Budaya-Tionghoa.Net | Mungkin saya disini dapat ikut bicara secara terbatas mengenai fenomena perompak-perompak atau bajak laut Jepang itu yang memterror pantai pesisir Tiongkok terutama pada propinsi Jiangsu dan Zhejiang selain Guangdong, Fujian dan Shandong pada abad ke 16 (1540-1565), ketika Tiongkok dibawah kekuasaan dinasti Ming.
|
Perompak Jepang itu yang dikenal atau disebut sebagai Wokou (Wako) itu sebenarnya bukan bangsa Ainu yang disebut sebagai suku asli kepulauan Jepang yang menghuni pulau Hokkaido di Jepang utara itu.
Perompak Jepang itu awalnya memang dimulai dan dilakukan aksinya oleh orang Jepang sendiri (terdiri dari ronin, tentara, pedagang dan penyelundup) yang dilakukan sejak abad ke 14 berawal di semenanjung Korea, tetapi pada abad-abad selanjutnya terutama pada pertengahan abad ke 16, perompak-perompak Wokou itu banyak terdiri dari banyak perompak Tionghoa sendiri yang berkolusi dan berkerja sama dengan Wokou.
Zheng Chenggong atau Koxinga seorang loyalis Ming yang berayakan seorang perompak Tionghoa dan ibu seorang Jepang |
Salah satu pemimpin Wokou yang terkenal adalah Wang Zhi, ia adalah seorang pedagang besar maritim sekaligus seorang perompak (pirate enterpreneur) yang melakukan perdagangan maritim hingga sampai ke Malaka, Indonesia (Maluku), Vietnam, Luzon dan Jepang, ia berasal dari propinsi Anhui yang akhirnya dapat dieksekusi pada tahun 1557 di Hangzhou.
Beberapa Wokou lainnya berasal dari perompak Tionghoa yang lahir di Jepang atau campuran Jepang Tionghoa. Mereka mempunyai basis yang permanen di Hirado, Jepang, dan ada juga cabangnya di Taiwan dan Pescadores.
Zheng Chenggong (Cheng Ch’eng-kung, Kuo-hsing-yeh atau Koxinga) seorang loyalis Ming yang mengusir Belanda dari Taiwan tahun 1662 itu, seperti diketahui berayahkan seorang pedagang dan perompak Tionghoa dan beribukan seorang wanita Jepang yang lahir di Hirado, Kyushu-Jepang.
Wokou itu dapat menteror daratan pesisir Tiongkok, karena salah satu sebabnya adalah kekuatan Maritim dinasti Ming merosot sejak dihentikannya pelayaran ke mancanegara yang telah dirintis oleh Cheng Ho pada abad ke 15 serta adanya larangan pembuatan kapal besar dan melakukan perdagangan dengan luar negeri.
Dinasti Ming ketika itu mendapat ancaman-ancaman dari bangsa luar seperti dari Mongol dibawah pimpinan Altan Khan, selain itu Tiongkok dibawah kepemimpinan kaisar Jiajing dianggap sebagai salah satu kaisar terlemah dalam periode dinasti Ming.
Karena kelemahan-kelemahan dari pemerintahan kaisar Jiajing itu, perompak Wokou itu dapat melakukan aksinya hampir tanpa perlawanan berarti menyisir sungai sampai ke daerah pedalaman.
Kebijaksanaan Ming yang membatasi dan mengontrol perdagangan internasional dengan negara lain (kecuali yang diberikan lisensi dengan sistim tributari) telah memicu lebih lanjut aksi perompakan ini. Secara formal hanya pelabuhan Ningbo di propinsi Jejiang yang diijinkan melakukan aktivitas perdagangan dengan Jepang (Fuzhou untuk perdagangan dengan Filipina dan Guangzhou untuk Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya).
Tetapi perdagangan maritim antara Tiongkok dengan Jepang adalah yang paling ramai dibandingkan yang lainnya, walaupun hubungan dengan Jepang dibatasi oleh penguasa Ming sejak jaman kaisar Yongle. Upaya penguasa Ming untuk mengontrol perdagangan maritim dengan negara lain juga sia-sia, karena sulit untuk mengontrol semua garis pantainya yang panjang itu.
Karena pembatasan perdagangan maritim terhadap warganya, maka banyak pedagang-pedagang maritim Tionghoa sendiri merasa sumber penghasilannya berkurang, akhirnya penyelundupan dan perdagangan
illegal bersemarak, kemudian berkolusi dan bergabung dengan Wokou, karena dianggap penghasilannya lebih menarik sebagai perompak, apalagi ketika itu situasi perekonomian sedang memburuk.
Akhirnya setelah kaisar Jiajing meninggal (1567) peraturan yang melarang perdagangan maritim dengan negara lain akhirnya dicabut dan setelah menghabiskan biaya dan energi yang besar aksi perompak Wokou tersebut akhirnya dapat ditumpas oleh Jenderal Qi Jiguang dan Yu Dayou (seorang ahli silat pedang/golok juga ) pada 1560- 1570.
GOLDEN HORDE
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa