Budaya-Tionghoa.Net | Budaya Tionghoa sejak awal terbentuknya sudah sarat dengan penggunaan simbol untuk menyampaikan maksud tertentu. Goresan-goresan sederhana yang mempunyai arti tertentu setelah dirangkai, menjadi pengertian yang berbeda beda. Ini merupakan awal budaya menulis dan penciptaan huruf. Huruf, awalnya berupa gambar yang melambangkan benda atau pengertian.
|
Misalnya: huruf “tian” yang berarti sawah mulanya berupa sebidang tanah dengan empat kotak. Huruf yang merupakan satu pengertian misalnya: “ming” berarti terang. Terdiri dari gambar yang melambangkan matahari dipadukan dengan gambar lain yang melambangkan rembulan. Ini menunjukkan bahwa pengertian orang jaman kuno bila matahari dan rembulan ada bersama-sama maka terbentuklah terang. Jadi awalnya antara menulis dan menggambar berangkat pada pengertian yang sama.
Seni lukis Tiongkok mempunyai kandungan simbol yang sangat kaya |
Seorang budayawan Eropa: Emil Pretorius yang memiliki koleksi barang-barang antik Tiongkok yang terbesar, mengatakan, “Seni lukis Tiongkok mempunyai kandungan simbol yang sangat kaya. Tema-tema khas seperti: karang, air, awan, binatang, rumput tidaklah dipandang seperti wujud benda itu sendiri, tapi mengandung satu pengertian yang sangat dalam.” Pada pokoknya tak ada sesuatupun di alam ini termasuk mahluk hidup dan artefak lain-lain yang tidak dibungkus dengan arti simbolis yang ditafsirkan berdasarkan arti tertentu atau lainnya.
Sebab itu apabila sesorang pada satu kesempatan mengirimkan sebuah lukisan yang menggambarkan “lima ekor kelelawar” pada hari ultah seorang kenalan baik, bukan semata–mata bermaksud menunjukkan keindahan atau kelincahan kelelawar itu. Tapi ia memanjatkan satu pengharapan agar sahabatnya itu diberkahi “lima macam kebahagiaan (atau rejeki)”. Kebahagiaan berbunyi “FU” sama bunyinya dengan karakter “Fu” yang berarti kelelawar. (Gambar 1)
Jadi lima macam kebahagiaan (atau berkah) dambaan setiap manusia: yaitu; sehat, kaya, panjang usia, suka berbuat kebajikan, dan meninggal tanpa menderita sakit. Dan untuk menyampaikan harapan ini ia menggambarkan dengan “lima ekor kelelawar” tanpa perlu diikuti penjelasan lain. Si penerima sudah tahu akan maksudnya dan dengan senang hati menerima.
Lukisan atau ornamen hampir selalu menyimbolkan suatu harapan yang tersirat dari persamaan bunyi antara obyek dengan berkah yang diharapkan. Contoh: Pemberian kenang-kenangan berupa buah jeruk atau lukisan yang menggambarkan jeruk, melambangkan suatu harapan baik, sebab karakter “橘ju”, bunyinya mirip sekali dengan “ji吉” yang berarti “keberuntungan, nasib baik”.
Sering kali kita melihat pernik-pernik untuk Hari Raya Sincia yang berbentuk “nanas” yang digantungkan sebagai hiasan di toko atau rumah tinggal. Nanas dalam bahasa sehari-hari disebut “wang-lai” sama artinya dengan wang-lai 旺來, yang berarti “masa perdagangan ramai telah tiba.”
Kwa Tong Hay & Chendra Ling Ling
Budaya-Tionghoa.Net | Facebook Group Budaya Tionghoa |