Budaya-Tionghoa.Net | Buku karya Amy Freedman ini mengulas tentang diaspora Tionghoa di tiga negara sekaligus. Dua merupakan negara di Asia Tenggara yakni Indonesia dan Malaysia dan satu lagi adalah Amerika Serikat. Walaupun berasal dari kawasan yang berbeda tetapi ada persamaan dari jumlah populasi Tionghoa yang signifikan di tiga negara ini.
Etnis Tionghoa dianggap memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara seperti Malaysia , Indonesia dan Singapura. Disisi lain kekerasan juga dialami etnis Tionghoa dimasa lampau . Ini menimbulkan pertanyaan bagaimana etnis Tionghoa begitu kuat secara ekonomis tetapi tetap termarjinalkan secara politik ?
Di awal tahun 1996 , pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat , Indonesia dan Malaysia tampak menjanjikan. Presiden Clinton difavoritkan untuk memenangkan pemilu dan demikian pula dengan Mahathir dan Suharto di Indonesia dan Malaysia.
Musim panas 1997 membawa angin lain bagi Malaysia dan Indonesia. Di Amerika Serikat , Tionghoa Amerika merasa terkepung oleh gambaran media mengenai kontribusi illegal terhadap kampanye Clinton. Di tahun 1998 , Indonesia dan Malaysia mengalami gejolak . Kerusuhan menghancurkan properti Tionghoa di Indonesia dan sejumlah gadis-gadis Tionghoa mengalami pemerkosaan . Peristiwa ini mendorong eksodus Tionghoa Indonesia secara besar-besaran.
Di Malaysia para pelajar turun ke jalan dimana Tionghoa-Malaysia tetap tinggal dirumah dan menahan diri untuk mengkritik pemerintah Malaysia. Mahathir mendepak Anwar Ibrahim yang merupakan wakilnya dan gelombang protes yang melanda Malaysia bisa diatasi walaupun kekuatan Mahathir sedikit melemah disbanding sebelumnya.
Amy Fredman juga mengamati bahwa Tionghoa yang mencapai kesuksesan ekonomi tetapi tingkat partisipasi politiknya masih rendah di Indonesia dan Malaysia. Menurut Amy , di masa Orde Baru , Tionghoa Indonesia terlarang untuk berpartisipasi penuh dalam bidang politik dan militer. Tetapi secara individu , beberapa Tionghoa dinilai punya pengaruh di masa Orde Baru. Di Amerika Serikat dimana kontes politik lebih terbuka , grup Tionghoa tetap kurang terwakili secara politik. Ini merupakan sebuah teka-teki.
Dimulai dari istilah “Chinese Overseas” , Amy mengutip Lynn Pann bahwa contoh yang dimaksud adalah Sino-Thais , Chinese Americans dan seterusnya atau orang yang berdarah Tionghoa tetapi tidak berwarganegara Tiongkok (Pan 1999:15)
Sesuai judul buku ini Amy Fredman mengamati komunitas Tionghoa di tiga negara , Indonesia , Malaysia dan Amerika Serikat (Los Angeles dan New York) berdasarkan tingkat partisipasi politik dan korelasinya dengan variabel sosio-ekonomi seperti income dan pendidikan.
Buku ini dibangun oleh beberapa pertanyaan mendasar seperti kapan atau dibawah kondisi apa komunitas Tionghoa menjadi aktif dibidang politik dinegara-negara tersebut ? Dan apa peran organisasi komunal serta pemimpinnya dalam menentukan tingkat partisipasi dan pengaruh ?
Studi kasus mengilustrasikan dikotomi antara partisipasi dengan pengaruh . Kekayaan dan status penting untuk pengaruh , tetapi keterbukaan sistem politik tampaknya tidak mempengaruhi level partisipasi. Politisasi komunitas sebagai suatu unit tidak otomatis mendorong pengaruh politik yang lebih besar terkecuali ada insentif politik yang dapat diraih di luar komunitas. Organisasi etnis dan para pemimpinnya juga dinilai punya peran vital untuk mempengaruhi lingkup partisipasi dan pengaruh.
Secara keseluruhan , komunitas Tionghoa di Amerika Serikat menghadapi tantangan yang sangat berbeda dan kendala kelembagaan dibandingkan rekan mereka di Asia Tenggara. Di Amerika Serikat , pluralisme adalah ideal dan konflik di lembagakan melalui pemilihan umum yang kompetitif. Di Malaysia , consociationalism adalah model dimana konflik secara ideal disalurkan melalui partai politik berbasis etnis.
Dari buku ini bisa ditarik sejarah Tionghoa dari sejarah asal mula kedatangan mereka di negara-negara tersebut sampai pusaran politik yang turut mempengaruhi seperti Chinese Exclusion Act di Amerika Serikat , konflik rasial di Malaysia dan di Indonesia dan juga pengaruh hubungan Republik Rakyat Tiongkok dengan negara-negara tersebut.
***
Amy L. Freedman was an associate professor of government at Franklin & Marshall College, in Lancaster, Pennsylvania. She is currently the Asia Pacific coordinator of a consulting project on democratization and political Islam.
Judul : Chinese Overseas in Malaysia , Indonesia and The United States : Political Participation and Ethnic Minorities
Penulis : Amy L Freedman
Halaman 248
Bahasa : Inggris
Penerbit : Routledge
Tahun : 2000
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa