Budaya-Tionghoa.Net | Aisin Gioro Zaichun dilahirkan pada 27 April 1856 dari pasangan kaisar Qing Wenzong (nama era : Xianfeng , Aisin Gioro Yizhu) dan ibunya merupakan salah satu wanita paling termashur dalam sejarah Tiongkok , yang kelak menjadi Empress Dowager Cixi.
|
Cixi dimasa muda , Lan Er masuk ke istana dan mulai berusaha menarik perhatian kaisar Qing Wenzong dan akhirnya berhubungan intim . Cixi melahirkan anak lelaki bagi kaisar yang sekaligus mengokohkan posisinya di istana.
Zaichun naik tahta pada tanggal 11 November 1861 , pada usia lima tahun dan menjadi kaisar Qing Muzong dengan name era Tongzhi. Menurut Thomas Wade , seorang sinolog sekaligus diplomat , menulis bahwa frasa Tongzhi ini merupakan singkatan dari tonggui yu zhi 同归与治 yang dikutip dari Shujing 书经 (The Book of Document) yang punya makna seperti “restorasi”, berkaitan dengan salah satu event penting dimasa pemerintahannya yang disebut Restorasi Tongzhi .
Sudah barang tentu kaisar cilik yang belum mengerti apa-apa ini berada dibawah bayang-bayang ibunya . Empress Dowager Cixi (1836-1908) berbagi kekuasaan dengan Empress Dowager Ci’an (1837-1881) dalam mengawal masa pemerintahan Tongzhi ini. Tongzhi menikah dengan Empress Xiaozheyi dari salah satu klan Mongol. Pasangan ini tidak dikaruniai anak.
Masa awal masa pemerintahan Tongzhi diwarnai oleh Pemberontakan Taiping (1850-1864) yang masih berlangsung. Selama 14 tahun masa pemberontakan Taiping ini benar-benar melemahkan Dinasti Qing sampai ketitik nadir. Usaha untuk merubah kondisi tersebut melalui Restorasi Tongzhi yang diadopsi dari nama era kaisar sendiri.
Mary Calabaugh mengatakan bahwa tidak hanya sebuah dinasti tetapi juga sebuah peradaban yang akan kolaps dan bangkit kembali melalui usaha ekstra keras dari orang-orang yang luar biasa di dekade 1860an yang disebut Restorasi Tongzhi. [1]
Pembungkaman berbagai pemberontakan dalam periode Tongzhi membuat Dinasti Qing masih dapat bertahan untuk beberapa dekade mendatang walau posisi Tiongkok dipanggung internasional berada di titik nadir pasca perjanjian di tahun 1860.
Pada tahun 1873 , sang kaisar muda mulai cukup dewasa untuk memerintah. Pangeran Gong menentang rencana membangun kembali Yuanming Yuan (Summer Palace) . Dibulan September 1874 , Cixi mempengaruhi kaisar untuk menyingkirkan Pangeran Gong walau dalam sehari kekuasaan Pangeran Gong kembali dipulihkan.
Beberapa bulan kemudian , kaisar muda ini meninggal di bulan Januari 1875 tanpa seorang pewaris tahta. Cixi memilih Aisin Gioro Zaitian (1871-1908) , anak dari Pangeran Chun sebagai penerus tahta dengan nama era Guangxu (1875-1908). Nama generasi “Zai” menunjukkan bahwa Aisin Gioro Zaichun dan Aisin Gioro Zaitian sejajar dalam genealogi Qing.
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa
REFERENSI :
Woo X.L , “Empress Dowager Cixi “ , Algora Publishing
Twitchett & Fairbank , “The Cambridge History of China Volume 10 Part 1 – Late Ch’ing , 1800-1911” , Cambridge University Press
APPENDIX
Full Name : Aisin Gioro Zaichun
Klan : Aisin Gioro
Era Name : Tongzhi
Posthumous Name : Emperor Jitian Kaiyun Shouzhong Juzheng Baoda Dinggong Shengzhi Chengxiao Xinmin Gongkuan Yi
Temple Name : (Qing) Muzong
Predecessor : Aisin Gioro Yizhu / Xianfeng / (Qing) Wenzong
Successor : Aisin Gioro Zaitian / Guangxu / (Qing) Dezong
Burial : Eastern Qing Tombs
Father : : Aisin Gioro Yizhu / Xianfeng / (Qing) Wenzong
Mother : Yenenara Huizheng (Empress Dowager Cixi)
Spouse : Empress Xiaodingjing Xiaozheyi , Imperial Consort Shushen , Imperial Consort Zhuanghe , Imperial Consort Jingyi , Imperial Consort Ronghui.
[1] Mary C. Wright, Tbe last stand of Chinese conservatism: the T’ung-ebib restoration, ifii-iS/j, pp.
vii (preface to the Atheneum edn), 18.