[Photo Credit : San Fransisco , panoramio.com]
Budaya-Tionghoa.Net | Terjemahan nama tempat ke bahasa Tionghua selalu menarik bagi saya. Rupanya terjemahan nama tempat itu bukan sekedar terjemahan, di balik itu ada tersimpan informasi tentang sejarah kedatangan orang Tionghua ke tempat tersebu, aktivitas mereka di sana dll, dsb.
|
Sebuah contoh misalnya mengapa San Fransisco selain diterjemahkan sebagai 三番市 juga dikenal oleh masyarakat Tionghua dengan sebutan 旧金山 (Jiu Jinshan)? Jelas itu bukan terjemahan bunyi, tapi kenapa harus Jiu Jinhan (Gunung Mas Tua)? Ada cerita apa di balik nama itu?
Demikian pula halnya nama-nama tempat atau kota di Indonesia. Lafalnya jauh dari lafal asli dalam bahasa Indonesia. Misalnya Bengkayang diterjemahkan sebagai 孟加影 (Meng Jia Ying), jauh sekali dengan aslinya Bengkayang. Begitu juga dengan Tegal, terjemahan bahasa Tionghuanya adalah 直葛 (Zhi Ge), sulit menghubungkan nama Zhi Ge dengan Tegal!
Contoh nama kota yang sama sekali bukan terjemahan bunyi antara lain Palembang = 巨港 (Ju Gang), juga Makassar baru belakangan ini aja diterjemahkan sebagai 望加锡 (Wang Jia Xi), sebelumnya lebih populer dengan sebutan 锡江 (Xi Jiang).
Setelah tanya sana sini, barulah disadari, terjemahan nama-nama tempat itu bukan terjemahan asal terjemahan saja yang dilakukan oleh satu dua orang dalam waktu singkat. Tetapi merupakan sebuah proses sejarah yang lumayan panjang untuk ditelusuri.
San Fransisco dikenal sebagai Gunung Mas Tua (旧金山), karena konon ke kota inilah imigran Tionghua menapakkan kaki di negeri paman Sam untuk pertama kalinya. Mereka datang ke sana didorong dengan iming-iming dan mimpi indah untuk mencari kekayaan lewat penambangan mas. Dari situlah kota San Fransisco dinamai mereka sebagai Gunung mas. Baru kemudian kota-kota lain menjadi tujuan altetnatif, San Fransisco mulai ditinggal dan diberi julukan 旧金山 (Jiu Jinshan = Gunung Mas Tua) karena sudah menemukan gunung mas baru di tempat laen.[1]
Begitu juga kota Palembang, kata Ju Gang (巨港) jelas bukan terjemahan bunyi kata Palembang. Dari mana asal-usul nama Ju Gang ini? Kata orang tua di Palembang, dulunya Palembang merupakan sebuah kota dermaga yang relatif besar untuk ukuran waktu itu, dengan aktivitas yang cukup tinggi pula. Dari sanalah Palembang diberi nama 巨港 ( Ju Gang) oleh masyarakat Tionghua, yang arti harafiahnya adalah Pelabuhan / Dermaga besar.
Makasar sama juga, nama kota ini dalam bahasa Tionghua awalnya adalah 锡江 (Xi Jiang), kalo mau diartikan kata Xi Jiang kira-kira adalah Sungai Timah. Nah, kurang lebih sudah bisa dilacak kenapa kota Makasar disebut 锡江 (Xi Jiang) oleh masyarakat Tionghua?
Adapun nama kota Bengkayang yang diterjemahkan sebagai 孟加影 (Meng Jia Ying) serta Tegal diterjemahkan 直葛 (Zhi Ge) itu berbeda kasusnya. Menarik sekali, ternyata dari terjemahan itu kita bisa melacak dari suku mana orang Tionghua yang pertama kali tiba di kota tsb. Atau setidaknya suku Tionghua mana yang menerjemahkan nama kota itu.
[Photo Credit :Bengkayang dipagi hari, fotopedia.com]
Dalam lafal Mandarin sama sekali tidak bisa ditemukan korelasinya antara 孟加影 (Meng Jia Ying) dengan nama Bengkayang, tapi begitu dicoba membaca huruf 孟加影 dalam lafal Khek/Hakka barulah ditemukan ternyata lafalnya adalah MEN KA YANG! Dekat sekali bunyinya dengan Bengkayang. Maka bisa disimpulkan untuk sementara suku Tionghua yang pertama (yang lebih dulu) tiba di Bengkayang adalah orang Khek/Hakka.
[Photo Credit : Rumah kuno di pecinan Tegal . Ivan Taniputera , Budaya Tionghoa]
Sama halnya dengan nama 直葛 (Zhi Ge)[2] untuk kota Tegal, apa hubungannya kata Zhi Ge dengan Tegal!? Namun, coba huruf kanji 直葛 itu dibaca dalam lafal Minnan atau Hokkian, bunyinya adalah TI GE, lebih dekat ke bunyi Tegal. Untuk sementara pula bisa disimpulkan bahwa suku Tionghua yang lebih dulu tiba di kota Tegal adalah suku Minnan/Hokkian.[3]
Begitu pula nama tempat atau kota lain yang ada masyarakat Tionghuanya , terjemahan nama kota / tempat itu sangat menarik untuk dipelajari. Di balik terjemahan nama-nama itu tersimpan banyak sekali informasi sejarah yang amat berharga. Moga-moga ada yang mau menekuni?
Erik Eresen
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa
Catatan Admin :
[1] Rekan forum mengatakan bahwa di California dikota San Francisco [舊金山] diantara komunitas Tionghoa selalu dipergunakan nama Tionghoanya. Juga nama jalan dikota Chinatown disamping nama dalam bahasa Inggris selalu mempergunakan nama Tionghoanya. Secara resmi oleh pemerintah kota nama Inggris dan nama Tionghoa dengan aksara Tionghoa-nya diperlihatkan dijalan tersebut. Untuk penduduk Chinatown maka inilah umum dan untuk sejarah kota ini dilindungi oleh undang-undang. (Andreas Mihardja , http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/44168 )
[2] Nama-nama kota Medan, Tegal dan Bandung misalnya yang diterjemahkan menjadi Mianlan (Medan), Zhige (Tegal) dan Wanlong (Bandung) memang janggal bila dilafal secara Mandarin. Tapi itu sangat memudahkan kita untuk mereka-reka suku Tionghoa manakah yang pertama kali menginjakkan kakinya di kota-kota itu. Misalnya, kota Tegal yang diterjemahkan menjadi Zhige ,dalam lafal Minnan bunyi itu adalah Ti Ga. Ini sangat membantu kita untuk membuat asumsi bahwa suku Tionghoa yang pertama datang ke kota Tegal adalah suku Minnan dari propoinsi Fujian (Hokkian). Demikian juga kota Bandung yang diterjemahkan menjadi Wanlong, dalam dialak Minnan huruf itu dilafal Ban Lung. Menjadi sangat jelas khan? (Erik Eresen , http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/44168)
[3] Bantan 萬丹 (Mandarin: Wandan) adalah transliterasi dari Banten, seperti juga Bunteng 文登 (Mandarin: Wendeng) transliterasi Benteng. Oleh orang Tionghoa, nama-nama kota di Indonesia ditransliterasikan ke dalam bahasa Tionghoa dialek Minnan, dan digunakan secara lisan dan tertulis dalam catatan sejarah, dokumen-dokumen, dsb. Contoh, Bantan 萬丹 (Wandan) untuk Banten dan Bunteng 文登 (Wendeng) untuk Tangerang tadi, lalu Pasnia 吧城 (Bacheng, Benteng Kalapa, dari Sunda Kalapa) untuk Batavia (Jakarta), Bobut 茂物 (Maowu) untuk Buitenzorg (Bogor), Banliong 萬隆 (Wanlong) untuk Bandung, Cnelibun 井里汶 (Jingliwen) untuk Cheribon (Cirebon), Sampalang 三寶壟 (Sanbaolong) untuk Samarang (Semarang), dst. (David Kwa , http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/54442)