Budaya-Tionghoa.Net | Ding Ruchang 丁汝昌 adalah salah satu tokoh histois dan pemimpin militer yang mengalami perjalanan karir yang sangat dramatis. Ding berasal dari provinsi Anhui yang bergabung dalam gerakan pemberontakan Taiping . Dalam pertempuran Anqing (1861) dia menyerah bersama Cheng Xuechi 程學啟 (1828-1864).
Ding malah berbalik membantu pemerintah Qing memberantas gerakan Taiping dibawah pimpinan Li Hongzhang dan disusul oleh partisipasinya dalam menumpas pemberontakan Nien membuat dirinya berpangkat kolonel.
Setelah sempat desersi setahun , Ding kembali bergabung menjadi komandan Armada Beiyang dibawah Li Hongzhang yang tumbuh menjadi kekuatan maritim modern di Asia Timur. Bagi Ding ini sekaligus perubahan karir militer dari kavaleri ke angkatan laut.
Ding ke Inggris pada tahun 1880 untuk menerima kapal pesanan dan juga mengamati proses produksi kapal di Inggris . Sekembalinya ke Tiongkok , Ding mendesak Li Hongzhang membangun galangan kapal modern dan pangkalan di Weihawei dan Lushunkou.
Ding menjadi pengamat pada saat normalisasi perdagangan antara Korea dan Amerika Serikat. Dan juga membantu Korea menumpas pemberontakan Imo. Ding bersama tujuh kapal perangnya mendarat di Incheon dan menahan wali negara Heungseon Daewongun yang menjadi otak dibalik pemberontakan.
Ketika meletus perang antara Perancis dan Tiongkok di tahun 1884 , Tiongkok kalah tetapi Ding mendapat penghargaan militer tertinggi dari penguasa Qing.
Kira-kira satu dekade sebelum meletusnya Sino-Japanese War I , Ding menjadi bagian pada saat Tiongkok memamerkan kekuatannya terhadap Jepang , ketika empat kapal perang dari armada utara , Dingyuan , Zhenyuan , Saien dan Weiyuan , berlabuh di Nagasaki dan melahirkan Insiden Nagasaki atau Nagasaki Jiken .
Pada tahun 1894 , meletus pertempuran besar maritime antara Tiongkok dan Jepang yang disebut-sebut sebagai pertempuran laut besar pertama yang melibatkan kapal laut bertenaga mesin uap modern. Tiongkok unggul dalam persenjataan dan bobot tembakan sementara Jepang unggul dalam kecepatan.
Koordinasi yang kurang dan lemahnya strategi dalam kekuatan Tiongkok membuat ruang gerak Ding Ruchang terbatas dan semakin tersudut. Hukuman siap menanti Ding di Beijing karena dinilai membiarkan Jepang yang masuk teluk Bohai dengan mudah.
Ding dijadikan kambing hitam kegagalan militer Qing dan sebaliknya pihak Jepang malah menaruh hormat kepada Ding. Admiral Jepang , Itoh Sukeyuki menawarkan asylum politik kepada Ding . Ding menolaknya dan memerintahkan deputinya untuk menenggelamkan kapal-kapal perangnya yang masih tersisa .
Ding sendiri disertai beberapa tiga kaptennya melakukan bunuh diri . Ding gugur pada 12 Februari 1895. Nama Ding buruk dimata penguasa Qing yang mencabut pangkat dan gelarnya sementara pihak Jepang menghormati Ding sebagai musuhnya yang telah bertindak mirip dengan nilai-nilai bushido. Jepang memberikan penghormatan militer untuk Ding.
Setelah revolusi yang menumbangkan dinasti Qing , pangkat dan kehormatan Ding dikembalikan lagi dan pihak keluarga Ding dapat memberikan pemakaman yang layak bagi Ding di tahun 1912.
Kasus Ding Ruchang menjadi contoh bagaimana pemerintah yang bobrok dan diambang kehancuran tidak bisa menghargai para pahlawannya . Bukannya melakukan refleksi kenapa selama sekian dekade menjadi bulan-bulanan Barat dan bahkan menjadi bulan-bulanan si anak bawang Jepang yang ketika itu masih dianggap remeh , dan malah dijadikan orang semacam Ding sebagai kambing hitam kegagalan.
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa
Photo Credit
1. Admiral Ding Juchang of the Chinese Beiyang Fleet, Totally Destroyed at Weihaiwei, Commits Suicide at His Official Residence,February 1895, http://ocw.mit.edu/ans7870/21f/21f.027/throwing_off_asia_02/toa_essay03.html