Budaya-Tionghoa.Net | Dahulu kala hiduplah seorang anak bernama小明 Xiao3 ming2 bersama ibunya. Ia sebenarnya adalah seorang anak yang baik dan berbakti kepada ibunya. Selalu siap sedia membantu ibunya dan menyenangkan hati sang ibu.
|
Suatu hari ketika Xiao Ming bersekolah, dia melihat ada temannya yang memakai batu tinta yang sangat bagus. Xiao Ming kemudian mengambil (mencuri) batu tinta itu pulang ke rumah dan ditunjukkan ke ibunya.
Alih-alih menegur atau memarahi anaknya, sang ibu malah memuji anaknya sangat pintar dan menyuruhnya lain kali untuk melakukan lagi hal demikian.
Xiao Ming yang masih kecil dan belum tahu benar salah mengira mencuri seperti itu adalah perbuatan yang baik. Karena ibunya ternyata senang dengan batu tinta itu. Sejak itu Xiao Ming berulang kali melakukan hal yang sama.
Seiring dengan waktu Xiao Ming bertambah dewasa, barang-barang yang dicuri pun semakin bernilai besar. Bila dulu hanya mencuri barang-barang kecil seperti alat tulis dan buku, sekarang ia mencuri emas permata milik orang lain. Perbuatannya ini kemudian mengundang aparat hukum untuk menangkapnya. Pengadilan kemudian menjatuhkan hukuman penjara yang sangat berat kepada Xiao Ming.
Ibu Xiao Ming sangat sedih dan terus menangis menyaksikan anaknya tersayang dipasung dan dihukum penjara. Xiao Ming yang dipasung kemudian meminta ibunya mendekat. Si ibu mengira Xiao Ming hendak mengutarakan sesuatu lalu mendekat ke Xiao Ming. Saat itu pula Xiao Ming menggigit telinga ibunya sampai putus dan berdarah-darah.
Ibunya yang tidak menduga akan terjadi hal demikian semakin sakit hati dan menangis menjadi-jadi. Lalu ia bertanya kepada Xiao Ming, “Kenapa engkau memperlakukan aku sedemikian rupa, padahal sebagai ibu, aku sangat menyayangi kamu sejak kecil dan memperlakukan kamu dengan sangat baik.”
Xiao Ming kemudian menjawab ibunya, “Ini semua kesalahan ibu. Sejak kecil ibu tidak pernah mendidik aku dengan benar, sehingga aku tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah. Lihat sekarang nasibku jadi terpidana karena dulu kau tidak mendidikku dengan benar.”
Mendengar anaknya menjawab demikian, hati sang ibu semakin merana dan timbul rasa penyesalan yang sangat mendalam. Namun semuanya sudah terjadi, menyesal juga tidak berguna.
Yu Yong De
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa