Budaya-Tionghoa.Net | Dimasa Dinasti Zhou dan juga dinasti-dinasti sebelumnya Tiongkok dikelilingi beberapa bangsa asing yang berada diluar Zhongyuan (Tionggoan) yang secara umum disebut Rong , Yi , Man Di . Nama ini kemungkinan bukanlah autonym melainkan nama yang diberikan bangsa Tionghoa kepada mereka.
Salah satu suku barbarian dinamakan Xianyun dianggap sebagai ancaman bagi Zhou .[1] Dalam catatan tradisional sumber pembahasan utama berasal dari karya Sima Qian dalam Shiji dalam bagian catatan genealogical Xiongnu .[2] Dalam dokumen tersebut Sima Qian menyebut beberapa masyarakat kuno seperti Xianyun , Hunyu , Shanrong , Quanyi , Xirong dan Quanrong yang mungkin dianggap sebagai leluhur kultural bangsa Xiongnu.
Sedangkan Jaroslav Prušek menduga bahwa Xianyun adalah migrant dari kawasan Altai di Asia Tengah, jantungnya dari budaya nomaden yang mendadak menyerang Tiongkok dimasa Zhou Barat dan mendadak pula menghilang dari sejarah Tiongkok. (Jaroslav Prušek , p130-4) [3]
Ada bukti lain bahwa nama suku Xianyun juga sering tertukar dengan Rong. Dalam masa pertengahan hingga akhir Zhou Barat , suku Xianyun berulang kali melancarkan serangan ke pertahanan Zhou , mengancam langsung ibukota Zhou.
Yang memicu konfrontasi panjang antara Zhou dengan Xianyun adalah kampanye yang dilakukan oleh Raja Mu dari Zhou (berkuasa 956-918 SM) melawan Quanrong , sebuah nama yang digunakan dimasa Zhanguo dan Han untuk Xianyun. Kisah ini diceritakan dalam Guoyu dan kopi secara verbatim kedalam Shiji.
Ketika itu Adipati Zhai memperingatkan Raja Mu agar tidak menggunakan kekuatan melawan Quanrong apalagi untuk tujuan memamerkan kekuatan militer. Adipati Zhai mencatat Quanrong bahwa sejak kematian kepala suku mereka , Dabi dan Boshi , mereka memberikan penghormatan kepada raja Zhou dan mengakui supremasi Zhou sehingga tidak ada alasan untuk menyerang mereka. Raja Mu mengabaikan peringatan ini dan menyerang Quanrong. Dalam “Bamboo Annals” peristiwa ini terjadi ditahun keduabelas masa pemerintahan Raja Mu.
Setelah masa Raja Mu , Zhou Barat dalam kekacauan dan kemerosotan . Dimasa pemerintahan Raja Yih (r 899-873SM) , Adipati Guo memimpin sebuah pasukan untuk menyerang Quanrong di utara tetapi dikalahkan.Dimasa pemerintahan Raja Li (r circ 857SM – ? ) giliran Xianyun mulai melancarkan serangan berulang kedalam kawasan Zhou . Tulisan Duoyou ding menginformasikan bahwa pertempuran itu berlangsung dengan cara luar biasa.
Seorang jendral bernama Xi Jia mencatat pada tahun 823 SM bahwa ditahun kelima , bulan ketiga , setelah bulan menyusut setengah , dihari gengyin ; raja untuk pertama kalinya pergi dan menyerang Xianyun di Tuyu. Xi Jia mengikuti raja untuk menebas kepala dan membelenggu tawanan. Kemenangan ini diraih tanpa cacat. Raja menghadiahi Xi Jia empat ekor kuda dan satu kereta kuda. (Mu Choupo , p78)
Di tahun 771 SM , di tahun kesembilan Raja You (berkuasa 781-771SM) , bangsa Quanrong yang mungkin berkaitan dengan Xianyu menembus ibukota Zhou dan membunuh raja terakhir Zhou Barat di kaki gunung Lishan . Peristiwa ini sekaligus mengakhiri masa Zhou Barat dan bermulanya masa Zhou Timur. (Li Feng , 2006)[4]
Sarjana Han , Wangfu menulis bahwa Xianyun diduduki oleh Han , bukan karena tamak akan wilayah tetapi aksi itu bertujuan untuk melindungi rakyat dan memelihara kebajikan , untuk menenangkan perbatasan.[5] Penemuan Duoyou ding di tahun 1980 menjadi jelas bahwa Xianyin bukanlah nomaden tetapi bertempur dengan kereta perang sebagaimana Zhou.
Wang Guowei dalam esai terkenalnya membawa diskusi istilah seperti Guifang , Kunyi , Xunyu dan Xianyun dari berbagai teks pra-Qin. Di Eropa sendiri , Hunyun dan Xianyun diidentifikasi dengan Xiongnu sebagai bangsa Hun.[6] (Gambar 1)
HZW
[1] Di Cosmo, Nicola. 1999. “The Northern Frontier in Pre-Imperial China.” In The Cambridge History of Ancient China, ed. M. Loewe and E. Shaughnessy, 885–966. Cambridge: Cambridge University Press.
[2] Sima Qian on the Xiongnu: Sima Qian, “The Account of the Xiongnu,” Records of the Grand Historian (Shiji ch. 110), Han dynasty, vol. 2, trans. Burton Watson (New York: Columbia University Press, 1993)
[3] Jaroslav Prušek , (1971) , “Chinese Stalelets and the Northern Barbarian in the Periode 1400-300BC, Humanity Press
[4] Untuk lebih jelasnya mengenai konflik antara Zhou dan Xianyun silahkan baca Li Feng , “Landscape and Power in Early China”
[5] Wang, Fu 王符 . Qianfu lun 潛夫論 (Sibu beiyao edition). Taipei: Zhonghua Shuju, 1971.
[6] Wang Guowei , (1923) , “Guifang Kunyi Xianyun kao”
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa