pada tanggal 23 bulan 3, tahun 960. Dengan demikian silsilah Beliau dapat diringkaskan sebagai berikut:
(1)Lin Yun==>(2)Lin Yuan==>L(3)Lin Yu==>(4)Baoji==>(5)Lin Fu==>(6)Lin Weique==>(7)Lin Mo.
Buku yang sangat berharga bagi mereka yang ingin mengenal lebih jauh mengenai dewi Mazu atau khazanah dewa-dewi Tiongkok. |
Beliau dilahirkan dalam nuansa yang penuh keajaiban pada tanggal 23 bulan 3 (penanggalan lunar), tahun Jian long pertama (960), semasa pemerintahan dinasti Song. Ayah Beliau, Lin Weique, merupakan petugas patroli laut. Karena semenjak dilahirkan hingga genap satu bulan tidak pernah menangis, maka Beliau lalu dinamai Mo, yang berarti “diam.” Nama kecil Beliau adalah Moniang atau Mozhi.
Konon, sebelum Beliau dilahirkan, terdapat siluman-siluman laut yang mengganas di bawah pimpinan Yangong. Dua orang anak buah siluman itu yang terutama adalah Mata Seribu Li dan Telinga Seribu Li. Siluman-siluman ini menyengsarakan penduduk di sekitar Teluk Meizhou. Para penduduk tidak dapat berbuat apa-apa, selain berdoa minta pertolongan Langit. Dewa Gunung Jinguishan melaporkan perihal keganasan siluman itu pada Kaisar Pualam melalui perantaraan Dewa Bumi (Tudigong). Guanyin (觀音) Busa lantas menitahkan agar siswanya bernama Putri Naga (龍女 Longnu) agar turun ke dunia menertibkan keadaan.
Lin Weique ketika itu telah berhenti menjadi tentara dan memilih profesi sebagai nelayan. Pasangan suami isteri Lin ini gemar berbuat amal. Mereka sebenarnya telah mempunyai satu putera dan lima puteri. Sebagai nelayan, mereka kerap menghadapi bencana di laut. Oleh karena itu, agar silsilah keluarga mereka tidak terputus, pasangan suami isteri Lin ini secara teratur memanjatkan doa pada Guanyin, agar dikaruniai seorang putera lagi. Suatu malam, isteri Lin bermimpi menyaksikan Guanyin yang dapat membawa pil kristal agar diminum oleh Nyonya Lin. Guanyin mengatakan bahwa keluarga mereka akan menjadi mulia karena banyak beramal. Tak berama lama Nyonya Lin mengandung.
Di hari yang ditentukan para dewa bersiap mengamankan kelahiran Puteri Naga ke dunia. formasi altar konstelasi tujuh bintang nampak di langit. Para dewa pengawal telah siap berbaris. Pada tanggal 23 bulan 3 terjadilah kelahiran yang ajaib itu. Pada jam You (酉), yakni antara pukul 17.00-19.00). Langit berubah warna menjadi keunguan, bumi bergetar, dan gunung bergoncang. Nampak seberkas sinar merah menyorot masuk ke kamar tempat Lin Mo dilahirkan dari arah barat laut. Keharuman merebak di mana-mana.
MASA MUDA
Halaman 5-13
Semenjak kecil, Lin Mo telah memperlihatkan dirinya sebagai seorang anak yang cerdas. Apabila kelima kakaknya gemar makan daging dan ikan, Lin Mo lebih suka makan sayur-sayuran dan buah-buahan. Sewaktu menuntut ilmu dari seorang guru bernama Guo yang khusus diundang oleh keluargannya, dengan mudah Beliau memahami seluruh pelajaran yang diberikan. Suatu ketika, guru Guo mengatakan pada Lin Weique bahwa semua pelajaran sudah diberikan, dan ia tak memiliki bahan lagi yang dapat diajarkan. Putera tunggalnya yang bernama Lin Hongyi telah menyelesaikan pelajaran liujing atau enam pustakanya. Sementara itu, Lin Mo telah mempelajari pustaka-pustaka Konfusianisme dan Buddhisme. Kini guru Guo hendak pulang ke kampung halamannya karena berjangkit wabah, dan cucunya merupakan salah satu yang terkena wabah tersebut. Kala itu usia Lin Mo telah menginjak 13 tahun. Malangnya, sewaktu tiba di kampung halamannya, guru Guo turut diserang wabah dan ia mengirim surat mengabarkan hal itu. Disampaikannya pada keluarga Lin agar mereka mencari guru baru, mengingat kondisi kesehatannya tak memungkinkan ia untuk kembali.
Lin Mo dan kakaknya, Hongyi merasa cemas dengan keadaan guru mereka dan meminta izin agar diperkenankan menengok guru Guo. Ibu mereka sangat mendukung hal itu dan bahkan mengutus seorang tabib berpengalaman menyertai mereka.
Di tengah jalan, rombongan mereka bertemu seorang bhikshu bernama Xuantong yang menawarkan hendak mengajari berbagai ilmu gaib pada Lin Mo, karena ia kelak ditakdirkan menjadi orang besar.
PERTOLONGAN DAN PERLINDUNGAN YANG DIBERIKAN TIANSHANG SHENGMU
Setelah mempelajari bertapa dan mempelajari ilmu, Lin Mo kerap melakukan berbagai keajaiban. Ia juga berniat menaklukkan para siluman yang mengganas di laut. Ketika itu, Lin Mo memiliki cermin pusaka tembaga yang dapat menjawab setiap pertanyaannya. Menurut cermin pusakanya itu, agar dapat menaklukkan para siluman Lin Mo harus membuat dulu sepasang alat pwa pwee berbentuk biji kacang terbuat dari besi. Lin Mo dan teman-temannya segera pergi mengunjungi seorang tukang pandai besi dan minta dibuatkan sepasang alat pwa-pwee tersebut. Ketika itu tukang besi belum memiliki matras atau cetakannya. Lin Mo mengatakan bahwa matrasnya adalah tangannya sendiri. Tukang besi terkesima mendengarnya dan pertamanya ia menolak. Tetapi akhirnya ia memenuhi keinginan Lin Mo dan menuangkan cairan besi ke tangan gadis kecil tersebut. Ajaibnya, Lin Mo membentuk cairan besi itu seolah tanah liat, sehingga terciptakan sepasang alat pwa pwee dari besi. Pada halaman 22 dimuat sajak mengenai asal usul alat pwa pwee tersebut:
Mazu membuat dadu undi (maksudnya alat pwa pwee-penulis) di tangan.
Semua informasi diketahui setelah diundi.
Perintah Guanyin untuk diciptakan.
Diwariskan generasi ke generasi.
Dengan alat pwa pwee saktinya itu, Lin Mo menaklukkan para siluman yang dipimpin Yangong beserta Mata Seribu Li dan Telinga Seribu Li. Lin Mo mengeluarkan alat pwa pweenya itu dan melemparkannya yang lalu berubah menjadi dua buah bukit kecil. Mata Seribu Li dan Telinga Seribu ditindih oleh gunung itu (halaman 43). Akhirnya para siluman yang telah dikalahkan menjadi pengikut Lin Mo.
Banyak sekali riwayat pertolongan yang diberikan oleh Lin Mo, seperti menolong menyeberangkan pengungsi ke Penghu (halaman 55) dan menyembuhkan berbagai penyakit.
Pada tanggal 8 bulan 9 tahun 987, konon Lin Mo naik kembali ke surga dengan diiringi oleh upacara kebesaran dan keagungan. Kuil Lin Mo (Mazu) yang tertua bernama Meizhou Zumiao (Kuil Leluhur di Meizhou)-halaman 73.
Pada tahun Xuanhe ke-5 (1123), seorang pejabat kerajaan bernama Lu Yundi diutus oleh kaisar dinasti Song ke Korea. Di tengah jalan kapalnya dihantam oleh badai. Tiba-tiba muncul Mazu yang mengenakan pakaian kebesaran berwarna merah menolong mereka hingga selamat. Lu Yundi melaporkan hal itu padda kaisar, yang lantas melimpahkan gelar penghormatan pertama pada Mazu. Demikian pula para kaisar dan dinasti berikutnya, terus menganugerahkan gelar kehormatan pada Beliau (halaman 78-80).
Pertolongan Beliau lainnya adalah:
1.Menyirnakan wabah penyakit pada tahun Shaoxing ke-25 (1155), halaman 81-84.
2.Menghalau balatentara Jin yang menyerang dinasti Song Selatan pada tahun Kaixi pertama (1205), halaman 85-88.
3.Melindungi Zhenghe dalam perjalanan muhibahnya, halaman 104-105.
4,Melindungi duta dinasti Qing ke Kepulauan Okinawa, pada tahun Kangxi ke-22 (1683). halaman 139-141.
5.Perang Tujuh hari Tujuh Malam di Penghu, yang terjadi pada tahun Kangxi ke-22 (1683).
Dan masih banyak lagi keajaiban dan pertolongan lainnya yang telah diberikan oleh Lin Mo, yang juga dikenal sebagai Mazu atau Tianshang Shengmu. Beliau kini dikenal sebagai dewi pelindung para nelayan.
Ini merupakan buku yang sangat berharga bagi mereka yang ingin mengenal lebih jauh mengenai dewi Mazu atau khazanah dewa-dewi Tiongkok.
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa